Affairs IV

805 89 21
                                    


D'bagindas//Maafkan



D'bagindas//Maafkan

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.



"Maaf ku tlah menduakanmu, mencintai dia dibelakang kamu ~"



Affairs IV


Sakura sedang membersihkan diri setelah aktifitas panasnya dengan teman suaminya. Setelah kemarin ia melakukan 'itu' tadi juga lagi, aktifitas ranjang seolah dijadwal rutin oleh mereka setiap bertemu. Meski mereka tahu, terutama Sakura yang selalu dihantui perasaan bersalah setiap kali percintaan panas berakhir. Namun Sakura tak kuasa untuk menolak gejolak hasrat yang mampu membuatnya gila. Lagi dan lagi, terus menerus, setiap bertatap muka maka yang terjadi adalah permainan solid saling menumpahkan gairah yang menumpuk dosa.

Air yang membasahi tubuhnya terasa kurang untuk membersihkan diri dari kotornya tubuhnya yang telah rela membuka kaki untuk pria asing disaat suaminya sedang mengucurkan keringat untuk kebahagiaan keluarganya. Kotor! Teramat kotor hingga Sakura tak mampu untuk sekedar mengucapkan maaf pada bayangan suaminya.

"Sakura-chan!" Sakura tersadar saat sebuah suara yang sangat ia hapal diluar kepala masuk ke gendang telinganya. Berhalusinasikah ia?

Bunyi ketukan dari pintu kamar mandi membuat Sakura berjengit. 'Ya Tuhan!' Sasuke masih ada di atas ranjangnya, lalu suara tadi suara milik Naruto, apa cukup sampai disini rumah tangganya? Apa yang terjadi diluar sana antara Sasuke dan Naruto. Apa Sasuke telah mati dibunuh atau ... hanya babak belur saja? Tidak! Wajah kecewa ibunya yang mengguris hati terbayang dalam benaknya. Hancur sudah mimpinya untuk menjalani hidup sampai maut memisahkan bersama suami pilihan mendiang Ayahnya.

Tubuh Sakura bergetar, kakinya terpaku di lantai kamar mandi, butiran liquid bening terus meleleh melewati pipi dan berujung di dagu lancipnya cukup deras. Ini memang salahnya, ini memang dosanya. Sakura siap menerima hukumannya meski harus memberikan nyawanya ...

Pintu kamar mandi terdorong cukup keras, engsel pintu malang tersebut telah copot. Raut khawatir terpampang dari wajah pria yang mendobrak pintu. "Hime!!!"

Teriakan Naruto samar-samar terdengar di indera pendengaran Sakura, namun matanya berat untuk sekedar mengintip dari kelopaknya. Sakura terjatuh pingsan dalam dekapan Naruto.

Naruto datang sekitar satu jam yang lalu. Saat dia membunyikan bel rumahnya, tak ada sautan sama sekali meski bel telah ditekan beberapa kali. Akhirnya Naruto mendatangi rumah Mertuanya tak jauh dari rumahnya. Mebuki bilang jika Sakura sudah pulang sejak sore, ibu mertuanya juga bilang mungkin Sakura ketiduran karena tadi terlihat lelah saat pulang kerja.

Naruto pun kembali ke rumahnya, mengitari rumahnya, mencari pintu atau jendela yang mungkin lupa dikunci oleh Sakura. Suara desahan erotis sempat terdengar dari jendela ruang tengah yang berada di dekat taman samping. Naruto tak dapat melihat apa yang terjadi di dalam karena jendela itu tertutup gorden warna ungu pekat. Hati Naruto memanas, rahangnya mengetat saat suara kenikmatan Sakura terdengar cukup nyaring. Naruto tak punya pilihan, dia blingsatan mencari batu yang bisa memecahkan kaca jendela tersebut. Saat ditemukan batu itu langsung dihantamkan ke jendela, bunyi kaca terpecah terdengar cukup nyaring, mungkin sebentar lagi akan ada tetangganya yang datang karena bebunyian ini.

διήγημα - Díigima (Kumpulan cerpen)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant