52. Kabar Gembira

27.2K 2.2K 226
                                    

Kami memang sudah baikkan, tapi tetap saja aku masih merasa sedikit sedih ketika mengetahui fakta bahwa dokter tempatku memeriksa keadaanku kemarin adalah seorang dokter penipu. Dan secara tidak langsung hal itu membuktikan bahwa tidak ada kehidupan sepreti bayi didalam kandunganku. 

Aku memang tidak terlalu menginginkan atau terlalu berharap berlebihan mengenai kehadiran seorang anak di keluarga kecilku dan Chanyeol. Hanya saja aku yakin pasti Chanyeol ingin memiliki seorang anak meski dia tidak pernah mengatakannya secara langsung padaku. Aku mengerti dan tahu mengapa dia tidak pernah mengatakan hal itu secara langsung padaku, hal itu adalah karena dia tidak ingin membuatku sedih.

Menjalani sebuah rumah tangga selama bertahun-tahun bersama Chanyeol, tentu saja akan membuat orang-orang disekitar kami bertanya-tanya mengenai kapan aku mengandung seorang anak. Usia pernikahan kami sudah hampir memasuki tahun yang ketiga dan sampai detik inipun aku masih belum mengandung. 

"Kenapa wajahmu masih murung?" tanya Chanyeol yang tiba-tiba saja duduk di depanku. Dia menatapku dengan seksama, berharap aku menceritakan semua yang ada di benakku padanya. 

Jujur saja, ingin sekali rasanya aku memberitahu apa yang sedang kualami saat ini pada Chanyeol. Tapi aku benar-benar terlalu malu mengatakan semua itu pada Chanyeol. 

"Ceritakan semuanya padaku, jangan sungkan ataupun malu," ceplos Chanyeol yang sepertinya tahu apa yang sedang kupikirkan saat ini. 

Aku menarik napasku perlahan lalu menundukkan kepalaku, benar-benar tidak berani untuk menatap matanya. "Saat kemarin kita ke rumah sakit, dokter itu mengatakan bahwa aku hamil."

"Apa?! Kau serius?!" Nada gembira terdengar jelas dari ucapan Chanyeol. 

Aku dengan cepat melanjutkan kata-kataku. "Tapi kau tahu kan kemarin ada berita mengenai seorang dokter yang salah mendiagnosa pasiennya hingga pasien itu harus kehilangan nyawanya?"

"Maksudmu dokter itu adalah dokter yang ada di pemberitaan kemarin?"

Kepalaku mengangguk secara perlahan. Suara gembira Chanyeol mulai tidak terdengar seperti tadi, nada ucapnya terdengar kecewa mendengar pernyataan terakhirku tersebut. 

"Kalau begitu kita periksa lagi. Mari kita ceklagi," kata Chanyeol. 

"Untuk apa? Bukankah sudah jelas kalau memang tidak ada seorang bayi didalam perutku? Jadi untuk apa kita memeriksa hal itu lagi?" 

Chanyeol memegang kedua pundakku setelah dia berhasil membuat wajahku terangkat dengan mata yang tertuju pada matanya. "Aku tahu kau juga mengharapkan hal ini terjadikan? Dan kau juga ingin kembali mengecek apakah benar-benar tidak ada seorang bayi didalam kandunganmu? Aku tahu kau juga setidaknya memiliki sebuah harapan bahwa didalam perutmu benar-benar ada seorang bayi." 

Sebenarnya apa yang di katakan Chanyeol adalah kebenaran. Aku memang ingin kembali mengecek dan benar-benar ingin tahu apakah dokter yang memeriksaku kemarin benar-benar salah mendiagnosa seperti apa yang diberitakan oleh tv kemarin.

"Tapi aku takut hasilnya akan mengecewakan."

"Aku akan mengosongkan jadwalku siang ini dan menemanimu mengecek ke dokter kandungan." 

Aku segera menggeleng. "Bagaimana kalau ada seorang wartawan yang memotret kita? Maksudku, kita belum secara resmi memberitahukan pernikahan kita kehadapan publik. Aku takut fans-mu malah meninggalkanmu hanya karena hal kecil ini," ungkapku penuh kekhawatiran.

"Hal kecil? Sayang, ini bukanlah hal kecil. Ini adalah seorang bayi. Bagaimana bisa aku membiarkanmu mengeceknya seorang diri? Dan soal fans-ku, mereka mengerti diriku dan aku yakin mereka tidak akan meninggalkanku karena merekapun mau aku memiliki hidup yang bahagia." 

Secretly Married (Park Chanyeol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang