3 - Azzam and Jennie

236 35 7
                                    

Setelah acara makan dan sindir-sindiran di kantin. Semua kegiatan di kampus sudah dilalui. Adena memutuskan langsung pulang. Ia adalah tipikal orang yang tidak suka berkeliaran jika habis pulang sekolah ataupun sekarang kuliah. Dari kecil neneknya sudah mengajarkannya bagaimana cara bergaul dengan orang yang baik dan benar.

Saat baru membuka pintu rumahnya, suara pekikan memenuhi telinga Adena.

"Kakak!"

Berisik memang. Tapi, itu suara adik kesayangannya. Jadi, Adena sama sekali tidak terganggu. Adiknya itu menghampirinya. Adena berjongkok menyamakan tinggi badannya.

"Ada apa?" tanya Adena lembut seraya mengelus pipi Azzam-adiknya.

"Ajam lapal, nenek belum pulang dali toko bunga," adu Azzam. Perutnya ia usap-usap seolah menenangkan cacing di dalam. Nami memang mempunyai usaha toko bunga. Hari ini kebetulan Azzam pulang agak cepat. Jadi, sepertinya neneknya itu telat pulang membuat bocah itu kelaparan.

"Azzam mau makan apa? Kakak masakin ya?" tawar Adena yang dijawab gelengan oleh Azzam.

"Ajam mau makan dilual aja ya, Kak. Ajam mau kayak sponbob yang makannya klabby patty," pinta Azzam dengan polosnya. Adena terkekeh mendengarnya. Tentu saja ia tahu apa yang dimaksud krabby patty itu adalah burger.

"Kenapa Azzam gak minta sama bibi aja?" tanya Adena. Ya, pasalnya ia heran. Kemana pengasuh adiknya ketika bocah ini kelaparan?

Fyi, Azzam memang mempunyai pengasuh. Tetapi, hanya untuk mengantarkannya ke bimba saja. Azzam tahun ini baru akan berumur 4 tahun. Ia belum sekolah. Hanya saja sekarang sedang les membaca dan yang lainnya di bimba.

"Bibinya udah Ajam suluh pulang," jawab Azzam yang kini meletakkan kedua tangannya didepan dada. Bukannya terlihat seperti orang marah. Ia malah bertambah imut dengan ekspresi kesal seperti itu.

"Loh kenapa disuruh pulang?"

"Ajam kesel. Bibi gatau apa klabby patty. Jadi suluh pulang aja."

Lagi-lagi Adena terkekeh mendengar Azzam sedang kesal pada pengasuhnya hanya karena tidak tau apa itu krabby patty.

"Yaudah, beli krabby patty-nya sama Kakak aja ya. Kakak ganti baju dulu, Azzam tunggu disini."

"Yeayyy, Ajam sayang Kakak," pekik Azzam merasa senang. Ia mencium sekilas pipi Adena sebagai tanda sayangnya.

Adena segera ke atas untuk mengganti pakaian. Ia tidak ingin membuat adiknya bertambah lapar karena menunggunya. Sesudah memoleskan sedikit liptint pada bibirnya, Adena menatap lekat bayangan dirinya dalam cermin.

"Pipi gue makin bulet aja," gerutu Adena sambil menekan-nekan pipinya kesal. Kesal karena terlihat tambah besar saja tiap harinya.

Adena selesai berpakaian. Ia tidak memakai baju yang mewah, toh hanya akan pergi untuk makan. Lagipula gadis ini adalah tipikal orang simple yang tidak suka memakai baju yang terkesan ribet seperti dress dan sebagainya.

"Azzam ayo pergi, udah lapar, 'kan?" Azzam mengangguk menghampiri Adena lalu menggandeng tangan kakaknya dengan senyum menggemaskan yang tak lepas dari wajahnya.

Melihat wajah bahagia Azzam itu sudah cukup bagi Adena untuk menghilangkan rasa prihatin pada adiknya. Bagaimana tidak? Orang tua mereka kecelakaan pada saat Azzam baru berumur 6 bulan. Bocah lucu itu hanya sebentar merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Jadi, Adena memutuskan untuk mengurus adiknya itu tanpa ada rasa terbebani. Ia ingin memberikan kasih sayang yang tidak adiknya dapat dari ayah dan bundanya.

 Ia ingin memberikan kasih sayang yang tidak adiknya dapat dari ayah dan bundanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Only Hope Love (Ekslusif di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang