18. Kampung Halaman

27.9K 4.1K 73
                                    

Yang menyenangkan dari seorang pria itu adalah tindakannya. Walaupun diawal tidak dijanjikan hal yang manis, tapi diakhir kisah kau akan menyadari bahwa tindakan yang ia lakukan mampu membuatmu lebih bahagia dibanding mengharapkan janji awal yang hanya membuat tenang sesaat.

***

Desa Ulu Danau, Kecamatan Sindang Danau, Oku Selatan adalah salah satu desa yang berada diprovinsi Sumatera Selatan. Merupakan sebuah desa yang menjadi awal kehidupan ibuku dimulai. Dari mulai beliau dilahirkan sampai beliau bertemu ayah pun desa ini merupakan saksi perjalanan kisah mereka. Ketika menikah dengan ayah, barulah ibu diajak pindah ke Jakarta setelah pekerjaan ayah yang sebagai kontraktor lepas didesa ini selesai

Tidak ada yang berubah dari desa ini. Tetap asri dan menenangkan setelah dua tahun terakhir tak kukunjungi. Para tetangga lama ku juga tetap ramah dan baik kepadaku ketika aku pulang kesini.

"Fara, makan dulu ayo" dulu aku bosan mendengar ibu selalu mengucapkan kata-kata tersebut. Tapi setelah sekian lama baru terdengar lagi, kata tersebut seolah asing jika ibu yang mengucapkan. Aku merindukan kalimat-kalimat perhatian sederhana semacam itu. Jauh dari ibu terkadang membuat pola makanku tak teratur.

"Iya bu, Fara lagi nyusun baju"

Aku memasukkan baju-baju ku kedalam lemari kecil bekas kamar ku dulu, yang sekarang ditempati oleh Melani, Adikku. Rumah nenek memang hanya memiliki dua kamar. Kamar yang satunya lagi ditempati oleh ibu. Setelah dua kakek dan nenek ku meninggal, hanya ibu dan Melani lah yang menempati rumah ini.

Ibu lebih memilih tinggal di Sumatera Selatan dari pada menempati rumah pemberian Ayah yang ada di Jakarta. Padahal semua hak mulai dari tanah dan bangunan adalah atas nama ibu. Terlalu banyak kenangan ujar beliau. Oleh karena itu rumah yang ada dijakarta disewakan oleh ibu. Yang harga sewa perbulannya pun cukup untuk membuat ibu tidak lagi bekerja disini.

Berbicara tentang Ayah, lelaki pekerja keras dan bertanggung jawab itu sudah meninggalkan kami saat umur ku baru menginjak dua puluh tahun. Kala itu kecelakan kerja adalah penyebab kematian ayah. Berprofesi sebagai kontraktor lepas membuat beliau sangat semangat dalam mencari nafkah disemasa hidupnya. Itulah yang menyebabkan mengapa ibu dan aku dapat jatuh cinta pada beliau.

"Ikan bakar, bu?"

"Kesukaan kamu 'kan?"

" Inget aja nih ibu" aku tertawa seraya meringsut mendekat pada ibu.

"Melani belum pulang, Bu?"

"Adik mu itu lagi aktif-aktifnya di organisasi sekolah. Mau lomba ke Pagaralam katanya minggu depan"

"Woah, kok Melani tambah hebat ya bu"

"Ya bagus lah"

Makan siang kali ini terasa menyenangkan bersama ibu, sesekali obrolan ringan seputar keseharian aku dikota dan ibu didesa menjadi topik yang hangat.

"Besok Fara mau jalan-jalan kesekitar sini lah bu"

"Melani sekolah loh tapi, mau ibu temenin?"

"Ibu mau nemenin Fara jalan-jalan?"

"Ya ga mau sih, soalnya ibu mau bantu masak-masak dirumahnya ibu RT. Anaknya mau nikahan dua hari lagi"

"Fara bisa sendiri kok bu, bosan juga dirumah sendirian"

***

Pukul sembilan pagi aku sudah rapi dengan celana joger abu-abu dan kaos lengan panjang senada warna joger ku. Serta scraft coklat multifungsi yang dapat kumanfaatkan menutupi wajah jika matahari sudah beranjak terlalu tinggi saat aku masih berada diluar rumah. Tak lupa tas ransel kecil berisi kamera, ponsel dan dompet menjadi hal wajib yang harus kubawa kala jalan-jalan.

MARRIAGEPHOBIA  (DICTATOR BOSS 1st VERSION)Where stories live. Discover now