BAGIAN 7 ( Dia Sakit )

199 2 0
                                    

Kak rakha udah nganterin gue pulang tadi, dan dia gak mau gue aja neduh dirumahku dulu.

Setelah selesai mandi aku langsung menidurkan diriku dikasur.

"Tumben banget kak rakha gak sms atau nelfon" batin ku sembari melihat2 hp ku.

Tak sadar ternyata aku sudah tertidur.

                   **********

"Dek, bangun" terdengar suara samar2 ditelinga ku.

"Dek bangun dek, mau gue anterin gak sih" tanya nya kesal

"Iya kak, gue bangun" ucap ku berusaha bangun dari tidurku.

"Udah keluar, gue mau mandi" ucap ku dengan nada mengusir

"Iya , cepet ya" katanya sambil mengacak2 rambut ku.

Aku langsung bergegas menuju kamar mandi ku.

                  **********
Sesampai ku di gerbang sekolah, ada yang kurang.

"Tumben kak rakha gak nungguin gue di gerbang" batin ku menerawang ke sekitar ku mencarinya.

Aku langsung menuju ke kelas ku karena bel sudah berbunyi.

                     **********

"Kantin yuk" ajak audy kepada ku dan kedua sahabatku
"Yuk" kata kami bertiga serempak

"Mungkin dia ada dikantin" batin ku meramal.

Sesampai kami dikantin aku melihat diseluruh penjuru kantin, namun tidak ada tanda2 kak rakha.

"Lo kenapa sih lis" tanya jesi yang melihat heran.

"Nanti gue balik ya" kata ku dan langsung menuju kekelas kak rakha.

Setelah sampai dikelas kak rakha,bukannya yang kucari yang kudapat, malah aku dapet  mendapat masalah.

"Eh bocah, ngapain lo kesini" tanya kak ana dengan nada membentak.

"Gu..gue ma..mau cari ka..rakha" ucap ku terbata2 karena takut.

"Bagus lo ya, udah gue bilang jangan pernah deketin rakha masih aja lo ya" ucap nya sambil menjabak rambut ku.

"Aww sakit kak aww.." rintih ku yang sangat merasa kesakitan.

"Woi, ana lepasin lisa" ucap salah seorang dibelakang ku, ternyata itu kak gibran yang diikuti kak arbi.

"Gibran, arbi" ucap kak ana terkejut akan kedatangan mereka berdua.

Sontak  kak ana langsung melepaskan tangannya dari rambutku dan dia langsung pergi.

"Lo gak papa lis?" Tanya arbi yang melihat ku mengeluarkan air mata.

"Enggak kok kak" kata ku berusaha tersenyum.
"Kak, kak rakha kemana?" Tanya ku.

"Rakha gak masuk, tadi pagi dia sms gue, katanya badan nya lemes, katanya habis hujan hujanan kemaren" jelas kak gibran panjang lebar.

"Emngnya orang kayak dia bisa sakit?" Batin ku heran.

"Boleh gue minta alamat kak rakha?" Ujar ku kepada mereka berdua.

"Apartemen rakha aja, soalnya dia gak dirumah" kata kak arbi memberi tahuku.

"Yaudah kak" ucap ku dan kak arbi memberikan alamat apartemen kak rakha.

                   **********

Tok..tok..tok..
"Kak rakha??" Teriakku sambil terus mengetuk pintu.

Tok..tok..tok..
"Kak ini gue lisa" ucap ku terus namun tidak ada respon dari dalam.

Aku khawatir karena tidak ada repon, aku langsung memasuki apartemen milik kak rakha itu, aku langsung menuju kekamar yang kurasa itu adalah kamar kak rakha. Ternyata benar.

"Lisa" ucap kak rakha dengan nada yang sangat lemas, baru kali ini aku melihat nya tampak begitu lemah.

"Kak rakha, kakak bisa sakit juga ya" tanya ku karena sedikit penasaran karena biasanya dia sangat tegas.

"Gue juga manusia kali lis" ucapnya pelan.

Aku berjalan mendekati nya yang sedang terbaring lemah di atas kasur.

Aku meletakkan bagian punggung tangan ku di atas keningnya.

"Kak, panas" ucap ku terkejut sambil menarik tangan ku.

Dia hanya memejamkan matanya, aku sangat merasa iba padanya kali ini.

"Bentar ya" aku langsung pergi ke dapurnya untuk mengambil kain dan air dingin.

Aku meletekkan kain itu ke kening kak rakha, ia masih memejamkan matanya, aku mengusap2 rambutnya.
Betapa tampan nya dia kalau selalu begini

"Kakak tidur ya" ucap ku sembari mencium pipi nya lembut.

Saat aku akan menjauh, tiba2 kak rakha menarik ku, sekarang wajah ku tepat berada diatas wajahnya.

"Kakak ngapain" ucap ku dengan wajah cemas.

Kak rakha tidak menjawab ucapan ku, selalu saja begitu. dia langsung memegang pipi ku dan menariknya lebih dekat dengannya. Lebih dekat dan 'Cup' dia melumat bibir ku dengan sangat lembut, membuat ku menikmati setiap gerakan bibirnya itu.
Dan lagi aku tidak membalas ciuman itu, aku tidak bisa!! , aku hanya menutup mata ku dengan erat.
Setelah lama, dia melepaskan ciumannya itu, aku masih mematung.

"Please, temenin gue" pinta nya lemas.

Entah apa yang ku pikirkan aku langsung berbaring disampingnya, dia memeluk tubuh mungilku dan aku merasa hangat, aku mencari posisi yang nyaman di tubuhnya itu.

*****
Vote and comment please!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Romance Possesif husbandWhere stories live. Discover now