3. Berjumpa dengan Kawan Lama

8.7K 525 5
                                    

Entah sudah berapa lama Lya tertidur lelap. Saat ia terbangun dan melihat suasana di sekitarnya, ia baru menyadari kalau ia sudah tertidur lumayan lama. "Hoaamm," Lya menguap sambil merenggangkan otot-ototnya.

Lya merasa tubuhnya sedikit lebih hangat daripada saat ia akan tidur tadi, "Eh, kok ada yang memasangkan selimut?" tanyanya heran setelah melihat selimut yang sudah terpasang di tubuhnya. Karena seingatnya, Lya tidak memakai selimut sebelumnya.

Tiba-tiba seseorang masuk ke kamarnya dan berbicara padanya, "Sudah bangun, ya?" tanya orang itu.

Lya terkejut melihat seorang gadis yang tiba-tiba berbicara dengannya, "Eh, iya... Kau kah yang menyelimutiku?" tanya Lya ingin tahu. Gadis itu tersenyum, "Iya. Karena tadi cukup dingin dan aku baru pulang dari akademi dan melihatmu tertidur tanpa selimut. Kau terlihat sangat kelelahan jadi aku tak tega membangunkanmu. Sepertinya kau baru sampai disini, iya kan?" jawabnya sekaligus bertanya.

Lya menunduk gugup, "Iya, kau benar. Terimakasih atas perhatianmu. Ehm, kalau aku boleh tahu, siapa namamu?" tanya Lya ingin tahu. Gadis itu tersenyum lagi saat mendengar Lya bertanya siapa namanya, "Namaku... Kau seharusnya sudah tau," jawabnya dengan senyum.

Lya mengernyit, "Eh, mengapa begitu?" tanya Lya heran. Lya merasa belum mengenali gadis di hadapannya ini. Bagaimana mungkin dia bisa berkata kalau Lya sudah mengenalnya dan mengetahui namanya?

Gadis itu tahu apa yang sedang Lya pikirkan, "Biar kubantu," ucapnya lalu mengarahkan tangannya ke kepala Lya. Lya terkejut melihat cahaya biru keluar dari telapak tangan gadis itu. Sontak Lya memejamkan matanya karena terlalu silau.

Gadis itu tersenyum dan bertanya, "Apa yang kau lihat?" tanyanya.

Lya merasa ingatannya kembali. Ia terkejut, gadis yang berada di hadapannya sekarang ternyata pernah bersamanya di bumi, "Aku merasa bernostalgia. Aku pernah melihat dia. Dia bersamaku di duniaku yang dulu. Dia.." tanpa sadar Lya berbicara sendiri.

Lya terkejut dan membuka matanya, "Dia? Kau? Kenapa kalian bisa..." tanya Lya kebingungan. Ia tidak percaya dengan semua yang ia lihat. Gadis itu tersenyum, kali ini senyumannya terlihat begitu bahagia. Dia terharu karena melihat Lya menyadari dirinya yang sebenarnya.

Mata Lya berkaca-kaca, "Ini kau, kau adalah dia? Ini... ini bagaimana mungkin?" tanya Lya hampir tak percaya. Gadis itu mengangguk dan matanya ikut berkaca-kaca, "Benar, itu aku. Kau tidak salah lihat." Jawabnya terharu. Ia membentangkan tangannya kepada Lya.

Lya menangis dan segera menyambut bentangan tangannya dengan pelukan erat. "Bagaimana kau bisa sampai di sini? Aku benar-benar tidak menyangka. Kukira aku tinggal di dunia aneh ini sendirian." Ucap Lya terisak. Gadis itu menepuk punggungnya lembut, "Tidak, dunia ini tidak aneh. Ini adalah bagian lain dari hamparan alam semesta yang luas. Orang sebaik kamu, bagaimana mungkin akan sendiri?" hiburnya tulus.

Lya melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya. Gadis itu tersenyum manis, "Baiklah, nanti akan kuceritakan semuanya. Sekarang sudah jam nya makan di akademi. Kau pasti sudah sangat lapar, ayo." Ajaknya lembut. Lya mengangguk dan menyambut uluran tangannya. Ia merasa sangat senang, sekarang ia punya teman.

Selama perjalanan ke kantin...

Lya melihat gadis di sampingnya ini sekali lagi, "Bagaimana aku bisa lupa tentangmu?" Tanya Lya tak habis pikir. Gadis itu tertawa kecil, "Itu biasa, Lya. Banyak orang yang masuk ke dimensi ini dengan kehilangan sebagian kecil ingatannya didunia" jawabnya.

Lya masih belum mengerti, "Kenapa bisa seperti itu? Memangnya, ini dunia apa? Dimensi apa?" tanya Lya benar-benar tidak tahu. Gadis itu menjawabnya dengan santai, "Nanti kau akan mengerti," jawabnya. "Aku berani bertaruh, kau bahkan lupa siapa namaku," tambahnya.

Lya cepat menunduk, "Hehehe, bagaimana kau bisa tahu? Aku sudah mengingatmu. tapi aku belum tahu namamu." Jawab Lya malu. Gadis itu tertawa kecil, "Baiklah, akan kubantu lagi." Ucapnya lalu melakukan hal yang sama seperti tadi. Lya kembali memejamkan matanya.

Flashback on

"Selamat ulang tahun sayang"

Banyak kue, permen, balon dan kado. Lya melihat banyak orang di sekitarnya. Lalu Lya melihat dua orang yang tidak asing baginya. Ya, itu adalah ayah dan ibunya.

Mereka yang hadir tersenyum saat melihat Lya kecil meniup lilin berbentuk angka 5 itu. Lya terlihat kesulitan saat meniup lilin, dan ia malu karena berulang kali gagal. Namun semua orang menyemangatinya. Hingga mereka semua bersorak gembira ketika Lya kecil berhasil meniup lilinnya. Doa pun dipanjatkan dan Lya kecil mengikutinya tanpa tahu maksudnya.

Jika dilihat kembali, semua itu terasa menggelikan. Ayah dan ibu menyuapi Lya kecil sepotong kue dan belepotan dimulutnya lalu ia difoto dalam keadaan seperti itu. Tapi Lya kecil lebih tertarik pada satu hal, sesosok wanita cantik yang saat itu ikut hadir di pesta ulang tahunnya. Ia ikut tersenyum manis melihat Lya kecil.

Lya kecil tertarik, dia mengambilkan sepotong kue untuk wanita karena dia pikir hanya gadis itu yang belum makan kue. Lya kecil berlari menghampirinya.

"Kenapa kau tak makan kue? Ini, makanlah... Semua sudah makan loh" kata Lya kecil. Gadis itu tersenyum, "Aku suka kue... Tapi aku lebih suka bahagiamu" ucapnya lembut.

Lya kecil itu mengernyit tak mengerti. Diam-diam semua tamu melihat apa yang sedang dilakukan Lya kecil. Tapi Lya kecil tak peduli. Ia menganggap dirinya sedang berbicara pada kawannya seperti biasa.

"Lya?" panggil ibu lalu menarik Lya kecil menjauh dari wanita itu. Lya langsung memberontak, "Ibu lepasin, anak itu belum dapat kue ulang tahun, bu" protesnya. Ibu Lya sungguh tak mengerti, "Anak yang mana? Semua yang disini sudah mendapat bagian kue, Lya." jawab ibu lembut.

"Anak perempuan itu yang belum dapat kue!" tunjuk Lya kecil ke sudut ruangan. Mereka langsung melongo, "Maksudnya apa ini?" tanya seorang anak laki laki teman sekampung Lya.

"Ehm... Sebentar lagi ada doorprize ulang tahun. Mari ambil nomernya ke saya" ajak ayah Lya mengalihkan perhatian.

Ibu tetap diam memandangku... Aku salah apa? Aku hanya ingin mengasih kue saja? Tidak masalah kan? Batin Lya kecil takut.

"Lya... Adakalanya tidak bisa semua itu dianggap rata. Ada yang pantas dan bisa diberi, ada yang tidak. Mereka yang tidak bisa dilihat oleh kebanyakan orang, tentu saja tidak bisa diberi. Suatu saat kau akan mengerti. Sekarang makan yuk. Ibu sudah masak makanan kesukaanmu" Ajak ibu.

Raut wajah Lya kecil langsung berubah senang, "Asiik... Ibu masak makanan kesukaan Lya!" Seru Lya kecil bahagia. Lya kecil segera mengikuti ibunya dan memakan masakan ibunya yang ia sukai. Melihat Lya sedang makan, gadis itu menghampiri Lya kecil.

Ia tersenyum manis ke arah Lya, "Aku tahu kau adalah anak yang tepat. Aku diberi tanggung jawab untuk menjagamu dan mengarahkanmu pada misi terbesarmu. Jadi, sekarang kau harus makan yang lahap dan tumbuh dengan sehat. Mulai hari ini aku akan selalu menemanimu." Ucap gadis itu lembut. Lya kecil mengangguk senang.

"Siapa namamu?"

Flashback off.


#Tbc

Indigo Academy (Proses Revisi)Where stories live. Discover now