Ini mengejutkan. Sira dan Tia sama sekali tidak menyangka ini akan terjadi.
02, maksudnya, atasan mereka, tiba-tiba saja mengundurkan diri dan dengan ajaibnya digantikan oleh anak laki-lakinya sendiri! Memangnya bisa begitu? Bukankah seharusnya chief di departemen mereka yang harusnya naik jabatan dan menggantikan sang manajer?
Tapi apa peduli Sira? Yang penting gajinya masuk terus dan bos barunya tidak cerewet, itu bukanlah hal yang perlu Sira permasalahkan.
“Ih, bos baru kita ganteng sekali!” Sira mendengus. Di saat dirinya memikirkan soal gaji dan juga kecerewetan yang mungkin saja bos barunya miliki, Tia malah memperhatikan wajah pria itu.
Ganteng, sih. Tapi Tia tidak perlu menganga seperti tidak pernah melihat lelaki seperti itu.
Sira memutar mata tapi diam saja. Matanya lebih memilih untuk melihat pria yang sedang berpidato jauh di depan sana.
“Kita taruhan deh, Ra. Bos baru kita ini pasti bakalan ngelirik kamu.”
Bisa-bisanya sahabatnya yang satu ini. Tidakkah dia khawatir kalau saja suaranya di dengar? Atau setidaknya gerakannya yang tiba- tiba dan berlebihan tadi saat berbisik padanya, mengundang bos yang sedang berdiri di depan sana melirik ke arah mereka. Karena demi Tuhan, mereka sedang berdiri sekarang! Jadi pastinya gerakan berlebihan Tia pasti akan lebih mengundang lirikan kalau mereka berdiri seperti ini.
Ruangan rapat, yang mereka pakai sekarang memang sudah penuh sekali karena hanya bisa menampung beberapa orang untuk duduk. Dan sisanya seperti Sira dan Tia yang datang terlambat harus rela berdiri selama beberapa menit untuk mendengarkan si pemimpin baru yang sedang berbicara di depan sana. Dan dengan Tia yang berada dI sampingnya dan suka sekali berbisik tentang seberapa tampannya bos mereka yang baru, bukanlah hal yang Sira inginkan saat ini. Mereka bisa saja ditegur dan itu artinya image mereka akan rusak begitu saja dan di cap sebagai orang yang tidak menghargai sesama yang sedang berbicara dengan mereka.
Tapi untungnya, setelah rapat mendadak itu selesai, mereka masih baik-baik saja dan tidak mendapatkan teguran yang memalukan lalu pada akhirnya mereka bisa kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.
****
Sira tidak mengerti. Tapi sepertinya Tia memang seorang peramal. Karena beberapa hari setelah rapat mendadak itu berlalu, si bos malah dekat dengan mereka. Gerald, namanya.
Pria itu baik. Dan juga tampan. Yaah, standard lah, pikir Sira. Dia juga asik di ajak bicara dan yang bagusnya dia tidak nyinyir seperti Rio.
Lalu entah mengapa, Sira jadi dekat dengan pria itu. Mungkin karena sikapnya yang santai saat bersama dengan Sira atau ada hal lain lagi.
Dan di situ, Sira menyadari sesuatu, jika perasaannya pada Rion tempo hari, sepertinya memang hanyalah perasaan sementara yang tercipta karena Sira yang baru saja bertemu dengan seseorang yang benar-benar seperti
“Rion”.
Karena buktinya, begitu dirinya bersama dengan Gerald, Rion beserta hal-hal lain yang merupakan bagian dari pria nerd itu, terlupakan dalam waktu singkat.
Dan Sira bersyukur karena hal itu.
***
“Terima kasih.” Sira tersenyum pada Gerald yang masih duduk di atas kursi bagian pengemudinya.
Pria itu tadi menawarkan untuk mengantarnya pulang. Jadi di sinilah dia, di atas mobil Gerald dan sedang bersiap-siap untuk turun saat mobil Gerald sudah berhenti tepat di depan gedung apartemennya.
“Sama-sama. Besok lagi ya.” Sabuk pengamannya sudah dia lepas saat pria itu menahan tangannya.
“Ya, dengan Tia ya? Aku tidak enak hanya pulang berdua seperti ini.” Seharusnya memang dirinya pulang dengan Tia dan juga Gerald, tapi entah mengapa wanita yang menjadi sahabatnya itu tiba-tiba saja mengatakan jika dirinya sedang ada urusan dan harus pergi sendirian.
“Oke.” Tangan pria itu beralih menyentuh pipinya lalu melepaskan Sira begitu saja.
Saat Sira sudah benar-benar turun dari mobilnya, barulah pria itu pergi sambil tersenyum untuk terakhir kalinya ke arah Sira.
“Oh, astaga. Apakah kamu akhirnya menyerah dan jatuh hati pada pesona Gerald?”
Sira hampir saja memekik kaget. Itu Tia! Wanita itu sedang bersandar pada dinding lobby apartemennya sambil melihat interaksinya dengan Gerald.
“Tia! Apa yang kamu lakukan?! Ku pikir kamu sedang sibuk!?”
“Oh, ayolah, aku berbohong. Aku tidak mungkin menganggu kencan kalian!”
“Mengantar pulang bukan berarti kencan, Tia.” Sejak kapan mengantar pulang seseorang bisa diartikan dengan kencan. Itu adalah hal yang jauh berbeda.
Sira memutar matanya. Diikuti dengan Tia yang juga sepertinya mengikuti respon favorit Sira itu.
“Ayolah, Sira. Jangan kaku seperti itu. Walaupun aku mengerti kamu kaku karena tidak pernah dekat dan tertarik dengan pria sebelumnya.”
Yah, seandainya Tia tahu, dia pasti akan kaget dan marah karena Sira tidak menceritakannya pada Tia sebelum ini.
Tapi untuk apa? Toh, pria itu tidak lagi ada di pikirannya setiap saat. Dan juga, sekarang, ada Gerald yang siap menggantikan pria itu dari pikirannya.
Sepertinya Tia benar. Dia seharusnya jatuh hati pada Gerald. Mungkin setelah ini, dia akan benar-benar membuka hatinya pada seorang Gerald. Si bos baru di departemennya.
***
tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd, Is The New Sexy!
RomanceTidak ada sinopsis. Yang mau, bisa baca OneShoot berjudul Sira dulu baru baca yang ini versi lengkapnya. Terima kasih :)