37. Kabar buruk

5.9K 291 17
                                    


Jadi, lo bakal bertahan meski keadaan gue sekarat kaya gini?

~Raka

****

Sudah 5 hari sejak kejadian dimana Raka mendatangi Regaf dan memaksa cowok itu untuk memberitahukan alamat rumah Milenia.

Raka langsung dibawa ke rumah sakit saat ia tak sadarkan diri waktu itu. Dan selama 5 hari itu pula keadaan Raka semakin memburuk. Nida, ibunya dengan setia menemani Raka di rumah sakit.

Kenyataan bahwa Milenia masih belum pulang ke rumahnya membuat Raka menggila. Dia perlu bertemu dengan gadis itu, menjelaskan semuanya dan berharap keadaan kembali seperti biasa.

"Anak ibu mengidap penyakit paru obstruktif kronis, karena kebiasaannya yang selalu merokok dibatas normal."

Nida menatap dokter tersebut tak percaya. Wanita paruh baya itu menutup mulutnya dengan tangan sebelum air mata jatuh menyusul satu persatu di pipinya.

"Enggak mungkin dok, anak saya gak mungkin ngerokok."

Tentu saja Nida takan percaya, karena selama ini yang ia lihat Raka tidak pernah melakukan hal macam-macam, terkecuali.. dia pernah bergabung dengan geng garuda.

Gimana selama ini aku gak sadar?

Nida menangis menyadari hal itu. Raka memang anak baik jika di rumah. Tetapi di sekolah?

"Maaf bu, tapi anak ibu sudah dalam kondisi yang parah. Ia perlu mendapatkan donor paru-paru."

Seolah semakin diangkat ke permukaan, Nida menarik napas dalam-dalam. Kembali tak sanggup menerima kenyataan. Setelah perbincangan mereka selesai, Nida kembali masuk ke kamar inap dimana anaknya berada.

Di sana ia melihat Raka terbaring lemah dengan selang infus menancap di tangan kirinya. Nida duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut.

"Kenapa kamu sembunyiin ini dari mama, Raka?" Nida menunduk, memijit pangkal hidungnya. Merasa pusing akhir-akhir ini. Hingga tak berapa lama kemudian, beberapa orang masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Assalamualaikum,"

Nida mendongak lalu mendapati kelima sahabat anaknya berdiri di dekat pintu. "Wa'alaikumsalam, kalian ke sini? Ayo masuk." Ia memaksakan sebuah senyuman pada mereka.

Sean, Kenzo, Zico, Riki dan Robi masuk dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuh mereka.

"Gimana tan? Raka udah sadar?" Sapa Zico basa-basi.

"Udah, dari kemarin sejak kalian pulang jenguk Raka, dia baru sadar." Nida menatap Raka yang tertidur sebentar lalu kembali menoleh pada mereka.

"Oh, sukur deh kalo gitu."

Belum sempat Sean akan berbicara, sebuah ketukan di pintu memaksa mereka untuk menoleh secara bersamaan.

Di sana, di dekat pintu mereka mendapati sosok yang tak asing bagi Sean dan yang lainnya.

"Lo?" Tanya Sean heran.

Regaf masuk dengan santai, cowok jangkung itu menyalami tangan Nida sopan seraya tersenyum kepadanya. Nida membalasnya dengan senyum tak kalah tulusnya.

Raka's Missions! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang