Chap 1 : kebersamaan

11 1 0
                                    

Asalamu'alaikum....
Hy readers,,, sini-sini, ayo ngumpul dulu bentar.

Oiya,,,, maaf ya author lupa bilang kalo cerita ini bakalan author private secara acak. Jadi, buat kalian yang mau baca cerita yang author privat, kalian tinggal follow akun author.

Nah, bagi kalian pembaca baru, author bikin cerita ini sebisa mungkin bisa dimengerti oleh kalian para pembaca baru. Dan buat para pembaca lama, makasih masih setia bacain cerita karya author. SiMu seneng. Makasih....

-----------------------------------------------------

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Jangan terlalu dalam memberikan kepercayaan kepada seseorang. Ia belum tentu sepenuhnya seperti yang kita pikirkan. Bisa jadi orang itu hanyalah orang yang ingin menusuk kita dari belakang.
~Mulyani Abdullah Sajad~

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Mega! Woiyyy....curut, bangun lo! Woiyyy" teriak Mulyani disebelah kuping Mega yang masih tertidur dengan pulasnya.

"Ega! Bangun dong! Dah siang nih!" teriak Mulyani kepada Mega yang masih tidur sembari mendengkur. Masih terlelap dengan nyaman hingga membuat temannya yang satu ini kesal karena tak bangun-bangun juga.

Mega yang masih tidur, sedangkan Mulyani yang sedang kesal karena Mega belum bangun. Hampir setiap hari mereka berdua seperti itu, seperti layaknya seorang adik kakak yang tinggal hanya berdua disebuah rumah kecil. Tapi Mega dan Mulyani buka  sodara, bukan sepupu apalagi adik kakak. Mereka hanya teman. Teman yang selalu ada disaat suka maupun duka. Teman yang bagaikan tempat berteduh dikala hujan. Teman yang melebihi kasih sayang kepada seseorang yang entah siapa. Teman yang selalu menjadi benteng dan tameng pelindung dikala dilanda kehancuran. Teman yang memberikan semangat, motivasi, nasihat dan dukungan dikala keterpurukan datang melanda.

Seharusnya seperti itu artinya teman. Bukan menjadi teman yang datang ketika susah, dan pergi ketika bahagia. Teman yang hanya menjadi alat untuk memanfaatkan. Teman yang hanya saling memanfaatkan. Teman yang hanya menilai dari materi dan fisik semata. Untuk apa? Untuk apa saling tenggang rasa dan sikap saling menghargai diadakan jikalau yang dipakai hanya kebalikannya? Bukankah itu hal yang buruk? Memang. Memang itu hal yang buruk. Tapi ingatlah, akan selalu ada orang yang berbeda pendapat dengan kita. Meskipun pendapat kita tersebut bersifat positif .

"ishh ,, awas aja lo!" ancam Mulyani karena Mega tak bangun-bangun dan malah semakin menenggelamkan wajahnya didalam Kungkungan selimut yang tebal lagi nyaman.

Mulyani pergi kearah kamar mandi dengan waktu yang tak berselang kembali dengan membawa sebuah gayung

"Kyaaa!!.... Banjir!........Banjirrr........" teriak Mega sembari melompat-lompat diatas kasur karena ia dibangunkan oleh sahabat tercintanya dengan cara disiram pake air segayung.

"Muka lo tuh banjir!" ketus Mulyani lalu kembali kekamar mandi untuk menyimpan kembali gayung yang tengah dipegangnnya.

"Ooo.... Jadi yang nyiram gue itu, elo?! Tega banget lo sama gue, Mull" kata Mega sambil berlari menyusul Mulyani kekamar mandi dengan nada teraniyaya.

"Salah sendiri dibangunin malah makin kebo! Dasar kebooooo!" balas Mulyani sambil bersidekap kesal lalu meninggalkan Mega dikamar mandinya untuk mandi. Mulyani pun kembali membereskan kamarnya sendirian lagi seperti biasa.

Bukan tanpa alasan kenapa Mulyani menyiram Mega, tentu saja karena gadis tomboy itu tak kunjung terbangun dari tidurnya. Mega yang tak disiplin dan sukanya membuang-buang waktu percuma, dan Mulyani yang sangat suka memanfaatkan waktu untuk hal positif menjadi satu perpaduan yang unik. Mereka saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Cool Bad Alim GirlWhere stories live. Discover now