SATU

1K 98 10
                                    

Hidup adalah karunia.

Karunia yang artinya adalah pemberian;rahmat; atau, hadiah dari Tuhan.

Setidaknya itulah kalimat yang disetujui oleh mayoritas manusia yang ada di bumi. Sehingga mereka bilang, bagaimana pun keadaannya, jalan hidup yang telah dituliskan harus diterima dengan lapang dada dan dijalani dengan penuh syukur.

Tidak ada yang bisa memilih terlahir seperti apa, atau memilih lahir di dunia sebagai anak siapa.

Jika seseorang terlahir di sebuah keluarga yang orang-orang anggap beruntung pun, akan selalu ada rasa tidak puas, akan selalu ada kekurangan yang terlihat, dan akan selalu ada hal-hal menyedihkan yang terjadi.

Hingga akhirnya, kita menyalahkan takdir.

Tapi, bagaimana pun, katanya, Tuhan telah menentukan jalan hidup setiap manusia dengan keputusan yang sebaik-baiknya, dan kita harus mensyukuri itu.

Namun Halilintar berharap, Tuhan tidak pernah menempatkannya lahir di keluarga ini.

.

.

.

.

.

Boboiboy Milik MONSTA

Story by Drazilla
Rate M (MATURE) / Angst, Drama

WARNING(S)! : MATURE CONTENT! (Untuk chapter 20 ke atas), AU, terdapat OC, bad words, agak OOC dan terdapat pairing di cerita ini, Italic untuk flashback, typos dan kesalahan lainnya.

.

.

.

.

.

PRANG!

Ia tersentak bangun. Kedua mata yang terhias oleh lingkaran hitam itu mengerjap, alisnya mengerut kesal karena suara bising yang ada di luar sana sudah mengganggu istirahatnya.

Syukuri saja kata mereka. Heh, apa hidup ini hanya berbatas pada penyerahan diri dan penerimaan? Apa kita harus diam sampai mati dan menerima segalanya dengan lapang dada?

Halilintar perlahan duduk dan melirik jam yang tergantung di dinding kamar.

...pukul dua dini hari.

Ia mendengus. Tidak bisakah mereka mencari waktu lain untuk bertengkar? Sekarang sudah menjelang pagi. Apa mereka tidak lelah? Kedua adiknya juga sedang terlelap, kasihan mereka jika terbangun. Mereka akan menangis dan membuat kepalanya semakin pening.

Apa ia harus hidup seperti ini selamanya?

Anak laki-laki itu mengurut pangkal hidungnya, frustrasi. Suara-suara di luar sana semakin keras, ia mendengar tangis dan suara bernada tinggi yang saling bersahutan.

Sebenarnya ia ingin mengabaikan mereka, kembali tidur dan melanjutkan mimpi indahnya yang terganggu. Tapi tentu saja tidak bisa, ia harus turun dan mengawasi mereka. Ia tidak ingin rumahnya dikunjungi oleh polisi besok pagi karena adanya dugaan pembunuhan.

Ya.. itu kemungkinan terburuk.

Terdengar suara reot pintu kamar yang dibuka paksa dari luar, setelah terbuka, muncul dua sosok bertubuh mungil dari sana.

"...Kak Hali, Gempa nangis terus.. Taufan gak bisa bobo"

Ternyata kedua adik kembarnya. Sudah ia duga mereka pasti bangun karena sangat sensitif terhadap suara bising. Apalagi Gempa, adik bungsunya itu sangat mudah panik.

RETAK (A BoBoiBoy Fanfiction)Where stories live. Discover now