15 - Happiness and Sadness

5.9K 441 40
                                    

Yein memejamkan matanya sambil menunggu benda itu memunculkan hasilnya. Sedikit demi sedikit Yein membuka kelopak matanya dan mengangkat tangannya yang menggenggam alat bernama testpack itu. Sambil terus berdoa, dia melihat tanda garis yang sudah terlihat.

"Jungkook!!" teriak Yein keras sambil keluar kamar mandi dengan tergesa-gesa. Ia menuju ke sosok sang suami yang masih tidur telungkup di kasurnya.

"Jungkook!! Jeon Jungkook!! Bangun!!" teriak Yein lagi. Tangan kirinya menggoyang-goyangkan bahu Jungkook, meminta suaminya untuk bangun.

"Wae?" jawab Jungkook dengan suara serak. Dia belum sepenuhnya terjaga.

"Lihat ini Jungkook! Lihat!"

"Lihat apa?"

"Ini!"

Dengan satu sentakan keras, Yein berhasil membalik tubuh suaminya menjadi terlentang. Sedangkan Jungkook hanya mengusap wajahnya kesal. Ia masih mengantuk setelah semalaman begadang mengerjakan laporan praktikumnya.

"Ada apa sih?"

"Aku hamil Jungkook!" seru Yein senang sambil mengulurkan testpack yang sejak tadi ia pegang.

"Mwo!?" mata Jungkook langsung terbuka sempurna. Direbutnya testpack dari tangan Yein. Matanya membelalak untuk memastikan ada dua garis di alat itu.

"Aku hamil kan? Kan? Kan?" ucap Yein penuh semangat.

Grep! Satu pelukan dengan sempurna mendarat di tubuh Yein. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Jungkook. Pelukan itu adalah jawaban atas pertanyaan Yein tadi.

"Terima kasih sayang.. Terima kasih," kata Jungkook setelah melepaskan pelukannya. Kali ini giliran pipi kanan, kiri dan kening Yein yang menjadi sasaran kecupan Jungkook.

Yein tersenyum senang. Selain karena rasa bahagia akan memiliki momongan, ia juga bahagia melihat respon Jungkook yang terlihat sumringah. Pria itu tak henti mengecup bagian dari wajahnya sambil terus mengusap perut datarnya. Ekspresi Jungkook yang sebahagia ini tak akan pernah Yein lupakan seumur hidupnya.

Berita bahagia itu langsung sampai ke telinga Hoseok, Mijoo dan Hyera. Tentu saja mereka bahagia. Bahkan mereka sempat merayakan kehamilan Yein dengan pesta kecil-kecilan.

***

Memasuki usia kehamilan minggu kesepuluh, Yein mengalami morning sickness yang hebat. Hampir setiap pagi ia mual dan muntah. Bahkan ada kalanya makanan yang ia makan kembali keluar karena mual. Hal itu membuat Jungkook luar biasa cemas. Bagi Jungkook, morning sickness yang dialami Yein sudah tidak bisa dikatakan wajar, itu sudah berlebihan.

"Kita ke rumah sakit ya? Mual dan muntahmu semakin hari semakin parah," ucap Jungkook sambil memijat leher Yein. Istrinya sudah muntah untuk ketiga kalinya pagi ini, membuat Jungkook membatalkan niatnya untuk ke kampus. Ia membiarkan dirinya absen karena tak tega melihat kondisi Yein yang lemas dan pucat.

"Tidak Jungkook, aku baik-baik saja," tolak Yein.

"Baik-baik saja bagaimana!? Kau bahkan tidak bisa berdiri dengan kakimu sendiri! Perutmu juga nyaris tak kemasukan apapun sejak tadi," cemas Jungkook.

"Ibu hamil memang begini kan? Kau juga yang bilang kalau ini normal untuk wanita yang sedang hamil muda," kilah Yein.

"Tapi mual dan muntahmu sudah kelewatan Yein. Ini terlalu hebat untuk ukuran morning sickness ibu hamil sepertimu!"

"Aku tak apa, sungguh," kata Yein pelan.

"Sebaiknya kita ke rumah sakit! Lagipula, perutmu sedikit lebih besar untuk kehamilan trimester pertama."

My Stupid Girl [END]Where stories live. Discover now