💘 Part 22 💘

4.2K 346 0
                                    

Aku tidak cerita kepada yang lain tentang hal yang terjadi padaku, aku hanya bilang kalau aku terjatuh. Dean hari ini tidak berangkat, membuatku khawatir. Eric hari ini juga tidak berangkat, karena dia akan dirawat di rumah sakit selama 3 hari sampai beberapa luka yang terinfeksi sembuh.

"Dean, kok, gak berangkat, ya", Tanya putri yang bersenderan di bahuku, "Gak ngasih kabar juga"

"Mungkin dia sakit", jawab Aster yang asik memainkan HPnya.

"Mau kerumahnya, gak?", tanya Noel mengagetkanku. Aku langsuny berdiri, menyebabkan Putri terpelanting kebelakang.

"Jangan!!", ucapku.

"Eh? Kenapa??", tanya Noel curiga.

Aku panik, "T- tadi pagi Dean mengirimkanku pesan, katanya dia ada acara keluarga... jadi harus pergi"

"Oh... Baiklah kalau begitu", Noel kembali memainkan HPnya, "Semoga gak lama, deh... Aku harus mengalahkan dia dalam mobel lenjer", ucap Noel tersenyum.

Aku tersenyum kecil, "iya..."

Sepulang sekolah, aku menghampiri rumah bibinya Dean. Bibinya terkejut saat melihatku, aku pun menjelaskan semuanya sehingga bibinya mengijinkanku masuk bertemu Dean.

"Dean... ini aku, Christin", ucapku sambil mengetuk pintu kamar yang ditempati Dean.

Tak ada jawaban. Bibinya yang berdiri dibelakangku terlihat panik. Dia belum keluar sedari tadi malam, dan dia belum makan apa-apa.

Berkali-kali ku ketuk pintu, masih tak ada jawaban. Aku pun mengeluarkan HPku dan menghubungi Tylor untuk mengirimkan tukang service pintu.

"Bibi... Maaf, ya", aku pun langsung mendobrak pintu itu, menyebabkan pintu tersebut patah dan jatuh.

"KAU SALAH KALAU BERUSAHA KABUR DARIKU", teriakku begitu melihat Dean yang sedang duduk di pinggir kasur dengan ekspresi terkejut.

"Christin...", dia memanggil namaku pelan.

Aku mengampirinya dan memegang kedua pipinya, memaksanya menatap mataku secara langsung, "Kau bisa, gak, sih... Gak bikin aku khawatir?? Bibimu bilang kau belum makan dari kemaren malam! Kau mau jatuh sakit apa?!"

Dia menangis, "Ma- Maaf", ucapnya.

Aku tersenyum, "Dean..."

DUAGH! Aku menghantamkan kepalaku ke kepala Dean, "ADAAAAUUU!!! KAU GILA APA?!", Teriaknya kesakitan

"Itu adalah balasannya karena sudah mengkhianatiku, membuatku khawatir, dan tidak mengizinkanku untuk menolongmu!"

Dean terdiam, air matanya kembali menetes, "Maafkan aku, Christin", dia memeluku, sesegukan, "Maaf"

Aku mengelus rambutnya, "Sudah... aku sudah memaafkanmu sedari awal", dia terkejut, "Aku tahu alasan mengapa kau melakukannya... itu hal wajar"

Dia memeluku semakin erat. Ya, inilah Dean yang kukenal. Dia memang terlihat dingin dan tidak peka dari luar, tapi aslinya, dia sangat sensitif, lembut, pengertian, dan sangat peka. Makanya aku seperti tidak pernah bisa menyembunyikan sesuatu darinya.

"Ayo, kau harus makan dulu... setelah itu, kau harus pergi menemui Eric dan meminta maaf kepadanya", ajakku sambil menarik tangan Dean ke meja makan.

Sore itu, akhirnya Dean meminta maaf kepada Eric. Kulihat juga keadaan Eric sudah lebih membaik, namun di masih harus banyak istirahat agar semua lukanya cepat pulih. Saat kami hendak pulang, Kulihat Tylor dan Mutia- bukan, maksudku Gamathea berdiri di tengah lobby.

"Christin", panggil Tylor saat melihatku berjalan kearah mereka.

Gamathea masih berpenampilan sebagai Mutia, tiba-tiba menepuk kepalaku dengan lembut, "Aku minta maaf, ya, aku sudah kasar dan membuatmu jadi sedih. Kau babak belur begini pasti juga karenaku"

"Ah, tidak!! Ini bukan salah Muti- Eh, kak Gamathea, kok", aku panik

Gamathea mengedipkan matanya, "Sebagai gantinya, nanti akan kuberi tahu kau tentang sesuatu yang menarik

"Sudah, menjauh darinya", Tylor mendorong Gamathea menjauh dariku, "Ayo, kita pulang"

"Christin... apakah dia-?"

Akupun tersadar bahwa Dean masih ada bersama kami, "Ah... Iya, Dean... Dia, suamiku, Tylor"

Ah...

Mampuslah...

Aku sudah menbocorkan semuanya ke teman-temanku, makanya hal ini terjadi...

"C H R I S T I N", Panggil Tylor, siap memarahiku.

Cinta Yang Aneh 💘 Donde viven las historias. Descúbrelo ahora