Rainangkasa. 3.2

18.7K 1.4K 44
                                    

Hallo selamat pagi buat kalian yang jomblo hehehe.
Aku mau mengucapkan, selama hari Kartini, semoga para perempuan disana setangguh ibu Kartini.

Okey, segitu aja sih. Gak bisa basa-basi:"
Happy reading 💋

*******

Sudahlah hentikan perjuanganmu. Telah terbukti, bahwa senja lebih menarik daripada dirimu.
Istirahatkan hatimu dari rasa sakit.
Jangan terus memaksanya untuk mencintaimu yang jelas-jelas ia tidak pernah menganggap keberadaanmu.

~•~

Setelah kejadian tadi, Rain hanya berdiam diri di kelasnya. Bahkan saat Lisa mengajaknya untuk pergi ke kantin, ia menolaknya.

Rain menelungkupkan wajahnya di atas meja. Badannya bergetar. Raina menangis. Bukan pertama kalinya ia mendengar perkataan pedas dari Angkasa. Namun entah kenapa, perkataan Angkasa tadi membuat hatinya sakit.

"Nangis lagi lo?"

Rain mengangkat wajahnya dengan mata yang sembab.

"setiap ketemu sama lo pasti lagi nangis mulu"

"Pajar ngapain disini?" tanya Raina kepada orang yang sekarang berada di hadapannya.

Fajar mengedikkan bahunya dan memilih untuk duduk di sampingnya.

"cuma di suruh doang" ucapnya.

Raina mengahapus air matanya "di suruh siapa?"

"Temen lo"

"Lisa yaa?"

Fajar tidak menjawab, ia memilih untuk mengambil sebuah buku bersampul biru yang sedari tadi menarik perhatiannya.

Raina langsung merebut buku itu dari genggaman Fajar "Pajar gak boleh liat, ini rahasianya Rain, perivasi" ucapnya.

"privasi bukan perivasi Ra" Raina hanya menyengir.

"udah yaa jangan nangis lagi, tetep Jadi Rain yang selalu ceria kaya gini ya" ucap Fajar sambil mengelus lembut rambut milik Raina.

"Rain tadi cuma kaget doang kok. Rain mah udah biasa digituin sama Angkasa" Raina tersenyum tulus membuat Fajar ikut tersenyum juga.

Fajar bangkit untuk kembali ke kelasnya. Namun saat di depan pintu, dia sempat mengucapkan sesuatu sebelum pergi.

Lo mau nanya ke Angkasa tentang hujan kan? Angkasa itu suka hujan, tapi dia lebih suka senja.

Raina tersentak saat Fajar mengucapkan itu, namun ada hal yang membuatnya penasaran. Saat Fajar sudah keluar, ia mendengar Fajar bicara dengan seseorang namun tidak terlalu jelas apa yang di bicarakannya.

*****

Raina memperhatikan tetes hujan yang jatuh. Sore ini kembali hujan, membuat Raina harus menunggu di sekolah. Saat hujan tadi pagi memang membuat Raina senang, namun hujan sore ini tampak membosankan .

"ishh kok ujannya lama banget sih, Rain takut. Rain mau pulang" keluhnya.

Raina memang suka hujan namun ia benci suara petir yang mengiringinya ditambah lagi sekolahnya yang mulai sepi.

"AAAA MAMA Rain takut" teriaknya saat mendengar suara petir bergemuruh.

"Rain pengen pulang, pengen main sama Catty, gak mau disini" rengeknya yang hampir kembali menangis.

"kenapa lo belum pulang?"

"aku nungguin kamu Sa"

Samar-samar Raina mendengar sebuah percakapan seseorang. Ia mencari asal suara itu. Ia mengintip dari belakang tembok ada dua orang yang sepertinya sedang bertengkar. Raina menajamkan pendengarannya.

"kan gue udah nyuruh lo pulang"

"tapi kan aku mau pulang bareng kamu biar pada tau klo kamu milik aku" ucap perempuan itu.

"gue sama lo udah gak ada apa-apa. Kita udah putus!"

"tapi Angkasa kenapa waktu itu kamu ngakuin klo aku pacar kamu di depan cewe yang kamu sebut gila itu?"

Dugg

Raina mengumpat dalam hatinya. Akibat keterkejutannya, ia sampai terjatuh ke lantai. Raina meringis dan mengelus bokongnya.

"LO-" Angkasa sudah berdiri di hadapannya dengan gadis yang tadi bicara dengannya.





DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN

Rainangkasa [TERBIT]✅Where stories live. Discover now