~PROLOG~

99 22 25
                                    

Halo semuanya!
Akhirnyaa.. SEGRET di publish!
Gak tau kenapa tiba-tiba pengen buat versi cewek yang kembar.

Oke, let's reading ya, guys!!
___________________________________

"Lo beneran, Ran?"

Gadis yang ditanya menundukkan kepalanya sembari mengangguk. Kemudian ia menyeruput lemon tea yang baru saja di pesan beberapa menit yang lalu. Suasana kafe yang sedang ia huni saat ini, sangat mendukung untuk menenangkan hatinya.

"Gue, gak nyangka, Karin ternyata punya perasaan yang sama kek lo ke Alka." ucap Gita pada sahabatnya yang sedang menatap keluar jendela itu dengan tatapan lesu "jadi, diantara kalian gak ada yang mau ngalah?" lanjutnya bertanya pada Kiran.

Kiran mengalihkan pandangannya ke arah Gita, lalu kembali menunduk "Gue gak tau. Kayaknya gue lagi yang harus ngalah dan mundur kali ini." ucapnya, lalu mengambil earphone yang ada di dalam tasnya. Ia memasangkan earphone itu ke telinganya lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi,memejamkan matanya, mencoba mencari ketenangan.

Gita, yang merupakan sahabat karib Kiran sejak sd itu menatap Kiran dengan tatapan sendu. Sahabatnya itu selalu saja mengalah. Jika ada sesuatu yang Kiran ingin, namun diinginkan juga dengan kembarannya, ia pasti akan memberikan itu pada kembarannya. Gita merasa sangat iba karena Kiran yang selalu mementingkan kebahagiaan orang lain dibandingkan kebahagiaannya sendiri. Ia menghela nafas panjang lalu menatap ke luar jendela seperti yang dilakukan Kiran tadi. Mencoba berfikir apa yang akan dilakukan untuk membantu Kiran kali ini. Ia tidak bisa membiarkan sahabatnya terus mundur seperti itu. Sebagai seorang sahabat, Gita harus melakukan sesuatu. Tapi apa?

"AH! Gue punya ide!" teriak Gita yang membuat Kiran membuka mata, terkejut mendengar Gita berteriak.

"Hah?" Kiran melepaskan earphone - nya, dan mengernyitkan dahinya bingung. Gita mendekatkan mulutnya ke telinga Kiran lalu membisikkan sesuatu.

"Gimana?" tanya Gita tak lepas dari senyum lebarnya.

"Lo bisikkin apaan, sih, Git?" ucap Kiran seraya membenarkan letak kacamatanya meminta Gita mengulang apa yang ia bisikan. Senyum Gita langsung menghilang dari wajahnya.

Sahabat gue kok, bucong sih?

Ia langsung mendekatkan mulutnya lagi ke telinga Kiran. Kali ini ia mengucapkannya sedikit lebih keras.

"Denger?" tanya Gita memastikan. Kiran mengangguk.

"Ngerti?" tanya Gita lagi, memastikan.
Kiran menggeleng. Gita menepuk jidatnya pasrah dengan sahabatnya yang satu ini.

"Oke, gue pulang!" ucap Gita sembari mengambil tasnya lalu beranjak dari duduknya. Namun ditahan oleh Kiran.

"Eh, jangan dong, Git. Kasihtau dulu. Beneran deh, gue gak telmi dan bucong lagi. Plis dong!kasihtau gue!" pinta Kiran sambil memegang erat pergelangan tangan Gita.

"Bener nih? Jangan bucong!" Kiran mengangguk.

"Jangan telmi!" Kiran mengangguk pasti. Lalu untuk ketiga kalinya, Gita mendekatkan mulutnya ke telinga Kiran lalu membisikkan rencananya itu.

"Gimana?" tanya Gita dengan mata berbinar. Kiran menerawang ke atas berpikir untuk sejenak.

"Gue gak yakin deh. Gue bakal menang dengan penampilan gue yang nerd kayak gini." ucap Kiran melihat ke bawah penampilannya.

"Gak! Lo harus semangat. Lo gak boleh mundur terus hanya karena tingkat ke-pede-an lo yang kurang." ucap Gita meyakinkan sahabatnya "lagian apa sih yang kurang dari lo! Ran, lo itu cantik. Lo baik. Lo pinter. Cuma orang orang aja yang gak nyadar dengan kecantikan lo! Gue sahabat lo Ran! Dari sd sampai lo SMA disini! Karin sama lo, itu gak ada yang paling cantik dan gak ada yang jelek, karena kalian berdua itu dilahirkan kembar." jelas Gita meyakinkan Kiran, lagi.

"Tapi, semua yang melihat gue, berbeda kalo dia ngeliat Karin. Mereka gak ada yang nyangka kalo gue sama Karin kembar. Karena penampilan gue." bantah Kiran mulai merendahkan dirinya sendiri. Gita membuang pandangan ke arah lain, sahabatnya ini terlalu merendahkan dirinya dan tidak memiliki sifat sombong sedikit pun.

"Kiran, dengerin gue. Lo gak boleh menjadi bayangan Karin melulu. Ini saat yang tepat menunjukkan diri lo yang asli. Tanpa lo ngubah penampilan lo, lo itu tetep cantik." ucap Gita lebih serius. Lalu ia kembali berucap "gue gak akan biarin lo mundur, untuk kali ini. Ini soal perasaan, dan kalo lo pendam itu rasa sakitnya gak terkira. Gue bukan nuntut lo buat bertanding sama kembaran lo sendiri, tapi gue mau seenggaknya lo ada perjuangan sedikit buat merjuangin rasa lo ke ka Alka. Seenggaknya juga kalian bisa bersaing dengan sehat tanpa ada rasa sakit hati duluan. Soal menang atau tidaknya itu tergantung perasaan kak Alka ke kalian. Dia bisa aja milih lo, kalo dia mau. Bisa juga Karin, atauu.. " ucapan Gita terpotong.

"gak akan ada salah satu yang menjadi pemenang karena ada orang lain." lanjut Gita lagi. Ia segera meminum jus alpukatnya sampai setengah.

"Tapi, itu kembali ke diri lo sendiri. Kalo lo mau dan niat buat merjuangin rasa lo, semua hasil berjuang gak ada yang sia-sia." ucap Gita yang membuat Kiran berpikir kembali. Kiran menghela nafas panjang. Ia benar benar bimbang dengan keinginannya. Apakah ia laksanakan saja rencana Yang diusulkan Gita? Tapi nyali Kiran sudah terlebih dahulu menyusut. Di sisi lain, Kiran ingin merasakan lelahnya sebuah perjuangan. Ia menguatkan tekad lalu kembali duduk dengan tegap.

Ia melihat ke arah jam tangan hitamnya yang melingkar. Pukul 16:45. Ia harus pulang.

"Git, gue akan coba omongin ini ke Karin. Makasih buat waktu lo. Makasih udah nyemangatin gue. Gue harus pulang sekarang." pamit Kiran pada Gita. Gita tersenyum lalu memeluk sahabat nya.

"Jangan nyerah sebelum lo berjuang! See you, KIKI!" balas Gita melepaskan pelukannya.

Pletak!

"Udah gue bilang jangan manggil kiki lagi. Malu tau gak?!" ucap Kiran malas dan Gita hanya membalas dengan nyengir kuda.

Lalu Kiran berjalan keluar dari kafe itu diikuti tatapan Gita menatap punggungnya yang semakin menjauh dan akhirnya benar-benar menghilang. Gita menunduk lalu tersenyum sendu.

Semoga aja, tuhan adil sama lo dan Karin. Semoga, lo akan dapetin kebahagiaan yang tak terkira suatu saat. Walau gue gak tau, Ran,suatu saat itu kapan. Yang jelas gue yakin suatu saat itu akan datang.

~~✴️~~

From: author to readers

Hai reader's.
Bikin lagi nih ceritanya.

Jangan lupa vomment guys!
Itu sangat sangat dibutuhkan!

-salam lathifanashwa12

SEGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang