Chapter 22

1K 106 1
                                    

Camping

Setelah berlama-lama di perjalanan yang cukup panjang, akhirnya rombongan kelas 11 dan 12 beserta para guru itu pun sampai di suatu tempat yang cukup luas.

Tempat ini yang nantinya akan mereka pakai berkegiatan selama di alam terbuka.

Berbeda dengan acara camping biasanya, mereka bukan tidur di sebuah tenda, tapi di sebuah rumah kayu yang kokoh dan hangat. Rumah kayu itu memiliki jumlah yang cukup banyak dan memiliki model yang mengagumkan juga. Meski begitu, ukuran setiap rumahnya berbeda-beda. Ada yang luasnya cukup besar dan ada juga yang tidak terlalu/standar.

Semua murid yang turun dari bus, terheran-heran mengapa banyak rumah kayu yang berjajar mengelilingi lapangan hijau yang besar ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua murid yang turun dari bus, terheran-heran mengapa banyak rumah kayu yang berjajar mengelilingi lapangan hijau yang besar ini.

"Semuanya kumpul dulu!!" Teriak guru Ahn selaku ketua panitia pelaksana kegiatan cinta alam di tahun ini.

Semua murid pun langsung berbaris di lapangan dan berusaha tertib.

"Kalian pasti heran melihat rumah sebanyak ini di sekitar lapangan," guru Ahn bertanya.

"Jangan heran atau khawatir, rumah-rumah itu akan menjadi tempat kalian beristirahat selama kegiatan berlangsung. Karena sekarang sedang musim hujan dan hujan bisa datang kapan saja tanpa diundang, jadi pihak sekolah kita membuat rumah-rumah ini agar kalian bisa tetap nyaman dan aman. Son Hyein songsaenim..," Guru Ahn memberikan mic yang dia pegang pada guru Son yang merupakan wakil ketua pelaksana kegiatan sekaligus wali kelas Tzuyu.

"Ne. Setiap rumah akan diisi satu kelas. Itu untuk ukuran rumah yang standar. Tapi untuk yang besar, akan diisi oleh dua atau bahkan tiga kelas. Di dalam rumah sudah disediakan beberapa kamar, kamar mandi, ruang makan, dan juga ruang bersantai yang ada di lantai duanya. Pesan saya, jangan rusak rumah-rumah ini dan gunakan sebaik-baiknya segala fasilitas yang tersedia. Arrasseo??" Guru Son menjelaskan.

"Ne!!" Balas semua murid beriringan.

"Kalau gitu, kumpul dengan teman sekelasnya masing-masing! Kita akan mulai pembagian rumahnya," perintah guru Son.

Tanpa basa-basi, semua murid berpencar dari barisan untuk mencari rombongan kelas mereka. Memang selama berbaris tadi mereka tidak baris perkelasnya masing-masing.

Beda dengan kelas 11-1 dan 11-2, karena sejak awal mereka sudah berbaris perkelas, jadi mereka tidak perlu kesana-kemari untuk mencari teman sekelasnya.

"Cah! Aku berharap kita kebagian rumah yang standar saja," tutur Mina.

"Kau benar. Itu pasti akan sangat menyenangkan." Somi menimpali.

"Semua sudah berkumpul sesuai kelas??!!" Teriak guru Ahn. "Ne!!" Jawab mereka semua bersamaan.

"Tolong dengar baik-baik! Kelas 12-1, kalian masuk ke rumah nomor 1 disebelah utara lapangan yang berukuran standar. Kelas 12-2, masuk ke rumah nomor 2 di sebelah utara lapangan yang berukuran standar juga. Kelas 12-3, masuk ke rumah nomor 3 di sebelah selatan lapangan yang berukuran standar. Dan kelas 12-4, masuk ke rumah nomor 1 di sebelah timur lapangan yang berukuran besar."

The Moment of Youth•✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang