Chapter 16

291 15 0
                                    

Nurul Pov

       Khaliq dan aliya yang setia menemani ku dirumah sakit saat abi dan umi sedang pulang kerumah. Yah sebenarnya aku memang merasa sudah baikan, tapi abi dan umi tetap memaksaku untuk dirumah sakit.

"Nurul, aku permisi mau keluar sebentar, ada yang mau di beli. Kamu sama Aliya dulu gpp kan.
Aliya, abang titip nurul, jagain dia. Apa yang dibutuhin tolong siapin. abang mau keluar sebentar. Assalamuallaikum" Ucap Khaliq sambil meninggalkan ruangan ku.

"Waalaikumussalam" jawabku dan Aliya.

Aku berpikir bahwa Khaliq mulai sekarang seperti lebih tenang, lebih lembut. Aku senang dengan perubahannya sekarang, semoga sampai seterusnya.
Aku dan Aliya bercerita tentang masa kecil kami, Aliya paling suka saat aku menceritakan tentang Ghadel. Wanita ini seperti benar-benar mendambakan Ghadel.

"Mengapa sepertinya kamu sangat menyukai Ghadel? Apa yang kamu suka darinya?"  Tanyaku spontan.

"Ntah.. Aku menyukainya. emb.. tidak tau sejak kapan perasaan itu muncul, yang aku tahu ya perasaan itu timbul begitu saja"  Dia menjawab sambil melamun dan mengaduk-aduk makanan ku

"Lalu?"

"Aku menyukainya karna terlihat dari wajahnya bahwa dia lelaki yang baik, teguh pendiriannya, dewasa, sholeh, taat beribadah, tenang wajahnya. Hal yang jarang sekali dimiliki lelaki jaman sekarang ini" Kata Aliya sambil tersenyum

"Assallamuallaikum"

Salam dari Khaliq dan seorang perempuan berbadan kurus, tidak terlalu tinggi, dan tidak memakai hijab, dengan rambut yang berwarna warni, dari merah hingga ungu, Putih, kelihatannya bukan dari indonesia, Mengapa Khaliq mengajak perempuan yang tak ku kenal. Siapa dia? prempuan itu seperti perempuan kurang baik. Bukan tidak baik maksud ku. Tapi dia. ah.. begitulah.

"Nurul kenalin ini temanku dari Universitas indonesia. Dia dari Chicago, dia pindah ke indonesia karna ayah dan ibu nya tinggal disini"

"Hai. My name is Nurul, what's your name?"  Tanyaku sambil menjulurkan tangan untuk salam perkenalan.

"Rina Oktavira, you can call me with the name Rina. Saya bisa berbahasa indonesia. sedikit. so please understand if i speak indonesian mixed with english"  Dia mengatakan sambil tersenyum manis.

"Baiklah"

Aliya datang, kemudia dia terkejut melihat wanita itu.

"Siapa ini bang? pacar kamu? What?? Astaga!! demi apa kamu milih perempuan ini bang?"  Aliya sambil mengelus dada dia terus ber istigfar.

"Suttt.. Kok gitu sih aliya. Dia ini temen nya Khaliq, bukan pacar Khaliq" Sahut ku.

"Iya aliya ini kalo ngomong bukanya dicari tau dulu. Jangan asal ngomong"  Timpal Khaliq.

"Iya iya bang. iya maaf. kan aliya gak tau. aliya cuma spontan aja bilang gitu. maaf ya bang" Minta maaf aliya sambil menundukan kepalanya.

          Saat aliya meminta maaf pada khaliq. Tiba-tiba rina mendekatiku, ia bertanya apa dia bisa tinggal beberapa hari bersamaku. Karna ayah dan ibu nya sedang bertengkar hebat, dan dia tidak tau apakah mereka akan bercerai. Lalu aku meminta agar khaliq dan aliya keluar supaya aku dan rina bisa berbicara empat mata saja.
Aku tidak tau bisa atau tidak membantunya agar bisa tinggal beberapa saat dirumahku, dari niat ku sebenarnya aku ingin membantunya, tapi apakah abi akan menerimanya? Apa lagi dia tidak menggunakan jilbab.

Belum sempat selesai bicara dengan rina, tiba-tiba ada seseorang yang memasuki ruanganku....




Assallamuallaikum wr. wb.

Maaf ya udah jarang ngelanjutin chapter-chapter nya. Soalnya lagi sibuk belajar-_ udah kelas XII jadi mau fokus belajar, jadi sebisa mungkin kalo ada waktu pasti bakal di lanjutin buat chapter-chapter selanjutnya :)

Thank's for reading ❤🌵

Wasalamuallaikum wr. wb.

Rayuan disepertiga malamحيث تعيش القصص. اكتشف الآن