-TIGA : Kepingan Akhir-

1.7K 217 65
                                    

Begitu pintu kamar asrama Jimin dan Jungkook terbuka, kontan saja anak-anak asrama yang berdiri di koridor melongokan kepala, menoleh pada mereka. Wajah lebam Jimin menjadi fokus pandang orang-orang yang mereka lewati. Ruam biru tampak jelas di sudut bibir Jimin dan tulang pipi sebelah kiri.

Jungkook yang mengekor di belakang Jimin memasang ekspresi tidak bersahabat. Malam itu untuk pertama kalinya mereka bertengkar hebat. Jungkook yang meninju wajah Jimin, luar biasa marah karena telah dikhianati oleh sahabat baiknya sendiri.

Semalam Jimin membongkar semua rahasia yang selama ini tersimpan rapi tanpa Jungkook ketahui. Keduanya berjalan menuju lapangan bisbol, bukan untuk kembali melanjutkan acara baku hantam. Tapi menghadiri latihan yang sudah dijadwalkan. Mereka tidak bisa absen hanya karena sedang dilanda kemarahan, karena Jungkook menanggung beban lain dengan menjabat sebagai kapten tim.

Jungkook menitahkan semua anggota timnya untuk melakukan pemanasan selagi menunggu pelatih mereka datang. Dia melirik Jimin yang hanya terdiam, sama sekali tidak menyahut seperti yang biasanya. Bahkan langkah lari Jimin tidak beriringan dengan Jungkook, Jimin berlari melewati dirinya.

Seharusnya, Jungkook yang marah di sini. Tetapi Jimin sama egoisnya dengan tidak mau mengalah merasa bahwa hal seperti ini; apa yang telah dialami Jungkook bukanlah kemauannya. Jimin marah karena semalam Jungkook berkata, “Kau pengkhianat Jimin. Aku membencimu.” Padahal apa yang Jimin lakukan selama ini adalah untuk Jungkook juga.

Usai melakukan pemanasan, Jungkook mengambil tongkat bisbolnya. Jimin berdiri di tengah seperti biasa, menggunakan sarung tangan bisbol, bersiap untuk melempar setelah melihat Jungkook berdiri memegang tongkat bisbol dengan cengkraman kuat. Pandangan keduanya beradu, mata Jungkook berkilat penuh emosi terpendam seolah akan menghajar habis Jimin dengan tongkat bisbolnya.

Strike!”

Pelatih mengamati Jungkook yang bergeming di tempat. Posisinya tidak berubah, menatap lurus ke arah Jimin. Pikiran Jungkook tidak terfokus pada permainan, bahkan saat strike kedua diteriakan dengan lantang dan penangkap bola di belakang Jungkook berbisik memanggil Jungkook, dirinya tetap tidak merespon. Dan di strike ketiga, Jungkook melempar tongkat bisbolnya ke tanah. Merasa tidak bisa berdiri lebih lama di lapangan sedang suara Jimin semalam terus mendengung di telinganya.

“Jika tidak percaya padaku tanyakan pada Ibumu, Jungkook! Sambil menangis, Ibumu yang menyuruhku merahasiakan semuanya darimu.”

Maka Jungkook meninggalkan lapangan setelah melepas semua atribut pelindungnya seperti topi dan sarung tangan. Mengabaikan pelatih yang terus memanggil namanya. Jungkook bahkan tidak menoleh untuk melihat raut Jimin sama terlukanya.

Jungkook sampai di depan rumahnya di kawasan Gangnam. Ada sebuah sedan hitam terparkir di halaman depan. Suara dua orang wanita bercakap-cakap terdengar dari dalam rumah. Jungkook mengurungkan diri untuk memutar kenop pintu saat namanya disebut-sebut oleh seorang wanita. Itu bukan suara ibunya.

“Jungkook hanya terlalu mencintai anakku, sampai dia tertekan rasa bersalah karena tidak bisa mempertahankan Taehyung dalam pelukannya.”

Jungkook memundurkan langkah, merasakan badannya tidak karuan. Kepalanya berat setelah mendengar nama Taehyung. Jadi wanita yang berada di dalam sana bersama ibunya adalah ibu Taehyung? Bibi Kim yang semalam Jimin ceritakan sebagai pemilik rumah di dekat rumah Jimin, yang sekarang telah kembali di Daegu setelah upacara pemakaman Taehyung. Lantas, yang menghabiskan waktu bersama dirinya selama di Busan itu siapa? Taehyung yang mana?

Ubun-ubun kepala Jungkook tiba saja terasa nyeri sekali, seperti ditusuk tombak berkarat. Sangat sakit. Jungkook bahkan tidak bisa melihat dengan jelas. Semua yang tampak di pandangannya memburan dan berputar. Dia memegang kenop pintu sampai terputar membuka, melangkahkan kaki, kepalanya seperti ditimpa tumpukan beton. Telinganya mendengar ibunya berteriak memanggil namanya dan dia menangkap kilatan cahaya putih lalu gelap.

Spring Day [ #kookvweeks ] ✅Where stories live. Discover now