Chapter 5

505 20 0
                                    

        Diperjalanan aku hanya memiliki waktu sedikit karna rumah nurul tidak terlalu jauh untukku, waktu bersama Nurul aku usahakan untuk tidak lama-lama berbasa basi. Berusaha keras aku mencoba untuk tidak nerfes didepannya pun sangat sulit. Ku tarik nafas panjang dan nurul sering melihat ke arahku.

Ntah dia heran mungkin melihatku selalu menarik nafas panjang dan cepat seperti orang terjangkit penyakit asma yang sudah kronis.

"Nurul, tadi pagi saat aku lewat depan rumahmu, aku tersenyum padamu. Kenapa kamu gak bales senyum ku?

Nurul hanya melihat ke arahku. Tanpa menjawab sepatah katapun, bisa jadi dia irit bicara. Diperjalanan aku bingung, apa ia benar-benar marah padaku. Bagaimana ini ya Allah.

Tak kusangka.. Ternyata kami sudah hampir sampai dirumahnya, dan aku masih belum mendaptkan jawaban darinya.

Ku beranikan diri untuk memberi tahunya bahwa aku akan pergi.

"Nurul, besok aku akan kemesir melanjutkan studiku di Al-azhar. Kuharap kita bertemu lagi"

Dia diam, dan hanya tersenyum padaku. Aku berusaha Husnuzhon padanya

"Yasudah aku permisi, sudah adzan Assallamualaikum"

"Waalaikumusalam"

Dari jauh aku seperti mendengar ia menjawab salam ku, pastinya, tidak mungkin salah. Karna wanita sholeha sepeti ia tau bahwa membalas salam itu wajib. Aku hanya tersenyum senang

       Setelah sholat dimasjid aku tidak langsung pulang, aku berniat bermalam dimasjid. Tapi apa ayah dan ibu tidak mencariku? ya aku rasa tidak baik membuat orang tua khawatir

****

N

urul POV

"Umi, tadi dapet salam dari ibu nya Gadel"

"Waallaikumusalam sayang"

"Nurul langsung ke kamar ya mi, mau sholat isya terus mau istirahat aja"

"Iya sayang, jangan lupa sholat, terus istirahatlah"

       Kurasa, apa aku mulai berlebihan menyikapi Gadel, sampai-sampai aku tidak menjawab semua pertanyaan nya tadi? Maaf kan aku ya Allah, aku hanya menjaga cintaku padamu.

Setelah sholat, aku berfikir benarkah Gadel akan melanjutkan Studinya di Al-Azhar. Bukan kah itu bagus. Universitas terkenal di kairo mesir.

Apa yang harus ku lakukan untuk meminta maaf padanya. Jika dia membenciku bukan kah Maha kasihku akan membenciku juga?

         Setelah pukul 21:00 seperti biasanya aku sudah ingin tidur, tapi kali ini aku merasa rasa ngantuk ku mejelma manjadi rasa gelisah.

"Apa ini? tidak biasanya bukan. lebih baik aku tidur, dan bangun setelah sepetiga malam"

****

Gadel POV

     Aku merapihkan semua pakaian ku, kulihat foto semasa kecilku bersama khaliq dan Nurul, aku juga memasukan foto tersebut kedalam koperku.

"Tok tok tok Assallamualaikum Mas" suara ayah memecahkan keheningan dipikiranku

"Waalaikumussalam yah, masuk aja, gak gadel kunci kok yah"

"Sudah dirapihkan semuanya? Siap kembali ke mesir? kalo pulang bawa mantu"

"Ah apa si yah, belum mau ngasih mantu gadel"

"Ahaha anak bujang ayah, besok ayah antar ke bandara, yasudah istirahat gadel. Biar besok fit"

"Siap komandan!"

"Dasar!" Ayah meninju perutku pelan

****

Nurul POV

       Tepat pukul sepertiga malam pasti aku bangun, saat aku terbangun kulihat handphone ku berdering. Ada nomor yang ku tak tau siapa, sudah 10kali iya menelpon ku sejak tadi malam. Kubiarkan saja handphone ku berdering.

Kulanjutkan niatku tadi untuk sholat tahjjud. Ketika aku ingin sholat, zainab menangis. Bagaimana ini. Bukan kah ada umi.

Saat aku sholat, umi memanggilku, bagaimana ini yaallah.. Ku perpendek sholatku
Aku tidak ingin dianggap durhaka oleh Umi.

Setelah selesai sholat, ku bereskan semuanya. Kemudia bergegas menuju kamar umi.

Ternyata zainab ingin bubur buatan ku. Ada-ada saja adik ku. saat tidur pun masih bisa memikirkan bubur

****

Gadel POV

          Ku sempatkan untuk sholat malam. Ketika itu sontak aku teringat akan Nurul

"Apakah harus kurayu engkau ya Rahman untuk menjodohkan ku dengannya?"

Ku luruskan niatku untuk merayu Allah setiap disepertiga malamnya.

"Yaallah semoga Nurul kelak jadi jodohku, jika belum baik, maka perbaikanlah untukku, jika sudah baik dekatkanlah ia denganku."

Kurasa perjuangaku untuk nya hanya bisa lewat rayuan ku pada rabb ku.

       Saat adzan subuh, ayah mengajakku untuk sholat di masjid tapi aku tak ingin, tetap saja ayah memaksaku untuk ikut sholat bersamanya.

Saat sampai di masjid aku lihat Nurul sedang berjalan menuju masjid, mungkin ia ingin sholat berjamaah.

Hanya ku lihat iya sebentar, dan kemudian ku berpaling darinya. Kali ini aku bisa berpaling dari nya ntah mengapa.

Setelah sholat subuh selesai, aku langsung pulang. Karna aku ingin bersiap-siap segera berangkat ke bandara. Ayah tidak pulang bersamaku, dia masih berada dimasjid.

Rayuan disepertiga malamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang