Prolog

18.1K 302 0
                                    

Bruk

"Ah ... maaf," ujar Venuela aka Veve.

Sementara orang yang bertubrukkan dengan Venuela hanya memandangnya dari atas ke bawah dengan tatapan menilai.

"Maaf, bukankah tidak sopan memandang perempuan seperti itu?" tegur Veve.

"Lo yakin lo perempuan? Pakaian kusut semua, rambut lo sudah kayak singa, muka polos tanpa make up. Jangankan make up, bedak aja gak ada," ujar orang itu.

"Apakah itu penting bagi anda?" sinis Veve.

"Ditambah dadamu juga rata," ucap orang itu dengan sanatainya.

"Sh*t! Gue gak punya waktu untuk berurusan dengan cowok mesum kayak lo!" ujar Veve sambil berlalu.

"Dih ... sombong! Berapa sih harga lo sejam?" teriak cowok itu.

"Gue bukan PELACUR, b*ngs*t!" ujar Veve yang kembali menghampiri cowok itu dan menamparnya, setelahnya Veve segera berlalu.

"Siapa sih cewek tadi?" tanya cowok itu ke recepsionis yang kebetulan menyaksikan pertengkaran mereka di depan pintu perusahaan.

"Namanya Veve, dia pegawai baru di perusahaan ini, Pak."

"Oh ya, saya rasa Pak Bryan membayarmu untuk bekerja, bukan memamerkan belahan dadamu!" ujarnya sambil menatap tajam sang recepsionis.

"Maaf, Pak Raz."

***

Tok tok tok

"Masuk!"

"Siang, Om!" sapanya.

"Ah ... kamu Cio," ujarnya.

"Pipimu kenapa tuh merah? Habis bertengkar lagi sama pacar?" goda Bryan.

"Om lupa ya, aku kan sudah putus lama," ujar Acelicio mengingatkan.

"Wah ... kalau gitu sama anak om aja, baru balik dia dari Amerika," goda Bryan.

"Jangan, Om. Kasian anak om kalau harus sama aku, nanti bisa darah tinggi," ujar Acelicio.

"Haduh, kalau seperti itu kayaknya jangan aja deh," ujar Bryan yang akhirnya menciptakan gelak tawa diantara keduanya.

"Ya sudah, ayo kita langsung ke ruang rapat!" ajak Bryan.

"Iya, Om," balas Acelicio.

Mereka berdua pun beranjak menuju ruang rapat.

***

"Kamu memang benar-benar mirip dengan Ian!" ujar Bryan sambil menyalami dan menepuk bahu Acelicio.

"Namanya juga anaknya, Om," ujar Acelicio.

"Gimana papi dan mami kamu?" tanya Bryan.

"Ya gitu, Om. Mami semakin gencar menjodoh-jodohkan aku dengan anak-anak sahabatnya," ujar Acelicio "Sambil ceramahi aku, mami sudah susah-susah cari'in kamu tolak semua. Padahal itu sudah perfect bisa masak, bisa temanin mami shopping juga, dan seterusnya."

"Memangnya kamu sendiri gak berniat nikah? Apalagi yang kamu tunggu? Karir sudah sukses, umur sudah matang," ujar Bryan setelah tawanya redah.

"Nunggu jodoh, Om."

"Jodoh gak ditunggu, Cio, tapi dicari."

"Belum nemu yang cocok, Om."

"Kamu mau cari pasangan yang kayak gimana lagi, Cio? Bukannya kamu sudah dikelilingi cewek-cewek cantik?"

"Gak tertarik, Om. Aku carinya yang bisa menerima aku apa adanya, Om. Bukan yang ada apanya."

"Haha ... kamu ini bisa saja," ujar Bryan "Kamu sudah makan siang?"

VenuelaWhere stories live. Discover now