Strange Noise 10

2.8K 565 116
                                    

👻 Strange Noise10👻 Say Hi! (1) 👻

Tok ... Tok ... Tok ...

"Biar Vio saja, yang membuka pintunya. Om duduk saja! Itu pasti teman-teman Vio." Segera beranjak menuju pintu depan, saat akan membuka pintu Vio merasakan sesuatu hal yang buruk. "Perasaan ini," pikirnya sambil mengurungkan niat membuka pintu, dengan segera Vio mengintip dari sela gorden jendela.

"Kenapa tidak segera di buka, bukankah Vio tadi bersemangat sekali menyambut kedatangan temanmu?" Vio yang mendengar itu segera membalikkan badan seraya memberi isyarat dengan jari telunjuk yang ia letakkan di depan bibirnya agar Om Didi terdiam.

Suasana menjadi hening di kediaman Om Didi, tapi tidak sehening pikiran Vio. Mengendap-endap untuk meraih tasnya yang berada di ruang tamu. Segera mengenakannya dengan tergesa, hampir saja siku tangannya mengenai gelas sirup yang ada di meja.

"Haahh ... berhentilah ceroboh, bisakah kau tenang? Yang di depan memang lebih seram daripada aku, tapi bukankah kau tak pernah sendiri?" kata Hantu Kak Dani berusaha menenangkan, "Kenapa gadis ceroboh sepertimu, selalu di stalkerin para hantu, huh!" ejeknya.

Vio tersenyum masam, "Ish ... dasar bodoh! Memang sebenarnya kau itu ... apa?" Tangannya yang sudah meraih botol air lain dengan cekatan membuka tutup botol dan meletakkannya di dekat buffet yang berada dekat pintu.

Hantu Kak Dani hanya melirik Vio sekilas. "Aku bukan jenis yang sama seperti mereka, karena aku hanya bayangan menawan yang tidak bisa diraih," jawabnya lalu menghilang dari pandangan Vio.

"Itu hantu, suka banget bikin orang mabuk gombalan. Kalah bis umum, yang suka bikin aku muntah." batinnya kesal. Dengan segera Vio mendekati lorong rumah Om Didi yang berada di dekat pintu, "Om, dipanggil dong penjaganya. Itu yang di depan ada tamu spesial. Om sih, jadi tumbal terakhir tapi jago kabur."

"Sebenarnya om pusing sama kata-katamu yang random nak, untung saja om tipe orang penyabar, jadi bisa memahami kalimatmu yang super memusingkan," ujar Om Didi seraya berjalan ke arah pintu depan mengabaikan pertanyaan Vio dengan segera meraih kenop pintu.

Meski memberengut, Vio dibuat penasaran dengan tingkah laku Om Didi. Hingga membuatnya, memperhatikan tidak jauh di belakang Om Didi dengan penasaran. Vio memang tahu masa lalu Om Didi dari kilasan balik kejadian pada rumah toko itu, tapi ia merasa melewatkan sesuatu. Jadi Vio berusaha mengingat setiap adegan yang terputar bagaikan film pada pikirannya.

  👻 Strange Noise10👻 Say Hi! (1) 👻  

Flashback On

Terlihat anak laki-laki kecil dengan riang memainkan bola di taman depan rumah toko, sambil sesekali melambaikan tangan mungil miliknya pada kakak perempuan yang terlihat menjaganya dari balkon lantai dua. Tak terlihat lagi sosok orang dewasa di sudut mana pun rumah itu.

Tapi senyuman riang yang tergambar jelas di wajah anak laki-laki kecil berusia 6 tahun itu tidak terukir lama, beberapa saat kemudian kejadian buruk tak diharapkan itu terjadi.

Dengan tubuh gemetar ia mendongak—melihat kakak satu-satunya—keluarga yang sangat memperhatikannya, tiba-tiba terlilit sulur tanaman anggur meski berusaha meronta agar terlepas dari lilitan sulur yang terjadi justru sebaliknya sulur semakin menguat mencengkramnya. Ia terdiam berusaha memahami apa yang sedang dialami oleh kakaknya selama beberapa saat.

Bagi anak kecil saat melihat saudara yang sangat ia sayangi tiba-tiba merintih dan berteriak kesakitan pasti membuatnya panik. Dengan segera ia berlari berusaha masuk ke dalam rumah, tapi pintu seolah tertutup sangat rapat bahkan dorongan dari tangan kecilnya pun tak berarti apa-apa. Mengamati sekeliling rumahnya berharap ada jalan untuk memasuki rumah, tapi tak ada satu pun jendela yang dapat ia masuki.

Strange NoiseWhere stories live. Discover now