Terkadang terbesit rasa enggan untuk menyapa, berbasa-basi, hingga mengucapkan selamat di setiap hari besar mereka.
Katanya,
"Baru kemarin mereka menyakitimu kan?"
"Memang mereka berada di sisimu di saat kamu terpuruk?"
"Untuk apa ngucapin! Tahun lalu ingat ultahmu juga tidak!"Efek perkataan sisi hitam begitu menyakitkan. Ia menyesakkan dan menusuk hati. Beruntung sisi putih masih lebih kuat darinya.
Katanya,
"Kau pernah menyakiti mereka juga kan?"
"Apa mereka tahu bahwa saat itu keadaanmu sedang terpuruk? Ada di mana kau saat keadaan itu memerangkap mereka?""Keinginan terbesarmu adalah membuat orang sadar bahwa mereka dicintai kan? Mengatur pertemuan, menyapa, hingga mengucap selamat di hari besar mereka adalah bagian dari itu, jadi untuk apa pilih-pilih dalam membagikan cinta?"
Skakmat. Rasanya sisi putih mengguyur tubuh dengan seember air dingin. Menyadarkan nurani dan membebaskan jiwa yang penuh perhitungan.
Keraguan tidak selalu buruk, kadang ia menyelamatkan diri sendiri.

CZYTASZ
When The Night Comes
PoezjaApa jadinya jika seorang gadis menulis surat dan puisi ketika malam tiba? ∆∆∆ Note: Mohon untuk TIDAK menjiplak atau memplagiat cerita saya tanpa SEIZIN saya. Juga tolong kalau ada yang menjiplak karya saya, beri tahu saya. Thanks