5. Kegalauan Jaka

342 86 200
                                    

 Udah berapa lama sih kita kenal? Udah lama banget kan? Tapi kenapa lo nggak pernah peka sama perasaan gue? -Jaka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Udah berapa lama sih kita kenal? Udah lama banget kan? Tapi kenapa lo nggak pernah peka sama perasaan gue?
-Jaka

     🌹🌹🌹

Hari pertama MOS lumayan melelahkan. Jaka menyandarkan punggung pada sandaran kursi di kantin, sementara kedua bola matanya terus memandang orang-orang asing yang melintasi koridor menuju kantin.

"Jangan lupa lo bawa peralatan besok, jangan telat lagi. Kenakan lo," celetuk Dara sambil meletakan air mineral di atas meja.

Jaka mengulas senyum kecil. Ia kembali mengingat kejadian tadi pagi yang mengesalkan. Pasalnya, bisa-bisanya ia telat di hari pertama MOS. Karena terburu-buru, Jaka sampai ketinggal peralatan MOS-nya. Ia salah mengambil tas yang memang sudah ia persiapkan seluruh peralatannya. Dan hukumannya, ia berlari keliling lapangan sampai seniornya yang menjabat sebagai anggota OSIS menyuruh ia berhenti.

"Kaki gue rasanya mau copot, Dar." Jaka meringis, lalu tertawa.

Dara terkekeh sambil mendorong air mineral itu ke arah Jaka yang langsung di terima laki-laki itu. "Sebenarnya hukuman lo nggak cuma itu. Tapi karena lo 'adek' gue, gue jadi nggak tega," sahut Dara. Iya, Dara lah senior Jaka yang menyelamatinya dari kejadian melelahkan sekaligus memalukan itu.

Jaka mendengus mendengar panggilan Dara untuknya. "Pulang bareng siapa lo?"

Baru saja Dara hendak menjawab, panggilan yang menyebutkan namanya menghentikan niatnya itu.

"Dar, yuk balik." Dariel muncul. Laki-laki dengan rambut yang dibiarkan tebal di bagian atasnya itu menghampiri Dara dan Jaka.

Jaka membuang napas panjang.

"Noh, sama supir. Gue balik duluan, jangan keluyuran lo." Dara menepuk-nepuk kepala Jaka setelah beranjak dari duduknya.

Jaka menepis pelan tangan Dara, mendelik pada perempuan berambut pendek yang sedang tertawa itu.

"Pergi sono lu!" Jaka mengusir, membuat Dara tertawa sambil menggandeng Dariel menjauh dari kehadiran Jaka.

Lagi-lagi Jaka membuang napas panjang. Sebenarnya hal itu sudah biasa, tapi rasanya selalu sama.

"Oy, Jak! Nggak balik lo?" Bani, dengan jaket denim yang memeluk tubuhnya, ia menghampiri Jaka yang tengah terduduk lesu.

Sesuai ucapannya, ia masuk ke dalam SMA yang sama dengan Jaka. Bukan karena tidak punya teman di sekolah lain, teman Bani tidak hanya Jaka saja, tapi karena ada alasan lain kenapa ia tetap bersama sahabat dari jaman SD nya itu.

Jaka & DaraWhere stories live. Discover now