Prolog

9.4K 567 15
                                    

Baca dulu, siapa tau suka😆

Don't forget to vote and comment 🐤

****

Long Namu, April 2005.

Hari, ini adalah hari yang paling membahagiakan dalam hidupku. Seorang pria berseragam, memberiku setangkai mawar merah yang baru saja merekah. Dia sungguh sangat tampan. Aku menyukainya dan aku harap dia juga menyukaiku. Kau tahu, seumur hidupku aku tidak pernah berdekatan dengan pria manapun. Hanya dia. Ya, hanya dia. Bisakah aku menyebut bahwa dia cinta pertamaku? Ah, bahkan itu terlalu konyol. Aku bahkan baru bertemunya dua hari lalu.
Kusudahi ceritaku hari ini, sampai bertemu nanti diary.

Long Namu, Juni 2005.

Hi, apa kabarmu diary? Sudah lama aku tidak menyapamu. Aku sangat bahagia akhir-akhir ini, sampai-sampai melupakanmu. Oh, iya... Kau ingat bukan pria yang memberiku setangkai mawar beberapa bulan lalu? Beberapa minggu terkahir ini, Kami selalu berkomunikasi dan menghabiskan waktu di akhir pekan (jika ia tidak sibuk) bersama. Dan hari ini, dia menyatakan perasaannya padaku. Aku sangat bahagia karena sekarang kami sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Aku sungguh sangat mencintainya.

Long Namu, September 2005.

Aku tahu, aku salah. Sangat salah. Aku telah melampaui batasanku. Aku telah melakukan hal yang seharusnya tidak aku lakukan. Aku menyesal, sangat menyesal. Tapi, dia bilang... Dia akan bertanggung jawab jika sampai terjadi sesuatu padaku. Dan dia akan menikahiku tahun depan. Setidaknya itu membuatku sedikit tenang.

Long Namu, Desember 2005.

Aku hancur. Sangat hancur. Dia pergi kembali ke kampung halamannya. Meninggalkanku yang tengah mengandung anaknya. Tapi, dia bilang, dia akan segera menjemputku dan melangsungkan pernikahan. Dia juga berpesan padaku untuk tetap mempertahankan janin yang ada di dalam kandunganku. Tapi tetap saja aku merasa sangat resah, apa yang harus kukatakan pada mama? Bagaimana perasaan mama saat mengetahui anak gadis mereka... Hamil tanpa suami? Ya Tuhan, aku sangat bingung harus melakukan apa.

Long Namu, Agustus 2006.

Hi, apa kabarmu diary? Aku yakin kau pasti baik-baik saja karena kau tak hidup. Kalau kau tanya kabarku saat ini, tentu saja aku tak pernah baik-baik saja setelah dia pergi. Hidupku telah hancur. Dia berbohong. Dia tidak pernah kembali.
Aku benar-benar lelah dengan semua kenyataan pahit ini. Semua ini karena aku terlalu bodoh, bisa-bisanya aku mempercayai pria itu. Aku benci dia! Sangat membencinya! Tapi di sisi lain, aku juga mencintainya. Masih sangat mencintainya. Bagaimana dengan dia, masih kah ada cinta untukku? Tidakkah dia rindu denganku dan juga bayinya? Iya, bayinya. Makhluk kecil itu telah lahir ke dunia ini. Satu hal yang semakin membuatku sulit melupakanmu, wajah bayi itu sangat mirip denganmu. Ck, aku benci mengetahui itu.

Long Namu, September 2006.

Aku lelah hidup. Aku ingin mengakhiri semuanya. Selamat tinggal dunia.

*

Gadis bermata teduh itu menyibak kembali lembaran berikutnya, berharap akan ada tulisan selanjutnya, namun tidak ada apapun. Hanya ada lembaran kosong hingga lembar terakhir.

Dengan tubuh yang bergetar, gadis itu meringkuk di atas dinginnya ubin. Di peluknya buku bersampul coklat yang sudah nampak lusuh itu dengan sangat erat. Tangisannya menggema memenuhi isi ruangan kecil bercat putih tulang ini hingga membuat tangisan lain menyahuti. Ia melirik ke arah ranjang kecil miliknya, dan saat itu juga tangisnya kembali pecah. Di atas kasur itu terdapat seorang bayi mungil tak berdosa yang tengah menangis.

Dengan kasar, gadis itu menyeka air matanya lalu bangkit menghampiri bayi tersebut. Sebisa menungkin ia menguatkan diri.

Ia mendudukan diri di samping ranjang. Keheningan menyergap cukup lama. Tidak ada yang dilakukan gadis itu selain memandang wajah polos bayi lelaki di hadapannya.

Perlahan ia membungkukan tubuhnya. Bibirnya berusaha menjangkau pipi mulus bayi tersebut. Ia mengecupnya dengan lembut. Tanpa terasa, air matanya kembali pecah.

"Sekarang, namamu adalah Albian Hinulia. Anakku."

"Mari kita hadapi kepedihan ini bersama."

*******

Cerita ini hanya fiktif belaka. Nama tokoh dan tempat yang ada di sini hanyalah karangan saya semata. Dan bila ada kesamaan nama, tempat dan waktu, itu hanyalah kebetulan yang betul 😂

Maaf juga kalau ada beberapa hal yang tidak sesuai mengenai gelar, pangkat, atau bahkan marga.

Sekian, Nuris Azurra.

19 Maret 2018.

SANDIAKSARAWhere stories live. Discover now