01 - Renjun's Morning

1.6K 224 30
                                    


Tok tok tok.

Seorang ibu paruh baya mengetuk pintu kamar Renjun. Sunyi, mungkin karena kecapaian yang entah disebabkan oleh apa (faktanya kemarin mereka santai saja di rumah), tidak ada yang terusik dengan suara ketukan itu. Ibu yang diyakini sebagai salah satu pembantu senior di rumah tersebut kembali mengetuk sambil berucap,

"Tuan muda, pagi ini Anda harus ke sekolah."

Satu menit terus mengetuk membuat Ibu tersebut tidak sabaran. Dibukanya pintu kamar yang tidak dikunci itu.

"Omo."

Seperti tidak pernah terbiasa melihat pemandangan yang tersaji di hadapannya, Ibu tersebut mengurut dadanya pelan. Dipungutnya selimut yang tergeletak di depan pintu kamar yang berjarak sepuluh meter dari ranjang itu. Entah bagaimana gaya tidur mereka sampai selimut saja bisa terbang sejauh itu. Belum lagi bantal-bantal yang berpindah posisi. Bukan, bukan dari kepala ke kaki, tapi dari ranjang ke lantai.

Ibu itu juga kaget melihat posisi tidur tuan mudanya. Renjun yang ada di tengah dipeluk Jaemin dan Jeno. Bedanya, Jaemin memeluk pinggang dan menaruh kepalanya di atas perut Renjun sedangkan Jeno memeluk lengan dan kaki kiri Renjun. Bisa dibayangkan pasti Tuan Muda tertua di rumah ini merasa kebas setelah terbangun nanti.

Pantas saja Tuan mudanya mengeluh terus tiap pagi. Si Ibu juga heran, kapan ya mereka bertiga bisa pisah tidur? Sudah punya kamar masing-masing dari empat tahun yang lalu tetap saja mereka tidur bersama. Wajar saja kalau pembantu juniornya yang lain mengira mereka kembar tiga. Padahal sepupuan saja bukan.

"Tuan Jeno."

Dipanggilnya Jeno yang paling dekat dengan ranjang.

"Enghh."

Jeno pada dasarnya adalah orang yang tidur tenang dan mudah dibangunkan. Sambil mengucek mata pelan, ia melirik di sebelahnya. Ah, damai sekali tidur dua saudaranya itu.

"Saya aja yang bangunin. Bibi siapin sarapan aja," ujarnya dengan suara serak.

"Baik. Bibi kembali kalau begitu."

Setelah si Bibi undur diri, Jenopun mengguncang pelan tubuh Renjun yang otomatis Jaemin yang tidur di perutnya juga ikut terguncang.

"Njun, Jae, bangun dong. Kita sekolah pagi ini."

"..."

Kesal karena tidak ada yang membuka mata, Jenopun mendekatkan mulutnya ke telinga Renjun dan berbisik,

"Moomin-nya aku bakar ya?"

BRUAK.

"AWW."

Begitu kata keramat keluar, Renjun refleks bangun dan membuat Jaemin yang tidur di atasnya terguling dan membentur paha mulusnya. Jeno yang tadinya berbaring di sampingnya juga ikut kena benturan.

"Aduh, Njun! Bangun jangan kaya orang kesetanan dong."

"Kamu bilang apa Jen?"

"Ini udah pagi, yuk bangun dan sekolah."

Renjun memroses otaknya sebentar.

"Kok aku denger ada yang mau bakar Moomin ya?"

"Mana berani aku bakar kesayangan kamu, Njun."

Jeno berkata seperti biasa. Ancaman Moomin-nya memang fatal, tapi bukan berarti ia akan melakukannya kan? Yakali, Renjun bisa ngambek nanti. Jeno kan nggak mau didiemin Renjun. Mending ngambeknya diceramahin daripada didiemin.

"Njun, aku masih ngantuk."

Si bungsu yang tadi kena benturan paha Renjun memelas.

"Kita mau sekolah, Jae."

Renjun menggoyangkan tubuh Jaemin lagi, memaksanya untuk bangkit.

"Nggak mau!"

"Bangun dong Jae!"

"Ucapan selamat paginya?"

Renjun memutar bola matanya.

"Pagi Jaemin," sahutnya ogah-ogahan padahal dia tahu yang dimaksud bukan itu.

"Cium!"

Kali ini Jeno yang memutar bola matanya.

"Manja ih."

"Kan sama kalian doang."

Renjun yang sudah dalam mode penuh kesadaran, langsung menghela napas. Masih tidak habis pikir kenapa saudaranya yang satu ini manja sekali. Nggak nyadar aja kalau dia juga manja.

"Jeno cium Jaemin deh, aku malas."

Jeno menggeleng. Dia terus yang kena cium Jaemin.

"Ya udah, kalau kalian gak mau. Aku yang cium."

Benar saja. Jaemin bangkit dan langsung mencium pipi Renjun dan Jeno kilat.

"Hehehe, ciuman selamat pagi. Aku mandi duluan ya."

Jaemin nyengir dan langsung berlari ke kamar aslinya. Renjun mengusap pipinya pelan dan melirik orang yang masih anteng di sebelahnya.

"Jen, kamu nggak mau mandi?"






----

Mark, Haechan, Chenle, dan Jisung belum muncul dulu ya. Saya takut ngetik keblablasan lupa waktu. Ada saran untuk chapter depan cast yang muncul siapa dulu?

Wkwkwk :)

ATTACHMENTWhere stories live. Discover now