Miss It

15 0 0
                                    

Aku terbangun dari tidur lelahku, entah sudah berapa kali aku menghela nafasku yang sungguh menyesakan ini
.
.
.
.
.
.
Incheon, 10 Oktober 2018

Kulangkahkan kakiku untuk pertama kalinya semenjak aku meninggalkan tanah kelahiran Ku sendiri. Ternyata semuanya masih sama tidak ada yang berbeda jauh. Hanya bangunan dan lampu-lampu besar dan tinggi yang terlihat semakin mewah..

Ku lihat jam tanganku, sudah 15 menit aku menunggu Mobil jemputanku yang tak kunjung datang..
"tuan" aku menengok ke arah suara yang memanggilku "Lama tak berjumpa Pak Choi" jawabku, dia adalah supir keluarga Ku entah sudah berapa tahun dia mengabdi terhadap keluargaku.
"Maaf atas keterlambatan saya tuan, Dan saya sangat senang tuan kembali lagi Ke tempat dimana tuan berada" aku hanya tersenyum mendengarnya..

Aku mengikuti kemana Pak Choi memarkirkan mobilnya. Perjalanan yang sangat berat ketika aku ingin mengubur semua kenangan Ku dengan seseorang yang selama ini aku sakiti. Entah ada dimana dia sekarang, apa dia baik-baik saja, apa dia sudah menikah? 8 tahun aku tidak mendengar cerita hidup dia lagi, seseorang yang dulu sangat aku cintai..

"Tuan"
"Maaf tuan kita sudah sampai"
Ku helakan nafasku, ku lihat rumah kenangan ku dulu tidak pernah berubah sedikitpun, akupun meluar dari mobilku. Aku melihat ketaman sebelah kiri dimana mobilku terparkir, tidak! Cukup jangan mengingat kenangan itu lagi, sudah cukup, apa kau bodoh hah! Kau sudah bisa bertahan sampai 8 tahun walaupun masih tersisa sakit sampai sekarang "monologku dalam hati"

Ku langkahkan kakiku untuk memasuki pintu dimana kehidupanku akan berubah, dimana kehidupanku sudah diatur oleh kejamnya dunia, dimana kehidupanku sudah dirubah oleh kejinya sebuah kekuasaan. Aku masih ingin melihat mau sampai kapan mereka mengatur langkah kakiku sendiri..
Aku melihat sekeliling suasana rumahku semuanya tidak ada yang berubah selama aku menetap di California. Semuanya masih sama dan berada di tempat yang sama..

"Adeul-ah" aku melihat seorang perempuan yang sedang menatapku sedih..
"Anakku kau kembali nak"
Aku masih diam ditempatku tanpa niat untuk mendekatinya..
"Myungsoo-ah chagi" dia mendekatiku
"Eomma merindukan mu sayang" katanya lirih..
Aku terdiam, entah ekspresi apa yang harus aku keluarkan. Senang, sedih, atau bahagia Yang harus aku tunjukkan?
"Maaf aku lelah" kata ku
"Aku ingin langsung beristirahat, selamat malam eomma"

Aku pergi meninggalkun ibuku Yang terdiam sedih ditempatnya. Jujur aku ingin memeluknya dan mengatakan bahwa aku juga sangat merindukan dia tapi kemarahan mengalahkan segalanya. Aku pergi menuju kamarku, dan kulihat kamarku tidak berubah sama sekali. Walaupun kamar ini tidak pernah aku tempati semenjak aku di California tetapi kamar ini masih tertata rapi dan bersih..

Ku hempaskan tubuhku, ahh aku sungguh merindukan ranjangku ini. Sagat berat ketika aku harus pergi dan merubah segalanya. Ku pejamkan mataku karena sungguh aku sangat lelah di perjalanan pulangku tadi. Aku tidak tertidur, aku hanya ingin mengistirahatkan mataku ini agar aku tidak melihat dan mengingat potongan-potongan masa laluku..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kau ada dimana? Apa kau baik-baik saja? Aku merindukanmu..

Miss itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang