baby 1

13K 607 61
                                    

Sore hari di komplek Cemara, kedengaran suara ribut dari rumah keluarga kim.

"hah hah, sakithh. Jay!!!" teriak Jini sambil memegangi perutnya yang kembung. Bukan masuk angin tapi ada babynya.

"yayaya baby? Ada apa?" tanya Jay dengan muka idiotnya.

"perutku sakit bodoh, sepertinya baby akan segera keluar, ah ishh~" ringis Jini.

"eh? Keluar? Baby?" dalam keadaan genteng kaya gini Jay malah lola.

"aish, HOSEOK!!! KIM HOSEOK!!!" teriak Jini.

"ya-ya? Kenapa mami?" tanya Hoseok pas muncul di lubang pintu.

"antar mami ke rumah sakit, cepet" pinta Jini.

"tapi tenapa daddy diem aja?" Hoseok bingung ngeliat muka idiot Jay.

"biarkan orang idiot itu berpikir. Sekarang lebih baik kau pesan taksi dan antar mami, cepat! Mami akan lahiran" ucapan Jini sukses bikin kedua pasang mata mereka terbelalak.

"Apa?! Kau akan lahiran? Tapi kandunganmu kan masih 7 bulan?" tanya Jay butuh kepastian.

"ia bodoh, cepat telpon taksi, jangan banyak tanya ahh, ssttts sakit~" Rintih Jini sambil memegangi perutnya yang makin terasa mulas.

"Enggak, aku akan menyiapkan mobil di bawah dan Hoseok tolong gotong mami mu" titah Jay.

Hoseok cengo, bagaimana cara ngegotong maminya yang punya bobot ngelebihin 10x lipat bobotnya sendiri apalagi harus turun tangga, Hoseok kan ngeri.

"A-ayo, cepat Hoseok antal" ajak bocah 5 tahun itu ragu.

Jini turun dari ranjangnya terus tangannya numpu kepundak pendek Hoseok.

"Mami belat~" rengek Hoseok.

"aishh, jangan ngeluh di sa'at yang tidak tepat Seoki"

Hoseok hanya mencebikkan bibirnya lucu dan mencoba menopang beban maminya.

Emang pada dasarnya Jay yang idiot, kemana sih IQ nya yang di atas rara-rata itu, ah pasti hilang saat berhadapan sama keluarganya.

Harusnya Jay menggendong Jini terlebih dahulu ke bawah bukannya lepas tanggung jawab dengan menyerahkan bebannya pada bocah 5 tahun.

"Mami ati-ati" pesan Hoseok pas mereka turun tangga.

Jini dan Hoseok berjalan sangat pelan sampai tangga terakhir. Untung mereka selamat dan sekarang sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit terdekat.

'Ruang persalinan'

Jay tak henti-hentinya menatap pintu yang bertuliskan ruang bersalin itu, ia takut, khawatir dan cemas.

Sebenarnya ia sangat ingin menemani seokjin didalam tapi Hoseok bagaimana? Walau bocah itu menyebalkan di mata Jay tapi dia gak akan tega meninggalkan darah dagingnya sendiri.

"daddy~" rengek Hoseok.

"Kenapa?" tanya Jay.

"apa dedek bayi sama mami bakal celamat?" pertanyaan polos Hoseok sukses bikin namjoon natap Hoseok.

"kenapa Seoki bicara seperti itu?" tanya Jay mencoba lembut tapi di hatinya udah dugeun-dugeun.

"Seoki cuma atut" Hoseok cemberut sambil nunduk mainin kakinya satu sama lain.

"jangan takut, Hoseok harus berani, kan sebentar lagi bakal jadi abang" Jay tersenyum lembut.

"benelan? Seoki bakal jadi abang?" tanya Hoseok dengan mata berbinar.

Baby√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang