BAB 1

3.4K 164 80
                                    

Aiko meletakkan bokongnya di atas bangku taman tepat di bawah pohon maple yang sudah menggugurkan daunnya. Musim gugur kali ini menghantarkan udara dingin yang cukup membuat tubuh merinding, hingga membuat sebagaian besar orang akan memilih berdiam diri di dalam rumah ketika meraka tidak sedang bekerja. Sayangnya, di musim gugur yang hampir mendekati musim dingin ini Aiko termasuk dalam orang-orang yang terpaksa keluar rumah untuk bekerja.

Ia benci musim gugur dan musim dingin, karena kedua musim itu mampu membuat tulangnya serasa mengkerut karena kedinginan. Aiko tidak suka dingin, tapi ia suka makan eskrim meskipun tidak terlalu menyukainya juga. Hanya saja makan eskrim terkadang cukup membuatnya tenang terlebih jika eskrim itu memiliki rasa teh hijau seperti yang selama ini di sukainya.

Intinya ia menyukai apapun yang menggunakan bahan makanan dari teh hijau. Minuman kesukaannya yang sudah di minumnya sejak ia kecil.

Aiko meletakkan kedua tangannya ke samping tubuhnya, meletakkan kepalanya di samping bahunya. Pandangannya menatap ke depan, memperhatikan beberapa pasien yang memang bisa berjalan dan sudah mulai sehat mendatangi areal taman yang cukup sejuk untuk tempat duduknya. Mereka mungkin bosan di dalam kamar rawat, jadi sedikit berjalan-jalan dan menikmati udara sejuk di luar merupakan pilihan yang tepat.

Sodoran gelas dengan asap yang masih mengepul membuat Aiko menegakkan tubuhnya. Ia menatap ke samping dan menemukan pria yang sejak beberapa hari ini selalu di hindarinya, pria yang juga selalu membuat jantungnya berkhianat karena selalu berdetak kencang setiap kali mereka berdekatan.

"Terlalu dingin duduk sendirian di tempat terbuka seperti ini."

"Mau apa kau kemari? Seperti tidak punya pekerjaan saja."

Aiko meraih gelas berisi teh hijau yang masih hangat dan meminumnya. Tidak lupa tampang kesal juga menghiasi wajahnya. Selalu seperti itu. Setiap kali bersama Jung Shin, ia harus membungkus dirinya dengan wajah ketus dan tidak suka agar pria itu menjauh. Sayangnya semua itu sepertinya tidak berpengaruh pada Jung Shin yang selama justru seolah tidak masalah dengan sikap ketus yang di tunjukkannya.

Lihat saja sekarang, pria itu malah dengan santai meletakkan bokongnya di atas bangku tepat di sebelahnya.

"Kenapa kau diam? Cepat katakan maksudmu dan pergi dari sini."

"Kenapa? Lagi pula aku kemari tidak sepenuhnya untuk menemuimu."

Aiko mengernyit, "Lalu mau apa kau kemari?"

"Mengantar seseorang yang ingin bertemu denganmu, tentu saja."

"Mana dia? Kenapa aku tidak melihatnya bersamamu?" Aiko menoleh ke sana kemari, tapi ia tidak melihat siapapun yang Jung Shin maksudkan.

"Seperti biasa, tertahan oleh para perawat yang mengerubungi."

Aiko mengangguk. Iya, perjalanan bocah kecil tampan itu memang tidak pernah berjalan mulus layaknya jalan tol setiap kali ia ke rumah sakit. Bukan karena bocah itu sakit, tapi begitu memasuki rumah sakit ia akan kesulitan bergerak karena banyaknya para perawat yang menahan langkahnya. Siapa yang tidak akan terpesona pada bocah tampan berumur empat tahun yang begitu menggemaskan itu? Jawabannya tentu saja tidak ada.

"Kenapa kau tidak membawanya pulang ke rumah setelah menjemputnya dari sekolah?"

"Ia ingin menemuimu. Katanya merindukanmu."

"Kata-katanya seperti orang dewasa saja."

"Seperti tidak tahu Shin Woo saja."

Mereka kembali terdiam, memilih melihat pemandangan di depannya sampai sebuah suara dari bocah pria yang sejak tadi mereka perbincangkan datang dengan setumpuk makanan dalam pelukannya. Ada coklat, permen, dan tentu saja makanan kesukaan anak kecil seperti eskrim.

✔Unbreak My Heart (Sequel #1 GMAB) (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang