Chap 6 : Galak Amat kayak Singa

3 0 0
                                    

Asalamu'alaikum
Hy readers,,, maaf ya kalo cerita author pada gaje.

Mungkin part ini sama part sebelumnya dan part sesudahnya gak bakalan nyambung karena author tulis ulang.

Kenapa ditulis ulang? Ya karena bagian cerita ini semuanya kehapus. Jadi ya mau gak mau author harus tulis ulang.....

Ya tadinya author salah pencet hingga mengakibatkan seluruh cerita dipart ini kehapus. Iya, semuanya. Bener-bener semuanya. Kecuali kalimat 'Asalamu'alaikum' yang udah lama author tulis sebelum cerita ini author publish.

Sekali lagi maaf ya,,!

______________________________________

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Jangan menilai seseorang hanya berdasarkan apa yang kalian lihat. Karena apa yang kalian lihat saat ini belum tentu kenyataannya. Cobalah berfikiran Fositif Thingking kepada orang-orang yang berada disekitar kalian.

~Mulyani~

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺


"Menyebalkan!" gerutu Mulyani yang kini tengah berseder dijendela didalam kamar apartemen sambil mengotak atik handphone canggih miliknya.

"Kenapa, Mull?" tanya Mega yang berjalan menghampiri Mulyani berdiri dengan kedua tangannya memegang gelas berisikan kopi panas yang dirinya buat lalu menyodorkannya satu kepada Mulyani yang diterima baik olehnya.

"Syuqron, sohibulJannah" kata Mulyani sambil tersenyum kearah Mega lalu meminum kopi nya secara perlahan dan dengan tatapan kearah jalan kota jakarnya yang padat akan lalulintas.

"Afwan" balas Mega sambil tersenyum lalu mengalihkan pandangan kearah yang sama dengan Mulyani

"Btw, tadi lo kenapa? Kok kelihatannya kesel banget, Mull?" tanya Mega sambil menautkan kedua alisnya. Heran.

"Kesel aja. Orang-orang hanya menilai kita dari luar tanpa tahu apa yang sebenarnya" balas Mulyani masih dengan menatap kearah luar dan sesekali menyesap kopi panasnya.

Mulyani memang tipe orang yang mudah kesal, terlebih lagi jika moodnya kurang baik. Tapi kekesalannya dan kemarahannya tak pernah ia tunjukkan dengan detail. Hanya orang yang mengenal dirinya dengan betul dan sangat dekat dengannya yang bisa tahu ciri-ciri dirinya marah dan kesal. Tentu saja. Sifatnya yang tertutup menjadikannya tidak banyak orang yang mengetahui tentang dirinya dimasa lalu. Baik itu hal yang buruk ataupun hal yang baik. Entahlah apa alasannya. Tapi yang lain tahu adalah Mulyani tak memiliki kekasih. Itu saja. Selebihnya? Tak banyak yang tahu.

"Yah gue pun heran, Mull. Kok mereka suka banget ya ngatain orang sekenanya tanpa memperdulikan perasaan orang yang mereka katain?" tanya Mega dengan ekspresi nampak berpikir kearah Mulyani yang kini juga tengah menatapnya.

"Karena mereka belum pernah merasakan bagaimana sakit hatinya dihina dan digunjingkan. Masih suka mengolok-olok, padahal sudah jelas mengolok-olok orang lain itu tidak boleh. Menggunjingkan orang lain juga tidak boleh." jelas Mulyani sambil kembali menatap kearah luar jendela kamar apartemen dan lamgsungendapat anggukan dari Mega.

Setelah hening cukup lama, akhirnya Mega pun kembali menatap Mulyani dan bercerita dengan sangat antusiasnya.

"Ehh Mull, lo tahu gak? kata Gabriel sama Monik...katanya si Falah dan si Sarah itu suka keluar masuk club sama cowok. Terus pake pakaian minin. Katanya juga pernah kelihatan ciuman diparkiran sama cowok. Iih ngeri deh gue." kata Mega sambil memegangi tangan kiri Mulyani. Merinding jika membayangkan dirinya harus masuk club yang didalam terdapat banyak lelaki hidung belang yang siap menerjangnya. Dan membayangkan dirinya harus memakai pakaian minim, semakin membuat Mega merinding. Ya walaupun Mega tomboy, tapi itulah yang Mega takutkan. Pergi ke club malam.

Cool Bad Alim GirlWhere stories live. Discover now