Chapter 6

3.2K 468 47
                                    

Naruto (Api Harapan) versi Wattpad dan PDF berbeda sedikit dan di PDF ada extra partnya walaupun hanya sedikit

_________________________

Sasuke memutuskan telpon itu secara sepihak, dia benar-benar emosi hanya karena mendengar suara Minato, ayah yang paling kejam di dunia ini menurutnya. Dia manusia tidak punya hati yang membunuh anaknya sendiri hanya karena masalah seperti itu, padahal anak itu lahir membawah berkah bukannya ke sialan, hanya karena orang tuanya lah yang bodoh dan menganggap bahwa anaknya membawa sial.

Sasuke menggeram kesal dan menghempaskan tubuhnya dengan kasar ke sofa, dia harus menenangkan diri dulu sebelum kembali menelpon Minato karena Naruto ingin sekali bertemu dengan ayahnya yang brengsek dan bajingan itu.

"Sasuke."

Sasuke menegakkan kembali tubuhnya dan melihat Naruto muncul di hadapannya dengan kepala tertutup tudung seperti biasa.

"Apa ayah mau bertemu denganku?" tanyanya lirih.

Sasuke terhenyak mendengarnya, gadis kecil itu ingin sekali bertemu dengan ayahnya, padahal ayahnya sudah memperlakukannya dengan sangat kejam, hati Sasuke terasa di remas oleh tangan kasat mata, ia tersenyum tipis kepada Naruto, "Aku akan mempertemukanmu dengan ayahmu." Katanya dan senyum di bibir Naruto segera terbit dengan lebarnya.

"Terima kasih, kau sangat baik!" serunya riang, Sasuke terkekeh pelan mendengarnya, ia menarik napas panjang lalu ia hembuskan perlahan. Ia kembali menekan layar ponselnya dan bersiap mendengarkan suara ayah dari gadis kecil yang saat ini berdiri di depannya dengan senyum lebar.

Tidak di angkat, ia telpon berulang kali tapi tetap dengan hasil yang sama. Mungkin Minato menganggapnya orang usil, ia pun mengirimkan pesan singkat saja dan semoga Minato membacanya.

oOo

Saya hanya ingin memberitahukan kepada anda, bahwa putri anda Naruto, merindukan anda dan ingin bertemu anda di Konoha di depan panti Kasih Ceria, besok malam.

U.S

Minato terdiam membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya setelah nomor dari orang tidak di kenali itu menelponnya berulang kali. Ini hanya pesan jahil atau memang serius? Pikirnya bingung.

Pria itu menyenderkan punggungnya di sandara kursi kerjanya, ingatannya berputar kembali belasan tahun silam, saat putri kecilnya itu menangis dan meminta ampun kepadanya. Minato masih sangat jelas mengingat ekspresi kesakitan Naruto.

Setetes air matanya mengalir karena penyesalan, bukannya ia tidak tahu dan menutup mata soal arwah putrinya yang bergentayangan di Oto tapi ia tidak ingin melihatnya lagi, itu akan sangat menyakiti dirinya semakin dalam, maka dari itu ia hanya diam dan tidak lagi menggugat lahannya di Oto. Ia membiarkan bangunan itu menua dan hancur dengan sendirinya, berharap putri kecilnya akan selalu ada disana, sesuai yang putri kecilnya inginkan.

oOo

Sasuke membuka pintu rumahnya dan terkejut saat melihat pendeta berdiri di depan pintu rumahnya dengan wajah datar.

"Bolehkah aku masuk? Tanyanya. Sasuke mengangguk kecil dan menyingkirkan tubuhnya dari depan pintu. Pria tua itu masuk dan duduk di kursi tamu, ia tersenyum kearah Sasuke, "Namaku Sarutobi." Katanya memperkenalkan diri.

Sasuke duduk berhadapan dengan pria itu, "Ada apa anda datang ke kediaman saya?" tanya Sasuke to the point.

"Apa Naruto sering datang kesini?" pria itu balik bertanya.

Sasuke terdiam untuk beberapa saat menatap pendeta itu intens, "Kenapa anda bertanya seperti itu?" tanya Sasuke.

"Tahun ini, arwah Naruto sering sekali muncul, padahal tahun-tahun sebelumnya, ia memang sering keluar tapi tidak pernah mengganggu, dan beberapa hari ini aku sering mendengarnya menjerit, menangis dan tertawa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Api Harapan [END Tersedia Versi PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang