Prolog

868 69 12
                                    

.

.


Beberapa kapal kano, dengan pijar obor disisi moncongnya mendekat menuju daratan yang tertutupi oleh awan tebal.

Kabut makin memperkeruh petang yang pekat, juga kecipak cepat dipermukaan air semakin membuat tercekat.

Tempat terbuka masih belum aman untuk mereka. Belum.

Dan kenyataan saat ujung kapal menumbuk batuan dan air dangkal membuat seisi penumpang kapal kano terdepan senantiasa bersuka cita. Sungguh lega.

Yang memakai jubah rajutan korowai dari bulu rajawali paling tebal menyentuh satu persatu tangan saudara sepertalian darah yang bersamanya diatas kapal kano terdepan. Obor diangkat dan didekatkan ke wajahnya yang memiliki ukiran sulur indah tato tipis dari hidung ke dagunya.

Sebelah tangan sang pemimpin menggerakan bahasa isyarat. Membuka dan mengatup jemarinya, menyisir dada, telunjuk menyentuh daun telinga lalu memberikan gesekan dua kali jempol didepan bibir.

'Turun lah perlahan dan jangan banyak menimbulkan suara.'

Kepala lain mengangguk, yang memiliki hiasan bulu elang di telinganya, ikat kerang di dahinya, dan batu pendant di telinganya. Yang bertubuh paling sekal melompat keluar dari kapal kano, menarik serat akar panjang dari kapal mereka, lalu menyusurnya ke batuan paling besar.

Obor digerakan. Tinggi-tinggi keatas dengan kedua tangan, lalu berputar searah jarum jam. Menanti balasan di pucuk-pucuk permukaan lainnya.

Satu, dua, tiga, hingga enam, semua obor di kapal kano lainnya membalas isyarat dengan memutar melingkar. Sumbu mereka telah lebih besar.

Tepat setelah seluruh kapal kano menapaki ujung daratan. Lengan Sang Penjaga digoyangkan.

Mata sipit sehitam jelaga dan sejernih danau tekapo menatapnya lekat. Kulit pucatnya terlihat sedikit memerah, dihadapkan dengan itu Sang Penjaga mengusap pipi laki-laki kurus itu sekilas.

Setelah tapak usapan pipi terlepas, jemarinya merayapi kening pucat dihadapannya. Jari telunjuk turun menggerakan isyarat, seperti menulis diatas udara.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?" Bisikan lirih, pelan sekali.

Kedua lengan yang tadi mengintip dibalik jubah korowai campuran bulu merak dan elang itu terangkat, menyibak. Lengan dan jemarinya digerakan naik, turun, berputar, mengetuk dada Sang Penjaga lalu menyilang di dadanya sendiri. Dua jentikan dan tiupan pada jemari jempol dan telunjuknya.

'Akankah kita aman disini? kita sudah kehilangan dua kapal dan awak kapal kano kita malam lalu, Ini membuatku takut.'

Sang penjaga kemudian menarik yang lebih pucat, mengaitkan jemari mereka lalu menempelkan hidung mereka. Melakukan Ha, yang adalah serupa suara hembusan nafas, untuk menyalurkan energi. Itu merupakan tradisi mereka dalam memberi salam juga untuk mengalirkan nafas kehidupan, Sang penjaga mencoba membagi kekuatan padanya. Menepuk-nepuk punggung berlapis bulu yang mulai bergetar itu, begitu sayang.

.

.

.

Aetearoa, yang artinya Tanah awan putih berarak.

Itu adalah sebutan untuk Selandia Baru. Bagaimana tempat itu dikungkung tinggi gunung, curam lembah, dalamnya sungai dan berselimut kelamnya kabut yang melayang-layang.

Sejak masuk abad milenial, beberapa struktur orang Eropa mulai memburu dan membasmi anggota suku asli Selandia Baru satu persatu.

Suku Māori. Menurut legenda suku Māori, adalah manusia setengah dewa yang licik dan cerdik, yang gemar melanggar batas-batas.

Hanya berdasar catatan legenda. 

Dalih itupun menjadi tonggak alasan mengapa orang Eropa terlalu ketakutan, pun juga alasan mengapa Suku Māori terus mengendap berpindah dari satu selipan gunung es ke gunung batuan lain.

Kendati demikian dibenci, Suku Māori tetap memilih menyambung hidup dan mengalah untuk menjauh dari segala hal yang tabu. Walau tinggal dengan angan-angan kelabu, setidaknya mereka tetap menjaga agar tidak lagi ada pertumpahan darah yang beradu.

.

.

.

- - - - - - - - - -

Jadi, outline dari fiksi kali ini adalah kisah Suku Maori yang survive di selipan alam Selandia Baru (New Zealand). you know, omg, Selandia Baru itu caantiiikkk banget, ngga ngerti lagi lah, pokoknya pas bikin ini udah halu kemana-mana gara-gara keindahan budaya dan seisinya.

Suku Māori disini berusaha menghindar dari pemukiman, sengaja mengalah daripada mereka yang jadi minoritas harus ditindas dan tunduk sama suatu struktural Eropa-Inggris yang bukan kepercayaan mereka. Mereka hidup sebagaimana leluhur mereka gariskan sejak dulu.

Latar waktunya, aku buat baru masuk periode abad milenial, jadi diluar sana, di pemukiman lain orang-orang kota sudah hidup cukup maju. Penghujung tahun 1990an ke 2000. walau begitu, Suku Māori tetap mempertahankan ke autentikannya yaa.

Dan disini, aku merasa harus menamai atau nyebut nama cast nya dengan nama lain asia mereka. (Walau nanti seberjalannya cerita mungkin kadang aku bakal nyebut nama asia mereka dikit-dikit biar kalian ngga lupa ini siapa)

which is;
.

Kim Taehyung itu Kirt Tarrel

Jeon Jungkook itu Jan Jaeger

Park Jimin itu Petter Jeelmian  

Min Yoongi itu Myer Yoon

Jung Hoseok itu Josh Hobey

Kim Namjoon itu Kirt O'Niel

Kim Seokjin itu Kyne Seekjan

.

Penjelasan untuk karakter lain akan muncul secara paralel bersama jalannya cerita. Karena bakal ada karakter wanitanya juga, tapi tenang, itu engga mengganggu tagar ship yg kubuat di summary kok, ini tetep soal KookV mayoritas. LMAO. paham kan KookV tu maksud aku apa? maaf ini bukan TaeKook, hehe.

Di fiksi ini, aku seratus per seratus ga ada maksud rasis atau apapun, mungkin pengetahuanku soal Suku Māori, Selandia Baru, dan budaya Eropa-Inggris masih jauh dari cukup untuk sok tau cerita ini itu. but i tried, dear. i love to surfing on internet reading this and that; maybe it'll close the shortcoming later (i hope so).

Jadi apabila aku membuat kesalahan tolong di koreksi, kalau kalian tidak mengerti aku akan berusaha menjelaskan detail selanjutnya. Aku juga masih mempertimbangkan mau masukin editan foto atau engga di selipan konten cerita, ganggu ga sih?

Dan, ya, secara literal aku cuman pinjam nuansa, istilah, objek, waktu, latar, budaya, dsb. Aku bakal berusaha bikin fic ini tidak seberat itu kok, karena tujuan awalnya emang aku mau nyelipin kisah cinta disini, walaupun begitu i freaky enjoy so damn much sharing about New Zealand with u guys.

Oya, kalian bisa nebak, diatas tadi ada satu karakter yang maaf- kubuat bisu. Seorang karakter yang berinteraksi dengan Sang penjaga. Bisa nebak dia siapa?

So, i'll short it up. See u on a real first chapter.

Can i get some kisses and Voment? boleh banget? Kalo iya, Terima kasih ;)

Mehr ald das [ON GOING]Where stories live. Discover now