nanti ya, aku sedang menenun
karena nantinya negara tanpa perenungan ini tidak malu
kiranya masih mengenakan baju
aku rindu sebuah pesta kecil
dengan kecemasan yang besar.
Aku bernaung pada ketidakpastian
Karena negeri ini hanya sebuah cabang lamunan
Kota malam dengan gairah kurang pengertian
Namun! Rakyatnya malethik dengan seribu kreasi
Mbleber dengan paru kuyup masa reformasi.
Aku memakan emping diatas tabir negara
Sekata delapan ribu, sepertujuan dengan balai kota
Mahsyurnya kerinduan batas terotorial masing-masing bangsa
Manusianya berkata : dukungan atas pilkada
Saya berkata : itu cinta atas permusuhan, walinya sebuah janji, janji mas tuk berjuta atap rumah.
Akalnya! Janji nya tumpul, sama seperti kata manis kau kasih
Jaman paleothikum sudah terbenam
Karena matahari tak pernah bertuju ke hari peradaban cocok tanam
Kau berkata asli pengujarannya, kekasih ku juga juga sama
Buat rincian masalah ramuan, minta tabib suruhan nantinya kasih.