1. Di Sebuah Sudut Kota Cannes

12.7K 1.1K 28
                                    

Haiiiiii....

Hari ini aku juga update OLIVIA ya...

Kepalaku lagi penuh dengan inspirasi yang harus kutuliskan.

Semoga kalian ikutan jatuh cinta dengan Olivia dan Ben ya.

Jangan lupa VOMMENTS kalian ya.

HAPPY READING!

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Dua belas tahun kemudian.

Olivia mengangkat gelas sampanye-nya dan melakukan toast bersama teman-temannya setanah air. Mereka berkumpul di Cannes, Perancis untuk Festival Film Perancis tahun ini. Ini kali ketiga Olivia berada di kota kecil ini untuk keperluan pembelian beberapa film bagi perusahaannya.

Sudah tujuh tahun Olivia bekerja di sebuah perusahaan TV Berlangganan. Dan sudah tiga tahun ini dia menduduki jabatan Manager Distribution and Acquisition Department yang bertugas membeli film-film independen untuk dijual di sinema yang menjadi klien mereka. Posisi perusahaannya saat ini adalah sebagai buyer.

Kantornya mengutus empat orang Manager, termasuk dirinya di Marche du Film kali ini. Dan saat ini mereka sedang berpesta dengan orang-orang yang dari industri film Indonesia. Festival ini berlangsung kurang lebih satu minggu, tetapi Olivia hanya meminta waktu 5 hari di sini. Dua hari lagi dia harus kembali ke Jakarta dan malam ini mereka sedang bersenang-senang.

Kembali ke sampanye yang ada di tangannya. Olivia benci sekali dengan tradisi ini, dimana semua orang harus meminum sampanye dan toast bersama. Tubuhnya tidak bisa mentolerir alkohol. Tegukan pertama akan membuatnya mulai melayang, tegukan kedua dia mulai pusing dan satu gelas akan membuatnya mabuk. Dan saat ini dia sudah melakukan tegukan pertama.

Orang-orang mulai berteriak untuk tegukan kedua. Sebelum meneguknya, Olivia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 11 malam. Olivia melihat Karina di sudut ruangan sedang berbicara serius dengan seseorang. Christo sedang meneguk gelas keduanya di meja sebelah. Ada satu orang lagi dari tim mereka tetapi Olivia belum melihatnya sejak tadi.

Olivia memperhatikan gelasnya dan akan meletakkannya ketika Christo memaksanya untuk menghabiskan sampanye itu. Sambil melotot kesal, Olivia meneguk sisa sampanyenya dan segera mengambil clutch-bag nya dan bergegas meninggalkan tempat itu.

Langkahnya mulai oleng, kepalanya mulai berdenyut. Sialan, makinya. Dia harus segera kembali ke hotel sebelum dia mabuk dan melakukan sesuatu yang akan dia sesali. Kau sudah mabuk, bodoh, bentak otaknya.

Kalau sudah seperti ini, dia benar-benar membenci pekerjaannya.

Olivia berjalan pelan keluar dari restoran itu menuju hotelnya. JW Marriot tidak terlalu jauh dari palais de festival sehingga walaupun agak sempoyongan, Olivia bisa berjalan kaki ke sana.

🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀

Ben baru akan masuk kembali ke dalam restoran setelah menerima telepon dari Jakarta, ketika dia melihat seorang wanita berjalan sempoyongan keluar dari restoran itu. Dia selalu menganggap wanita mabuk tidak perlu dipedulikan dan itu masalah mereka sendiri, tapi hati kecilnya terusik karena wanita itu adalah rekan kerjanya di kantor.

Kalau dia tidak salah, wanita itu Manager di Departemen Acquisition dan namanya Olivia. Ya Olivia. Dengan perlahan Ben mengikuti Olivia dari belakang.

Selama ini Ben tidak pernah berinteraksi dengan Olivia di kantor. Wanita itu dingin, cuek dan angkuh, menurut ukuran Ben. Beberapa kali Ben melihatnya pada saat meeting dan wanita hanya bicara apabila diminta atau diperlukan. Dan matanya hitam Olivia tidak pernah sekalipun memandangnya.

OLIVIA - Sang Belahan Jiwa (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now