Indigo 1

486 52 3
                                    

Kring Kring Kring

Sebuah Alarm berdering dengan nyaringnya. Seseorang yang berada didalam Selimut semakin menutupi dirinya. Sebuah tangan pun keluar dari dalam sana,mematikan Alarm yang sedari tadi berisik.

Hingga tak lama,datanglah Alarm alami...

"Dedek!! Bangun!!!" Ya,dia adalah Melody. Ibu dari Nabilah dan Shania. Kali ini Melody sedang membangunkan anak bungsunya.

"Engh,dua menit lagi bun"

Melody menggeleng heran. Kenapa dengan anak bungsunya ini. Selalu saja bangun terlambat.

"Dedek,bangun atau Bunda sembur kamu!" Ancam Melody.

Hanya butuh beberapa detik,Nabilah menyingkap selimut kesayangannya. Berlari memeluk sang Bunda.

"Bau asem,sana mandi!"

Lantas Nabilah melepaskan pelukannya. Mencium Bundanya dengan sengaja,sehingga membuat Melody berpura-pura jiji dan berpura-pura bau.

Nabilah terkikik geli. Lalu,dia pun melangkah menuju ke kamar mandi. Melody menggeleng heran,apa anak kecil yang dulu akan sama seperti sekarang?

***

^ Nabilah Pov ^

"Pagi ayah bunda,kak Nju!"

Semua orang yang berada dimeja makan pun menoleh ke arahku. Mereka melempar senyuman kepadaku,sungguh ini adalah harta terbaiku.

Aku menciumi kedua pipi Ayahku. Berlalu menciumi kedua pipi Bunda,dan terakhir kakak satu-satunya aku.

"Semalem gk bisa tidur lagi,bun." Ujarku. Ayah melihatku dengan tatapan menerawang.

"Apa,kamu lihat dia lagi?"

Lantas aku mengangguk mantap. Ya,semalam aku melihat Dia. Dia disini adalah sosok yang entah dimana seluk beluknya. Yang jelas,dia menggukan baju serba putih,agak lusuh. Dan rambut panjang yang sengaja digerai sampai Lututnya.

Aku mencoba bertanya kepada dia. Tapi sayang,dia selalu menghilang dan selalu saja berbuat semena-mena. Ya,aku pernah didorong sama Dia. Sampai aku terjatuh dilantai dengan luka dikepalaku. Jujur,saat itu Ayahku murka,tapi aku selalu mencoba untuk menyuruh ayahku diam saja dan tenanglah.

"Dedek jangan ngelamun,nanti dedek kenapa-napa,lagih!" Kata Bunda Melody. Aku merasakan elusan dipuncak kepalaku.

"Iya bun,oh iya. Kak Nju,berangkat duluan aja dehk,Nabilah sama Ayah aja!"

Aku mendapat sebuah senyuman dari kak Shania. Dia pun mengangguk dan melengos pamit. Ya dia pergi setelah menyalami Ayah dan Bunda.

"Nanti,malam. Tidur sama Bunda aja yah!" Suruh Ayah. Aku diam,kenapa aku harus tidur dengan Bunda? Aku ini bukan anak kecil lagi,yah.

"Enggak usah,aku kan ada temennya!"

Aku melihat raut wajah Bundaku yang sepertinya kawatir. Dengan cepat akupun berdiri dan mengelus pundak Bundaku.

"Tenang bun,dedek bisa jaga diri kok. Toh,dia gk nyelakain dedek juga,bahkan ada yang lain yang mau tolong dedek."

^ Author Pov ^

Melody dan Farish saling bertatapan. Mereka kagum dengan perkataan anak bungsunya ini. Ternyata dia yang manja sudah menjadi anak dewasa.

"Yaudah,pokoknya. Kalo nanti malam ada dia,panggil ayah atau bunda yah!" Ujar Farish. Dia tidak ingin anak bungsunya diambil oleh sosok tidak jelas itu.

"Siap,Ayah. Yaudah,berangkat yuk!"

Farish pun beranjak berdiri. Menyodorkan tangan kepada Melody,dan diciumlah tangan itu oleh Melody. Setelah itu,Nabilah yang menciumi tangan Melody dan Farish.

Indigo Where stories live. Discover now