Bagian 30

2.9K 258 2
                                    

Makan siang hari ini spesial buat gue, karena hari ini gue dan Zenzen enggak lagi makan sehat ala Zenzen yang dia buat tiap pagi. Hari ini gue dan Zenzen lagi ada diperjalanan sebuah restoran buat ngenjalankan misi buat nyingkirin target yaitu ibu Miranda. Setidaknya hari ini gue bisa makan enak, bukan masakan Zenzen enggak enak. Tapi you know lah, makanan diet itu gimana? No minyak, no garam, no micin, no MSG, intinya HAMBAR!

Sesampainya di restoran ternyata ibu Miranda udah nyampe duluan, Zenzen yang sedari tadi berjalan dihadapan gue segera menghentikan langkahnya dan berbalik ke gue dan meraih tangan gue dan mengenggamnya menuntun gue untuk berjalan bersamanya. Dari jauh gue ngeliat ibu Miranda yang tadinya tersenyum menatap Zenzen seketika senyumnya sedikit memudar saat Zenzen mengandeng gue.

"maaf ibu Miranda kami sedikit terlambat, tadi ada sedikit kendala di kantor" sapa Zenzen saat gue dan dia udah tepat dihadapa ibu Miranda

"it's okey, saya juga baru tiba kok. Silahkan duduk" pintanya ramah

"terima kasih, ibu Miranda perkenalkan ini kekasih saya Puput. Sayang kenalin ini ibu Miranda" ucap Zenzen yang memperkenalkan kami berdua

Gue segera mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dan dengan ramah disambut oleh ibu Miranda.

"Puput" gue memperkenalkan diri dengan senyum semanis mungkin

"Miranda, sialahkan duduk Puput" ucap ibu Miranda ramah

"terima kasih" jawab gue

Zenzen dengan sigab membantu gue menarik kursi buat gue duduk dan gue hanya membalasnya dengan senyum dan duduk perlahan. Tanpa sengaja gue melihat senyum ibu Miranda, senyum yang gue nggak tau kenapa terlihat aneh.

"jadi ini kekasih mu Dwi? Yang sedang ramai dibicarakan dan dari dulu coba kamu sembunyikan itu" tanya ibu Miranda saat Zenzen udah duduk dikursinya

"hahahahaha, ya begitulah" tawa Zenzen

"hari ini santai saja ya, tidak usah membahas masalah bisnis. Karena sekarang saya lebih penasaran dengan hubungan kalian. Bolehkan saya korek-korek sedikit tentang hubungan kalian Puput?" tanya ibu Miranda

Gue yang ditanya seketika menoleh ke Zenzen seolah meminta persetujuannya dan hanya dibalas dengan senyum oleh Zenzen.

"tentu saja ibu Miranda, lagi pula hubungan kami memang sudah terekspos jadi tidak apa-apa jika kami sedikit lebih terbuka pada orang lain tentang hubungan kami" jawab gue sopan yang tidak lupa dengan senyum manis

"kalian pertama kali bertemu dimana?" tanya ibu Miranda

"pertama kali kami bertemu itu saat masuk SD" jawab gue dengan senyum

"wow, jadi kalian ini bisa dibilang cinta monyet ya?" tanya ibu Miranda penuh rasa terkejut

"hahahaha, bisa dibilang Puput ini cinta pertama dan terakhir saya" jawab Zenzen dengan tawa sambil menggegam tangan gue yang sedari tadi ada diatas meja

"romantis sekali, saya semakin tertarik sama kamu Dwi" ucap ibu Miranda terang-terangan

Saat gue mau bertanya balik akan maksud perkataannya tadi, datang serang pelayan yang membawa nampan yang berisi pesanan ibu Miranda dan kami. Setelah itu ibu Miranda mengalihkan pembicaran dengan membahas yang lain. Sepertinya ada yang janggal dan aneh dengan ibu Miranda. Jika memang benar dia menyukai Zenzen dia bakal lebih akan memperlihatkan emosinya dengan ketidaksukaannya ke gue. Tapi ini kok enggak ya?

"oh iya, ibu Miranda selamat ulang tahun yang ke 52. Maaf saya terlambat memberikan selamat" ucap Zenzen

"wah, selamat ulang tahun ibu Miranda" ucap gue juga memberi selamat

"terima kasih, atas ucapannya" jawab ibu Miranda dengan senyum sumringah

"saya tidak menyangka umur ibu lebih matang dari pada wajah ibu. Saya pikir ibu masih berumur akhir 30-an. Apa sih rahasianya supaya awet muda?" tanya gue yang mulai kepo

"terima kasih, enggak ada rahasianya kok. Hanya makan sehat, olahraga teratur dan istirahat yang cukup, dan yang paling penting selalu bahagia" jawab ibu Miranda penuh bangga

Gue hanya manggut-manggut paham. Kalau buat tiga cara itu gue bisa lakuin dan sampai sekarang gue lakuin tapi buat cara yang terakhir selalu bahagia itu yang paling susah padahal itu adalah yang paling penting. Mana bisa gue selalu bahagia kalau tiap hari ada si Zenzen kutu kupret yang tiap hari tanpa absen selalu bakalan cari cara buat gue kesel dan enggak bahagia. Kayaknya mustahil buat gue bakalan jadi awet muda kalau masih ada Zenzen disekitar gue. Pasrah deh gue!

Misi dengan target ibu Miranda berakhir begitu saja, tanpa ada drama dan tanpa ada adegan penolakan, marah-marah dan sebagainya seperti target-target yang lain. Pertemuan kami diakhiri dengan ucapan ibu Miranda semoga langeng dan berlanjut hingga di pelaminan sambil berjabat tangan dengan senyum manisnya. Seperti ada yang janggal, ada yang aneh.

"Zen, misi ini udah selesai gitu aja?" tanya gue saat diperjalanan balik ke kantor

"gue juga enggak tau, kayaknya ibu Miranda punya rencana lain. Kita tunggu saja dan kita harus selalu waspada" ucap Zenzen serius

"rencana apa maksud elo?" tanya gue

"ibu Miranda itu ular dalam bidang bisnis, dia akan berbisa disaat yang tepat, licik penuh taktik, iblis yang bertopeng malaikat. Melihat karakternya dalam menegelola bisnisnya, jadi kita harus ekstra hati-hati bersikap dan berbicara pada ibu Miranda" terang Zenzen yang masih fokus menyetir tanpa melirik gue

"serem juga ya kalau gitu"

"jadi kita harus tetap waspada dan harus selalu bersikap sebagai sepasang kekasih. Karena mana kita tahu kalau kita lagi dimata-matai oleh orang suruhan ibu Miranda" wanti-wanti Zenzen ke gue dan gue hanya manggut-manggut paham



Bersambung



Yuhuuuuuuu....!! Bombom  dan Zenzen balik lagi...!!!

kasian Bombom ya enggak bisa awet muda karena  Zenzen...!!

anggap aja itu foto ibu Miranda

cantik ya.. ibu Miranda, jadi minder deh...!! enggak keliatan udah punya 2 ekor..!!

jangan lupa  kasih bintangnya ya...!! itu tuh disudut kiri Hp kamu...!!

yang banyak ya...!!

salam cium dari Zenzen...!! ^.^

Biggest Love for My Big Bombom (SELESAI)Onde histórias criam vida. Descubra agora