9. Moment

3.1K 163 10
                                    

Queen menatap pintu masuk cafe langganannya, dia menimang-nimang amplop cokelat yang dibawanya. Dengan langkah mantap Queen masuk ke cafe dan langsung menemui Michael.

"Hi, Mike!"

Michael yang sedang merapikan meja kasir menoleh lalu tersenyum, "seperti biasa?"

Queen menggeleng, "dimana bosmu?"

Michael mengerutkan keningnya, "Mr. Bryan maksudmu?"

"Entahlah, aku tak ingat. Aku hanya ingat Sky--"

"Ada apa?"

Queen tersenyum tipis melihat Bryan, orang yang dicarinya.

"Nah, akhirnya kau datang. Ini untukmu, sebagai ganti rugi atas kemejamu kemarin." Queen menyodorkan amplop cokelat yang dibawanya.

Bryan terkekeh geli, "apa kau tidak salah? Berapa jumlahnya?

"400 dolar."

Bryan tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Queen.

"Kenapa? Itu sudah lebih dari cukup kan?"

"Apa kau pikir kemejaku itu kemeja murahan?" ucap Bryan sembari mendorong tangan Queen pelan.

"Dengar Sky!"

"Apa? Sky?" Bryan tertawa semakin keras. Untung saja cafe baru dibuka, jadi belum ada pelanggan di sana.

"Iya, namamu Sky kan?" tanya Queen.

"Sebenarnya bukan, tapi panggilan itu juga tidak buruk." Bryan terkekeh geli.

"Jadi kau tidak mau menerima uang ini?" Queen mengangkat amplop cokelatnya.

Bryan mendekatkan bibirnya ke telinga Queen, "temui aku di depan cafe nanti malam, pukul 7."

"Aku tidak terima penolakan!" ucap Bryan tegas sebelum Queen sempat protes.

◽◾◽

Queen menyandarkan tubuhnya di pintu mobil. Sudah hampir 20 menit Queen berada di sini tapi Bryan masih belum terlihat batang hidungnya. Queen bisa saja mengabaikan permintaan Bryan untuk menemuinya di sini, tapi dia masih merasa bersalah atas kejadian di cafe kemarin.

"Dimana Sky? Dia lama sekali, menyebalkan!" gerutu Queen.

"Ini untukmu." sebuah kotak berbentuk persegi panjang berisi setangkai mawar merah disodorkan di depan muka Queen.

Queen menoleh lalu mengerutkan keningnya, "Sky, apa maksudmu? Bunga? Untukku?"

Bryan mengulum senyum, gadis ini tetap memanggilku Sky, lucu.

"Tidak, untuk hantu tanpa kepala yang ada di sini."

Queen membulatkan matanya, dia memang tidak percaya hantu, tapi dia juga pasti takut kalau itu benar-benar muncul.

"Hantu?" Queen memastikan. Bryan mengangguk.

"Tanpa kepala?" Bryan mengangguk, lagi.

Queen melirik ke kanan dan ke kiri, memastikan keberadaan hantu tanpa kepala itu. "Dimana?"

"Tepat di belakangmu." ucap Bryan. Tiba-tiba terdengar suara tawa bayi, entah dari mana asalnya. Queen reflek langsung memeluk Bryan dengan erat. "Huaaaaa!!!"

Bryan menahan tawanya, aku akan menggunakan ringtone itu selamanya agar dia selalu memelukku.

"Hey, kau tahu, kita menjadi pusat perhatian saat ini." bisik Bryan.

"Dimana bayi itu? Dimana?! Anak siapa dia?" Queen histeris.

"Apa kekasihmu baik-baik saja?" tanya seorang pelanggan cafe yang baru saja keluar.

Revenge Donde viven las historias. Descúbrelo ahora