25

29.3K 1.6K 204
                                    

#Revisi dan edit

ALL RIGHT, INI REVISI DAN EDIT YANG TERAKHIR.
JADI SETELAH AKU PERTIMBANGKAN LAGI, AKAN ADA PENGHAPUSAN SCENE ATAU PEMBICARAAN DALAM CERITA DUA PART INI. PART 25 DAN 26.

YANG SEMALAM BACA PART 26 DAN BACA AUTHOR NOTE DI AWAL CERITA PASTI TAU APA KEGUNDAHAN DAN KENDALANYA HINGGA AKU REVISI DAN EDIT LAGI PART 25.

JADI SILAHKAN BACA KEMBALI PART 25 INI UNTUK TAU DIMANA BAGIAN YANG AKU HAPUSKAN.

Intinya, aku senang cerita ini banyak yang suka. Makasih semuanya. Terus tunggu dan baca kelanjutan cerita ini hingga end ya.

Happy reading, dear.

Abaikan typo, oke.

.◎°˙♡˙°◎.

Tak terasa kehamilan elena sudah memasuki usia TIGA BULAN, saat ini. Hari ini jadwal periksa kehamilan elena. Brian sedang menunggu elena turun agar bisa pergi ke rumah sakit.

Tak lama kemudian elena turun bersama elise. Brian terpaku. Disana elena memakai gaun putih dengan bahan brokat milik elise. Dan elise juga mendandani elena make up natural, sama seperti dirinya jika dia sedanh berpergian. Elise mendandani elena seperti dirinya.

Brian tersenyum, "Sepertinya jika kalian bertukar posisi aku pasti kesulitan menyadari yang mana elise dan yang mana yang elena."

Kedua wanita itu hanya tersenyum geli. Sejak dulu memang banyak yang mengatakan hal itu. Karena wajah mereka memang sangat mirip. Jika beberapa bulan yang lalu, ada perbedaan tone warna kulit antara elena dan elise. Yaitu warna kulit elena yang lebih gelap dibanding elise yang putih mulus karena sering perawatan. Tapi kini kulit elena juga seputih milik elise. Selama dua bulan lebih elise sering mengajak elena untuk luluran.

"Sudah, segeralah berangkat. Hubungi aku jika hasil usg sudah keluar. Aku tak sabar ingin mengetahui kenis kelamin baby."Elise sangat antusias. Seandainya bisa, dia pasti sudah ikut ke rumah sakit untuk melihaf langsung scan usg rahim elena. Tapi itu tidak mungkin. Karena mereka tak bisa mengambil resiko, bisa saja ada orang yang melihat mereka bertiga ke rumah sakit. Yang lebih gawat adalah jika mereka bertemu dengan rena atau tiara. Jadi, elise harus bersabar dan menunggu di mansion.

"Baiklah, kami brangkat. Ayo, elena."

Kini mereka sudah di mobil dalam perjalanan ke rumah sakit. Elena memandang keluar kaca. Menatap bangunan dan toko-toko yang dilalui mereka. Jalanan siang ini cukup lenggang. Dan hanya sedikit orang yang berjalan di pinggir jalan.

Elena mengelus perutnya dan memikirkan hal yang sama seperti elise. Apa jenis kelamin baby yang ada dalam kandungannya? Apakah laki-laki atau perempuan?

Elena melirik ke arah brian yang fokus menyetir. Elise mengatakan pada elena jika dia menginginkan anak laki-laki tapi dia juga tak masalah jika baby berkelamin perempuan. Dan Elena penasaran dengan brian. Jenis kelamin apa yang diinginkan pria itu? Laki-laki atau perempuan? Elena penasaran dengan pemikiran pria itu. Dua bulan lebih tinggal satu atap membuat elena sudah tak canggung dan bisa berbicara sangai dengan brian. Tapi elena tak akan mau memancing amarah brian. Itu menakutkan, walaupun kini pria itu selalu mencoba menekan semua amarahnya karena elena sedang mengandung anaknya.

"Brian."

Brian menoleh singkat dan berdehem lalu menatap ke arah jalan kembali.

"Kau ingin baby berjenis kelamin apa? Laki-laki atau perempuan?" Elena menatap brian lekat, bahkan wanita itu menggeser posisi duduknya dengan menghadap ke arah brian.

Brian terdiam, dia tak menyangka elena akan menanyakan hal itu padanya. Dia menoleh sebentar ke arah elena sebelum menjawab, "Aku tak terlalu memikirkannya, selagi baby baik-baik saja dan sehat itu sudah cukup untukku." Elena tak menyangka pria itu akan menjawab seperti itu. Dia menatap brian lekat. Ini pertama kalinya elena melihat sisi bijak seorang brian.

Expensive Baby [Update Di Webnovel]Where stories live. Discover now