Lie [SOPE]

2.7K 262 31
                                    

°•°•°SOPE°•°•°


'Bohong jika aku tidak merasa sakit, bohong jika aku berkata aku baik-baik saja, tapi bohong juga jika aku mengatakan aku tidak merasa beruntung bertemu denganmu.' -JHS-



Hoseok menatap rinai hujan yang mengetuk- getuk jendela cafe yang terlihat sunyi oleh pengunjung. Suara hujan itu terdengar nyaring mengetuk-ngetuk kaca jendela yang berhadapan langsung dengan jalanan lengang kota Seoul.

Hoseok termenung, tangannya yang kurus terlihat sibuk mengaduk-aduk minuman yang ia pesan setengah jam yang lalu. Dia berbohong, tentang seseorang bernama Min Yoongi yang mengijinkannya untuk tinggal di tempatnya; bahkan nama itu Hoseok dapatkan dari selembaran orang hilang.

Dia menundukkan kepalanya, menatap kosong kearah cairan berwarna dalam gelas kaca bening. Bulir-bulir embun yang menempel disisi gelas itu terlihat mengalir turun, lebih menarik untuk Hoseok perhatian daripada keadaan di sekelilingnya

Hoseok merindukan mereka berdua; Taehyung dan Jimin.

Terakhir yang Hoseok dengar, mereka berdua berencana untuk berlibur ke Hawaii, meninggalkan Negara Korea dan juga meninggalkan Hoseok sendiri di sini; ya meski Hoseok tahu mereka tidak akan menetap di sana, tapi tetap saja Hoseok merasakan kesepian.

"Apa kursi ini kosong?" Hoseok mengangkat kepalanya, menatap seorang pemuda yang sekarang berdiri dihadapannya.

'Min Yoongi?' batin Hoseok, heran dan bingung.

Mungkin saja Hoseok salah mengingat wajah yang terpampang di selebaran orang hilang itu, tapi Hoseok yakin wajah itu ada dalam selebaran yang sekarang terlipat rapih dalam tasnya.

"Eoh?" Jawab Hoseok saat pemuda itu tetap menatap Hoseok; menunggu jawabannya.

"Ah, tenang saja aku bukan orang jahat, hanya saja aku membutuhkan teman berbicara dan kebetulan hanya kau yang ada didalam cafe ini," Pemuda itu tertawa kecil, menggaruk tengkuknya dengan cangung.

"Emm silahkan duduk,"

Hoseok menatap gerakan pemuda itu dengan seksama, berpikir jika pemuda itu tahu bahwa dia menyalahgunakan nama pemuda itu.

"Namaku—"

"Min Yoongi, benarkan?" Hoseok memotong perkataan pemuda itu, membuat pemuda bernama Min Yoongi itu membelalak kaget; menatap Hoseok dengan tatapan curiga.

"Bagaimana kau bisa—"

"Ah jangan salah paham. Aku hanya tidak sengaja melihat wajahmu di selebaran orang hilang," Hoseok menarik selembar kertas usang dari dalam tas kecilnya, "ini."

Yoongi mendengus kesal, melihat wajahnya benar-benar terpampang di atas kertas selebaran orang hilang.

"Abaikan ini. Ini hanya keisengan sepupuku karena aku tidak mengabarinya selama satu minggu," Yoongi meremas kertas itu dengan kesal.

"Hei, ini milikku," Hoseok terkekeh geli saat Yoongi menatapnya dengan tatapan kesal.

"Jadi kau tidak menghilang?"

"Tidak!" Jawab Yoongi terlalu cepat, membuat Hoseok tertawa sambil memegangi perutnya yang sakit.

"Aku senang bisa membuatmu tertawa." Ucap Yoongi berhasil membuat Hoseok menghentikan tawanya.

"Sudah setengah jam lebih aku memperhatikanmu dari sudut sana. Dan selama itu pula kau terlihat murung dan sedih, aku rasa—" Yoongi menebak asal, matanya terlihat memicing menatap Hoseok, "—tebakanku benar kan?"

"Hmmm aku rasa," Hoseok tersenyum. Setidaknya dia harus berterima kasih kepada Yoongi, atas usahanya untuk membuat Hoseok tertawa dan atas nama yang Hoseok pinjam; walau Yoongi sendiri tidak tahu itu.

"Oh, aku minta bayaran atas kerja kerasku dalam menebak raut wajahmu,"

"Huh?"

Yoongi menjulurkan tangannya dihadapan Hoseok, "berikan no telephone mu." Ucap Yoongi tanpa tahu malu.

"Untuk apa?"

"Agar aku bisa menghubungimu, tentu saja,"

"Jika aku tidak mau memberikannya?" Hoseok tersenyum miring menatap Yoongi yang mengerutkan keningnya.

"Aku akan memasang wajahmu, menggantikan wajahku di kertas selebaran orang hilang," Kini Yoongi yang tersenyum miring menatap Hoseok yang mulai terkekeh geli.

Hoseok menarik tangan Yoongi, membuat sang empunya tersentak kedepan. Yoongi menatap bingung, dia melihat jari Hoseok yang bergerak di atas telapak tangannya yang terbuka lebar.

"Itu nomor telephone ku," Hoseok menatap Yoongi dengan senyum yang lebar, "kau bisa menghubungiku kapan pun kau mau." Ucap Hoseok sebelum dia berdiri dan meninggalkan Yoongi yang masih terdiam di tempatnya.

Kebohongan, yang awalnya hanya sebuah alat agar Hoseok dapat terlepas dari orang yang di cintainya, justru sekarang menjadi suatu kenyataan yang membuatnya tak bisa berhenti tersenyum.

.
.
END

Apa ini?!
Entah :v


Lɪᴛᴛʟᴇ Hᴏᴘᴇ'ꜱ└ᵉⁿᵈ┐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang