Sechzehn

4.7K 492 19
                                    

Terhitung telah enam hari Jungkook berada di Prancis. Dan terhitung sudah enam hari pula sandiwara antara Jungkook dan Taehyung terlewati.

Bagi yang mengira sejak kejadian itu Taehyung dan Jungkook akan semakin canggung, maka kalian salah. Benar-benar salah. Karena pada kenyataannya, Taehyung dan Jungkook semakin dekat satu sama lainnya.

Taehyung langsung mengajak Jungkook ke cafe terdekat, setelah adegan sandiwara itu terjadi. Meninggalkan Minki yang masih berdiri mematung menatap mereka Syok.

Taehyung menjelaskan semuanya pada Jungkook sore itu. Tentang masalahnya dengan Minki, dari mulai awal mula pertemuan mereka, hingga alasan mereka berpisah.

Jungkook nampak terkejut mendengar cerita Taehyung. Ia sama sekali tidak mengira bahwa pemuda itu begitu licik mempermainkan perasaan  Taehyung demi merebut kekayaannya.

Taehyung juga bercerita bahwa keluarganya pernah mengalami keterpurukan ekonomi selama beberapa bulan, hingga Taehyung dapat kembali membangkitkan usahanya. Dan semua itu di sebabkan oleh pemuda itu. Bahkan dirinya pernah hampir depresi beberapa bulan, karena menyesal telah mencintai orang yang salah.

Jungkook yang mendengar semua itu tersenyum teduh. Kemudian menggerakkan tangannya menggenggam tangan Taehyung yang sedari awal terkepal kuat dari ia mulai bercerita.

Dan kau tahu? Jungkook juga mulai bercerita tentang kisah hidupnya pada Taehyung setelahnya.

Ia menceritakan bagaimana awalnya sifat tak acuh yang selama ini melekat pada dirinya mulai ada. Ia menceritakan semuanya, termasuk tentang sang ibu yang saat ini tengah terbaring koma.

Taehyung terperangah mendengar cerita Jungkook. Ia tidak tahu bahwa Jungkook juga memiliki kesulitan hidup yang sama sepertinya. Tidak dapat terlalu merasakan indahnya dunia mengingat dengan keadaan.

Taehyung balas menggenggam tangan Jungkook. Kemudian mengatakan sesuatu yang dapat membuat jantung Jungkook seketika berhenti berdetak.

"hei Jungkook, mau menemaniku di setiap langkahku?"

Dan saat itulah, entah apa yang merasuki pemuda manis itu, hingga mengatakan iya sambil menganggukan kepalanya. Mengubah segalanya dengan perlahan.

.

.

.

.

.

Tok tok tok

Taehyung membuka pintu di depannya perlahan. Menyembulkan kepalanya melongok ke dalam ruangan.

"Kau sudah siap?"

Ia membuka pintu ruangan  semakin lebar begitu melihat Jungkook sedang menyisir rambutnya yang basah di depan cermin.

Taehyung melangkah masuk, lalu kembali menutup pintu. Ia berjalan mendekati Jungkook, kemudian berdiri di belakang pemuda manis itu.

"Kemari, aku sisirkan" Taehyung mengambil sisir di genggaman Jungkook. Kemudian menuntun pemuda manis itu untuk duduk di kasur.

Mereka berdua duduk menyamping, dengan Jungkook yang membelakangi Taehyung di sampingnya. Taehyung menyentuh surai Jungkook lembut. Kemudian mulai menyisirnya pelan.

Wangi anggur faktor shampo hotel menguar dari helaian rambut Jungkook. Membuat Taehyung tidak berhenti menghirupnya.

"Rambutmu wangi sekali"puji Taehyung di sela kegiatan menyisirnya. Membuat Jungkook berdecak sebal, walau tidak dapat dipungkiri bahwa pipinya sedikit merona.

"Tentu saja, aku baru keramas" Jungkook balas berucap malas. Pura-pura tidak terpengaruh dengan pujian yang Taehyung lontarkan.

Taehyung terkekeh. Kemudian meletakkan sisir Jungkook di atas nakas. Ia memegang bahu Jungkook, lalu membalikkan tubuh pemuda itu ke arahnya.

Time [TAEKOOK]Where stories live. Discover now