Bagian 7

3.2K 83 26
                                    

Malamnya waktu menunjukkan sekitar pukul 23:30, saat akan tidur aku keluar dari kamar orang tuaku menuju kamarku sendiri, aku yang sangat penasaran ingin mencoba-coba untuk berkomunikasi dengan sosok wanita tua yang ada di rumah besar yang tadi sore ku lihat, aku mencoba untuk duduk tenang sambil memikirkan sosok yang tadi sore sangat jelas ku lihat wujudnya,

"Assalamualaikum, nyuwun sewu nderek tanglet wau sore sinten ngeh? kok wujud teng griyo gede pojokan meniko sanjange bapak griyanipun taseh kosong"(Assalamualaikum, permisi numpang tanya tadi sore siapa ya? kok wujud di rumah besar dipojokan itu, kata bapak rumahnya masih kosong), ucapku.

Berkali-kali aku mengucapkan kalimat yang kurang lebih sama namun setelah lama aku menunggu, aku tidak mendapati siapapun datang ataupun suara-suara untuk menjawab pertanyaanku. Waktu sudah hampir menunjukkan pukul 00:00 tengah malam, karena yang aku panggil untuk hadir tak kunjung datang maka kuputuskan untuk kembali ke kamar dan memejamkan mata. Baru akan mengambil posisi tidur dan memejamkan mata, dari arah luar jendela kamarku ada sosok wanita yang datang dengan mengenakan pakaian rapi dan bawahan kain jarik yang membuatnya terlihat seperti wanita jaman-jaman dulu, usianya mungkin sekitar 60 tahun an namun memiliki kharisma yang luar biasa.

"mbah sinten ngeh, jenengan engkang wonten griyo gede meniko?"(mbah siapa ya, anda yang ada di rumah besar itu?), tanyaku.

"mboten"(bukan), jawabnya.

"la kok mriki wonton menopo ngeh?"(la kok kesini kenapa ya?), ucapku

"menawi kulo badhe cerito kaleh jenengan angsal nopo mboten?(kalau saya mau cerita sama kamu boleh apa enggak?) pintanya dengan nada lembut,

"ngeh mboten nopo-nopo mbah, monggo menawi badhe cerito"(ya nggak papa mbah kalau mau cerita) 

tak lama sosok ini bercerita panjang lebar tentang kisahnya semasa dia hidup dan saat dia meninggal, "dia" mengatakan betapa dia merindukan keluarganya. Setelah sosok tadi selesai bercerita dan pergi waktu menunjukan pukul 01:15 pagi, aku yang sudah sangat mengantuk akhirnya memasang earphone di telingaku dan memejamkan mata. Baru beberapa saat aku tertidur aku tak sadar aku mengalami kejadian seperti saat aku berada di mbahku dulu. Aku terbangun dari tidurku namun aku juga melihat badanku yang terbaring di tempat tidur, karena sebelumnya pengalamanku yang seperti ini cukup menyeramkan, aku sedikit berhati-hati untuk bertindak. Ini kali kedua aku mengalami hal ini, pertama di rumah mbah, yang kedua di rumahku sendiri. Aku salah akan satu hal, hanya karena aku tak pernah melihat apapun di kamarku aku menganggap kamarku aman tanpa ada sosok apapun, tapi malam itu aku melihat ada sosok anak kecil yang duduk di atas lemari pakaianku dan sosok laki-laki dengan badan besar yang berpenampilan serba hitam dari ujung rambut hingga ujung kaki, laki-laki ini melihat ke arahku dengan tatapan kemarahan. Sebelum aku keluar dari kamarku aku mencoba mengajaknya berkomunikasi. 

"Njenengan sinten kok wonten kamare kulo?"(kamu siapa kok ada dikamarku), tanyaku.

Kurang lebih tiga kali ku tanyakan hal yang sama, namun sosok laki-laki ini hanya diam sambil terus memandangiku, karena cara memandangnya yang menakutkan aku memejamkan mata sambil berdoa tak lama setelah itu sosok laki-laki ini menghilang dari dalam kamarku,

"mungkin dia sosok yang terpanggil karena ucapanku tadi", pikirku saat itu.

Aku beralih memandang ke sosok anak kecil yang berada tepat di atas lemari yang ada didekat tempat tidurku, berbeda dengan sosok laki-laki tadi sosok anak kecil ini hanya duduk diam sambil mengayun-ayunkan kakinya, Aku yang penasaran dengan keadaan diluar dan penasaran dengan sosok yang ada di rumah kosong tadi sore, ku putuskan untuk meninggalkan sosok anak kecil ini dan berjalan keluar kamar. Saat aku berjalan keluar kamar sepertinya "dia" menyadari keberadaanku namun "dia" hanya melihat ke arahku sambil tersenyum. Aku yang dihantui rasa penasaran akan sosok yang tadi sore akhirnya berjalan perlahan untuk keluar dari dalam rumah, aku benar-benar melangkahkan kakiku secara perlahan-lahan. Jujur sebenarnya aku takut untuk melakukan hal ini, mengingat dulu aku pernah mengalami hal ini di rumah mbah namun saat aku keluar rumah bukan rasa aman yang kudapat tapi aku dikejar banyak sekali makhluk dan tentunya aku tidak mau hal itu terjadi lagi.

Saat melintasi komplek perumahan tempatku tinggal aku melihat ada cukup banyak sosok "mereka" mulai dari kuntilanak yang duduk di atas pohon sampai sekumpulan sosok anak-anak yang sedang bermain. Kehadiranku di dunia yang tidak aku pahami ini menimbulkan perhatian diantara "mereka", itu terbukti setiap kali aku melintasi wilayah yang berdekatan dengan "mereka" seolah-olah mereka melihatku dengan penuh tanya tentang siapa aku. 

Aku dengan ketakutanku berlari ke arah rumah dimana sore hari tadi aku melihat ada sosok wanita tua yang ada dilantai dua rumah itu, selain karena aku ingin cepat masuk ke dalam rumah aku juga tidak ingin terlalu lama menarik perhatian "mereka" yang ada diluar. Sampai aku didalam rumah yang ku maksud aku mencari tangga untuk menuju ke lantai dua, di dalam rumah ini semua perabotannya masih bagus dengan ciri khas perabotan tempo dulu, setelah aku menemukan tangga aku naik ke lantai dua rumah ini. Disini aku melihat sosok wanita tua dengan rambut putih yang digulung rapi sedang duduk diluar sambil menatap ke arah luar,

*bagian dari ilustrasi

"Ngopo le kowe kok rene"(kenapa nang kok kesini) sapa wanita tua itu dengan nada bicara yang penuh wibawa.

"Mboten nopo-nopo mbah, badhe tanglet mawon kolo wau sore wonten nopo kok jenengan mersakke kulo wujude jenengan"(ngak papa mbah, Cuma mau tanya tadi sore kenapa kok menampakkan diri ke saya), tanyaku.

Sosok ini bercerita panjang lebar kepadaku, namun "dia" berpesan padaku agar tidak ada seorangpun yang tau apa isi obrolan kami. Singkatnya sosok ini menyuruhku untuk cepat kembali pulang ke rumahku,

"Nek wes ndang balik'o le ojo mampir-mampir, ojo sampek enek seng ngetutke kowe balek, bahaya"(kalau sudah kamu cepet pulang nak jangan mampir-mampir, jangan sampek ada yang mengikutimu saat pula, bahaya), pesan wanita tua itu.

"Injih mbah kulo nyuwun pamit njih nyumun sewu"(iya mbah saya pamit ya mbah, permisi), ucapku.

Sampai sekarang aku tidak tahu apakah yang kualami itu nyata atau hanya sebatas mimpi dan halusinasi saja, yang jelas dua kali aku mengalami hal yang sama. Seolah aku berjalan keluar dari rumah dan dua kali itu juga aku melihat badanku terbaring di tempat tidur, yang pasti setiap malam aku mengalami hal itu keesokan pagi saat aku bangun tidur rasa sangat lelah dan pegal-pegal sangat terasa di badanku.

Bersambung...

Aku Melihat MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang