14. Sabotase

24.6K 1K 56
                                    


Selamat membaca:)

°°°

"Aw-!"Emily memekik saat tangannya yang di perban terimpit oleh tubuh besar seorang pria. Emily tidak bisa melihat wajah orang itu karena kondisi cahaya yang gelap, terlebib pria itu memakai topi sebagai pelindung kepalanya.

"Akhh sakit! lepaskan aku, berengsek!!" Pekik geram Emily kala tubuhnya semakin di tekan ke dinding sampai menimbulkan rasa sakit terlebih pada tangannya yang cedera.

Ingin memberontak dengan menggunakan fisik tapi Emily saat ini tidak berdaya, tangannya yang bebas di tahan begitu kuat, sedangkan tangannya yang lain tak bisa melakukan apa pun karena cedera.

"Stt, diam!" Desis pria yang tengah memerangkapnya itu dengan penuh peringatan.

"Siapa kau?" Tanya Emily geram.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku." jawab si pria dengan nada serak berbahayanya.

Dan tak punya pilihan akan tangannya yang tertahan, Emily memiliki satu opsi terakhir yaitu-menggerakkan kakinya ke atas dan-

Bug!

Satu tendangan kuat mendarat di alat vital si pria yang seketika tubuhnya merosos dengan diiringi pekikan yang terdengan memilukan di telinga.

Yaps, tentu saja pada bagian itu merupakan kelemahan fatal bagi seorang pria.

Segera saja Emily membuka daun pintu dan berhasil, nafasnya tertahan saat melihat dua sosok pria tampan menjulang di hadapannya.

"Kent...!" lirihnya langsung menghambur kepelukan lelaki itu.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Kent setelah pelukan mereka terlepas.

Emily mengangguk kecil. "Sedikit."

Dengan tatapan datarnya, Kent melihat ke arah kamar yang tampak gelap.

"Jangan!" Cegah Emily saat suaminya itu akan bergerak memasuki kamar.

"Tenanglah." Ucap Kent menenangkan, kemudian kembali melanjutkan langkahnya dan Emily memutuskan mengikuti dari belakang sambil berpegangan pada jas Kent-bak anak kecil yang ketakutan mengikuti ayahnya.

"Nyalakan lampunya."

Emily mengerutkan alisnya saat suaminya itu mengeluarkan nada perintah dan Emily menunjuk dirinya sendiri-mengira dirinya lah yang di panggil, tapi ternyata perintah itu terlempar pada anak buah lelaki itu yang berada di belakangnya.

Oh hell Emily sempat-sempatnya kau mendebatkan itu. Rutuk Emily batinnya.

Dan di sedetik kemudian cahaya lampu menerangi seluruh ruangan sampai ke penjurunya dan entah sejak kapan, Kent kini telah berpindah-berada di dekat jendela kaca dengan kepala mendongkrak ke bawah.

Emily langsung menghampiri suaminya itu dan ikut melihat objek apa yang di lihat, dengan di ikuti Max dan ternyata-di bawah sana, tampak seorang pria yang di tebak Emily merupakan penyusup yang menyerangnya tadi tengah bergelantungan pada badan besi pagar yang kemudian di akhiri lompatan memasuki bagian gedung di bawahnya.

Intermediary Of Love [ END ]Where stories live. Discover now