Bab 2

11.7K 638 8
                                        

Astaga, aku tidak PD dengan bab ini :') tapi aku post ajalah. tinggalkan vote, saran dan kritik ya! Makasih!

***

"Ini!"

Sira tersentak kaget saat tiba-tiba Tia datang dan langsung menaruh semua barang yang dia bawa di atas meja kerjanya. Banyak sekali, sampai-sampai mug yang tadi Sira gunakan untuk minumpun sudah tergeletak dengan posisi terbaring. Untung saja isinya telah habis, kalau tidak, Sira tidak bisa membayangkan apa yang harus dirinya lakukan dengan meja kerjanya ini.

"Apa yang kamu lakukan, Tia?" Sira melihat berbagai macam barang yang masih dibungkus rapi dengan kertas kado itu lalu melirik Tia yang menyeringai di sampingnya.

"Ini semua berkat pesonamu, Sira. Lihat! Belum berapa hari saja penggemar barumu sudah banyak seperti ini! Lihat ini!" Dia menunjuk bungkusan besar yang berlabel sebuah label ternama, lalu kembali menunjuk ke benda lain, "Lalu ini, ini dan ini! Kecantikanmu itu keren sekali, tahu? Aku sampai iri karena kamu bisa mendapatkan sebanyak ini hadiah, dan aku hanya bisa bertugas sebagai pembawanya saja. Tapi mengingat kamu yang bodoh karena melewatkan seluruh kesempatan kamu, aku prihatin jadinya."

Wanita itu menghela nafas. Sira tidak butuh Tia yang iri atau prihatin padanya. Wanita itu hanya butuh sahabatnya ini segera mengangkat semua barang yang dia buang di atas meja kerja Sira lalu membawanya entah ke mana, itu terserah padanya. Karena demi Tuhan!! Meja miliknya benar-benar terlihat kacau sekarang! Sira bahkan sudah tidak bisa melihat monitor komputer miliknya sendiri!!!

"Kamu tidak ingin bertanya dari mana aku mendapatkannya?" Tia berceloteh lagi. Menanyakan hal yang tidak membuatnya tertarik.

"Yang jelas bukan di sini."

Tangan wanita itu mencoba memindahkan beberapa barang kembali ke tangan Tia, demi kembali mendapatkan layar monitor miliknya yang sempat tertutup, "Bawa semua ini, kumohon. Ambil saja. Aku ada deadline sore ini, kalau tidak aku akan dipanggil 02 karenamu."

Tia menghela nafas tapi tidak menolak untuk membawa semuanya. Dia tidak bisa menggerutu karena semua barang ini akan menjadi miliknya.

"Kamu tidak seru." Sira mendengar sahabatnya itu bergumam. Saat beberapa kali bolak balik dari meja miliknya.

Ya, aku memang tidak seru untuk masalah seperti ini. Aku tidak butuh mendapatkan keseruan dari hal-hal seperti ini. Gumam Sira dalam hati lalu dengan tenang kembali mengerjakan tugasnya.

***

Sira point of view

"Gantengnya..."

Aku bergumam pelan sambil terus menatap pria yang sedang berdiri di depan sana. Pria yang sedang memakai kemeja coklat tua itu sedang berdiri di depan ruangan si 02, lengkap dengan berkas-berkas yang ada di tangannya. Sepertinya sih, karyawan baru karena aku tidak pernah melihatnya.

"Hmm...emang ganteng. Kamu ngga mau coba deketin dia?" Tia mengangguk ikut mengamini ucapanku tadi lalu tiba-tiba mengeluarkan idenya yang menurutku absurd itu.

Aku menggeleng dengan malas, lalu kembali mengerjakan pekerjaanku yang tadi tertunda.

"Kenapa lagi? Dia kan ganteng?!" Tia terus mengikuti getak-gerikku sambil bergumam tentang apa yang sekarang pria itu sedang lakukan.

"Jangan mulai Tia. Kamu kan tau bagaimana aku."

Wanita teman satu divisiku itu menghembuskan nafas. Merasa kalah tapi tidak menghentikan agrumennya.

Nerd, Is The New Sexy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang