Intermediary Of Love [ END ]

15. Terpesona

Happy reading📖

Fix ya peran Kent sama Emily 'Ferran sama vika' plis jangan marah ya yang gak suka😣🙏 ... Couple Ferran❤Vika banyak yang pilih kok termasuk Author juga suka mereka.😆.

📖

"Emily." Kent mengguncang bahu Emily saat wanita itu tak kunjung menjawab sahutannya.

"Kenapa?" gumam Emily setelah tersadar akan guncangan di bahunya.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Kent.

"Ahh, Tidak ada." Geleng Emily.

"Kalau kau tidak memikirkan sesuatu, kenapa kau melamun seperti itu?" tanya Kent memicingkan matanya.

"Melamun bukan berarti memikirkan sesuatu." sahut Emily menantang Kent adu mulut.

"Terserahmu saja lah . " Malas berdebat, Kent menyahut dingin.

Mendengar nada dingin itu malah membuat Emily kesal. Dasar es!

Dengan menggerutu kesal wanita itu beranjak pergi, meninggalkan Kent yang berdiri di tempatnya dengan sebelah alis terangkat. Kenapa wanita itu? Pikirnya.

Kent mendekat dan memeluk pinggang ramping Emily dengan tiba-tiba, tanpa menyentuh tangannya yang terluka tentu saja membuat sang empu terkejut.

"Kent!"
Dan Kent bisa merasakan tubuh Emily menegang, sedetik kemudian bergerak meronta untuk lepas dari kurungannya, malah membuat Kent gemas untuk semakin mengeratkan pelukannya. Entah kenapa Ia suka memeluk wanita itu!

Emily menghela nafas akan usahanya yang sia-sia. "Kent... Apa yang kau lakukan-hentikan, geli!" protes Emily saat pria di belakangnya itu menumpukan dagunya di bahunya, kemudian tanpa permisi menyembunyikan kepalanya di celuk lehernya dan sambil bermain-main Kent malah membuat tubuh Emily panas sekaligus geli secara bersamaan.

Hingga beberapa kemudian. "Kent..." lirih Emily, tubuh wanita mulai terasa pegal hebat.

"Hm?" Sahut Kent bergumam singkat.

"Untung kau tak tidur. " Lega Emily. Sedangkan Kent mulai mengangkat dagunya dan dengan tiba-tiba mengarahkan bibirnya pada pipi Emily dan-Cup, Emily tersentak kaget saat benda lembab itu menempel di pipinya.

"Kent, Ishh kau!" Emily mencoba menjauhkan pipinya agar bibir pria itu terlepas, tapi dasar licik tangan pria itu malah terangkat menahan pipinya agar tidak bergerak dan sukses saja menguasai pipi malangnya.