ー Black Dress

870 122 18
                                    

I'm in the black dress
Wanna dance with me?
This is for you

CLC - Black Dress

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Suara dentuman musik terdengar keras di segala penjuru ruangan. Ditambah ritme-ritme yang cepat semakin membuat suasana semakin menggila.

Ditengah ruangan banyak orang meliuk-liukkan badan mereka, mengikuti alunan musik yang cepat. Tanpa memperhatikan aturan ketukan dari tarian itu sendiri. Sedangkan di ujung-ujung ruangan banyak yang duduk bergerombol, entah mereka bercengkrama ria, bermain adu nasib, atau hanya  meminum botol demi botol cairan yang terlihat bening itu.

Tapi pria berhidung lancip ini tidak termasuk diantara mereka semua. Dia lebih memilih duduk sendirian di depan meja bartender. Meminum segelas cairan berwarna merah keunguan yang baru saja dia pesan. Simpul dasi yang sudah terlepas entah kemana membuat penampilannya semakin berantakan.

Masalah kantor yang tak henti-hentinya datang membuat dia memilih untuk datang ketempat ini. Ditambah jika penjualannya kali ini tidak menghasilkan laba maka usahanya akan gulung tikar. Baru membayangkannya saja sudah membuatnya pusing bukan main. Maka dari itu dia lebih memilih untuk menikmati rasa menyengat dari cairan merah keunguan yang mengalir dari lidah menuju kerongkongannya. Sesekali lidahnya mengecap kedua bibirnya yang masih meninggalkan rasa manis.

Suara musik yang sedari tadi terdengar keras tiba-tiba saja menjadi mengecil. Tergantikan dengan suara sang DJ, memberi tahu kepada seluruh pengunjung bahwa puncak acara pada malam ini akan segera dimulai.

Tak lama seorang wanita berpakaian serba hitam naik ke atas panggung utama. Rambut panjangnya yang dia biarkan terurai, pakaian hitam yang ketat menampakkan bentuk tubuh bagian atasnya. Oh, jangan lupakan perut langsing nan putihnya terlihat. Bawahannya dia menggunakan rok diatas lutut, atau mungkin lebih bisa disebut sebagai kain yang hanya terpasang berputar membiarkan kedua kaki jenjangnya yang dibiarkan terekspos bebas. Sorot lampu yang sedikit redup menambah kesan sexy tersendiri untuknya.

Orang-orang yang tadinya sibuk dengan aktivitas mereka kini mulai merapat menuju panggung utama tersebut. Menantikan apa yang akan ditampilkan oleh sang bintang tamu pada malam ini. Tak terkecuali Dokyeom. Dia merasa perlu hiburan tambahan tak cukup hanya minum saja.

Dokyeom masih menunggu. Masih bingung dengan apa yang akan dilakukan wanita dengan dandanan seperti itu disana. Dirinya merasa sedikit risih akan pujian-pujian orang disekitarnya. Dokyeom menganggap mereka terlalu berlebihan.

Setelah dia siap pada posisinya. Suara musik yang cukup mendayu mulai terputar. Wanita itu mulai meliuk-liukkan badannya menyesuaikan alunan lagu. Sesekali dia berputar, membuat rambutnya yang terurai bergerak dengan leluasa.

Lama kelamaan musik yang tadinya mendayu berubah menjadi lebih cepat. Gerakan yang tadinya pelan namun menggoda mulai berubah menjadi erotis.

Dokyeom merasa terpesona dengan gerakan wanita itu. Sepertinya Dokyeom mendapat karma karena menyepelekan orang lain tadi. Karena sekarang Dokyeom juga jatuh kedalam pesona sang penari berbaju hitam.

Dokyeom merasa akan memberi nama wanita itu dengan sebutan black dress. Gerakkan dan pesonanya semakin terlihat mengagumkan apalagi ditambah sorot lampu yang hanya mengarah padanya.

DokJu Series | Dokyeom YujuWhere stories live. Discover now