PROLOGUE

16.7K 1.2K 38
                                    

Hai!!! Kita ketemu lagi di ceritaku yang baru. Aku usahakan update cerita ini setiap hari. Harinya sama ketika aku update Kayla juga. Ini cuma prolog dulu, karena konfliknya nanti. Biar kalian penasaran. Ya udah. HAPPY READING!!

🎀🎀🎀🎀🎀❤❤❤❤🎀🎀🎀🎀

Dear Olivia,

Aku tidak bisa menikah denganmu.

Cintaku tidak cukup besar untuk membiayai hidup adik-adikmu.

Maafkan aku,

Lukas

Dengan lemas, Olivia terduduk di tangga altar sambil meremas surat itu. Dengan kasar dihapusnya genangan airmata di sudut matanya. Dia tidak ingin adik-adik yang sangat dicintainya melihat dia terpuruk seperti ini.

Digenggamnya tangan Tamara, sahabatnya sambil menyelipkan kertas itu ke dalam tangan Tamara. Ditariknya napas panjang dan dihembuskannya perlahan. Olivia bangkit dan memasang senyum yang paling natural yang dia bisa.

"Liv..." bisik Tamara di belakangnya. Olivia mengangkat tangannya meminta pengertian Tamara. Kemudian dia berjalan menghampiri keempat adiknya yang berdiri di pintu gereja.

"Guys, ayo kita pulang!"

"Tapi kak... Bang Lukas belum datang! Pernikahannya juga belum mulai," ujar Noel Andreas, adiknya yang pertama. Andalannya, tangan kanannya.

"Kakak memutuskan tidak jadi menikah dengannya," jawab Olivia pelan sambil meraih tangan Virginia Diandra, adik bungsunya.

"Kenapa Kak? Bang Lukas takut ya?" tanya Leo Naftali, adiknya yang kedua dengan wajah marah. Si Pemarah, julukannya.

"Bukan karena itu. Kakak menelepon Bang Lukas dan bilang Kakak takut untuk bertemu keluarganya. Jadi Kakak memutuskan untuk membatalkan pernikahan kami dan Kakak ingin bersama kalian terus." Olivia berusaha menggiring adik-adiknya ke lapangan parkir.

"Apakah karena kami? Lukas mundur karena kami?!" Alexander Nathanael, si 'peramal' menduga dengan sangat tepat. Adiknya yang nomor tiga ini tidak pernah menyukai Lukas. Alex bahkan tidak pernah mau memanggil Lukas dengan sebutan Abang.

"Bukan, Sayang. Kakak lebih mencintai kalian berempat dibanding Lukas," jawab Olivia sambil mengelus kepala Alex yang sekarang lebih tinggi dari dirinya.

"Lebih baik kita pulang sekarang ya," Suara Tamara menyadarkan mereka semua untuk bergerak menuju mobil. "Kak Livvy capek jadi nanti saja ceritanya ya."

Olivia berdiri menatap dirinya di depan cermin. Mereka sudah tiba di rumah beberapa saat yang lalu. Tamara masih mengurus adik-adiknya di luar dan memaksa Olivia untuk diam di kamar.

Olivia tersenyum miris memandang gaun pengantinnya yang sangat sederhana yang dia beli di pasar loak dengan harga yang sangat murah. Hanya demi pernikahan ini, demi janji cintanya dengan Lukas, demi mimpi masa depannya tapi semuanya hancur dengan selembar surat yang menyakitkan.

Well, tidak apa-apa, bisik Olivia lirih. Keempat adiknya lebih berharga daripada apapun di dunia ini. Sejak orangtuanya meninggal empat tahun yang lalu, dia bertekad membesarkan adik-adiknya dengan seluruh cintanya. Mereka berlima tidak boleh berpisah apapun yang terjadi. Tidak juga Lukas yang awalnya meminta agar Olivia melepaskan adik-adiknya ketika mereka menikah nanti.

Rupanya penolakan Olivia berakhir seperti ini. Dia ditinggalkan di altar. Baiklah, tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja selama mereka berlima tetap bersama.

Lukas Andrianto hanya sepenggal masa lalu yang harus dia kubur.

Dilepaskannya baju pengantin itu dan dibuangnya ke tong sampah di dalam kamarnya. Cintanya hanya untuk Noel, Leo, Alex dan Virgi. Merekalah hidupnya!

Olivia Zefanya, di usianya yang ke – 22 tahun menjadi kepala keluarga bagi adik-adiknya.

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

See you next chap!!!

Love you all,
-def-

OLIVIA - Sang Belahan Jiwa (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now