14; better

30.6K 5.4K 897
                                    

[𝕝𝕠𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘...]
[𝕤𝕪𝕟𝕔]

Sekitar dua jam kemudian, Haru memutuskan untuk berhenti.

Ia berjalan cepat ke arah speaker dan mematikan lagunya, sementara Jungkook menatapnya bingung, "Kenapa dimatikan?"

Gadis itu menoleh, "Aku lapar, kita istirahat dulu." Ia melanjutkan, "Lagi pula kita sudah hapal gerakannya."

Jungkook memiringkan kepalanya sedikit, "Tapi masih ada yang belum sempurna."

"Benarkah?" Haru mengernyit, "Bukannya sudah bagus?"

"Pada bagian awal posisi badanmu masih keliru," jawab lelaki itu.

Gadis itu kini paham, "Ah! Yang itu, okay. Okay. Nanti aku perbaiki, sekarang aku mau makan jajangmyeon dulu."

Ia lalu berkutat dengan ponselnya sementara lelaki itu duduk menyandar di dinding. Haru menoleh, "Kau juga mau?"

Lelaki itu hanya merespon dengan anggukan, lalu ponselnya berdering. Jungkook segera mengangkat telepon. "Eoh, hyung?"

Haru kembali fokus pada ponselnya dan memesan dua jajangmyeon pada aplikasi yang ia buka.

"Mungkin sekitar jam sebelas," ucap Jungkook kepada seseorang di seberang sana. Lelaki itu mengernyit, "Geurae? Oke, aku akan pulang cepat."

Gadis itu telah selesai memesan dan menatap ke arah Jungkook yang sedang melirik ke arahnya. "Ya, aku mau makan dulu sebelum pulang," ucap lelaki itu. Ia kemudian mengangguk-angguk lalu mematikan sambungan telepon.

Haru berjalan ke arahnya, "Kau sudah mau pulang?"

Jungkook memasukkan ponselnya ke dalam saku. Ia mengangguk, "Namjoon hyung ingin berdiskusi dengan kami semua."

"Untuk persiapan goodbye stage besok?" tanya gadis itu lagi, ia kemudian duduk di hadapan Jungkook.

Lelaki itu menaikkan kedua bahunya, "Mungkin."

Haru berdeham, "Mengenai bantuanmu itu, kapan kau bisa melakukannya?"

Jungkook menyandarkan kepalanya di dinding, ia menatap ke atas, "Hmm, mungkin lusa. Karena aku tidak punya schedule dari pagi hingga malam."

Gadis itu tersenyum, "Sounds good. Tempatnya di mana?"

"Dekat gedung Big Hit yang lama, aku sering ke sana." Lelaki itu menatap Haru. Rambut hitam gadis itu sedikit berantakan meski telah diikat, menampilkan garis rahang serta lehernya. Collarbonenya juga terlihat jelas karena kerah kaosnya yang lebar.

"Kau akan mengantarku atau kita bertemu di sana?" tanya Haru, mengalihkan fokus lelaki itu.

Jungkook berkedip-kedip lalu menatap ke arah lain. Ia mencerna pertanyaan Haru terlebih dahulu, lalu menjawab, "Bertemu di sana saja. Akan berisiko jika kita datang bersama."

Meski gadis itu kecewa, tapi ia setuju. Ia harus lebih berhati-hati mengingat belum cukup lama semenjak ia debut. "Ah, benar juga."

"Aku tidak sudi namaku bersandingan dengan namamu di judul berita," ucap lelaki itu ketus.

"Jangan khawatir. Nama kita tidak akan bersandingan di judul berita." Haru kini tersenyum licik, "Tapi di kertas undangan."

Kini Jungkook menatap Haru bulat-bulat, "Kau gila."

Gadis itu mengernyit, "Sekiranya kau sudah mengatakan itu sepuluh kali semenjak kita bertemu."

"Untuk apa kau menghitungnya," lelaki itu menggeleng-geleng. Dasar perempuan aneh.

SYNCNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ