10. Calandra vs Liana

5.5K 593 45
                                    

Liana dan Rudi Hartawan baru saja menapaki kakinya di rumah sakit, di mana menantu kesayangannya saat ini sedang di rawat. Keadaan Elisa yang awalnya mereka dengar mengalami kecelakan ternyata menguak hal mengejutkan lainnya, menantunya itu ternyata mengidap kanker yang sudah menggerogoti tubuhnya.

Liana tidak kuasa menahan kesedihannya melihat kondisi Elisa saat ini.

"Maafkan Elisa Mi" lirihnya.

"Sudahlah sayang, kamu gak usah mikirin apa-apa sekarang, yang penting kamu harus segera sembuh" ucap Liana lembut.

Rudi Hartawan hanya menatap menantunya itu datar, dia kecewa setelah mendengar bahwa rahim Elisa harus di angkat, itu artinya Elisa tidak akan bisa memberikan keturunan untuk keluarga Hartawan.

"Papi cari udara segar dulu" Rudi Hartawan berjalan keluar.

Elisa merasa sedih dengan sikap Ayah mertuanya itu.

"Mami susul Papi dulu ya" pamit Liana.

"Kamu istirahat aja dulu ya, jangan terlalu banyak pikiran" ujar Damar ketika hanya tinggal mereka berdua di ruangan itu.

"Mas.." panggil Elisa ragu-ragu.

"Ada apa?" Tanya Damar.

"Apa tidak ada yang ingin Mas tanyakan padaku?" Elisa balik bertanya.

"Soal apa?"

"Tentang bayi yang aku kandung dulu. Mas sebenarnya tau kan kalau itu bukan darah daging Mas? Calandra sudah cerita tentang kondisi Mas. Kenapa Mas hanya diam saja? Apa aku segitu tidak berharganya hingga Mas tidak peduli tentang hal itu?" Tanya Elisa.

Damar menghembuskan napas kasar. "Menurutku kita impas karena itulah aku tidak mempermasalahkannya" jawab Damar datar.

"Maksud Mas?" Tanya Elisa tidak mengerti.

"Kamu tau kalau aku masih sangat mencintai Calandra meski aku telah menikah denganmu. Bahkan hingga saat ini pun hatiku masih sama, tidak berubah sedikit pun. Masih hanya dia yang ada di hatiku. Meski cara kita berbeda tapi kita sama-sama telah melakukan pengkhianatan. Aku mengkhianatimu dengan membiarkan wanita lain berada di hatiku dan kamu mengkhianatiku dengan bersama pria lain. Karena itulah aku merasa tidak berhak untuk marah ataupun menyalahkanmu" jelas Damar.

Mendengar Damar yang dengan gamblangnya mengakui cintanya untuk Calandra membuat hati Elisa sakit. Sembilan tahun sudah mereka tapi tidak ada sedikit pun celah di hari Damar untuk dirinya padahal Elisa sangat mencintai suaminya itu.

"Aku tidak pernah mengkhianati Mas. Itu hanya kekhilafanku semalam, karena rasa bersalahku itulah hingga akhirnya aku memutuskan untuk menggugurkan kandunganku" kata Elisa.

"Tetap sama saja, hanya cara kita yang berbeda" jawab Damar datar.

"Mas sudah bertemu kembali dengan Calandra, lalu apa yang akan Mas lakukan selanjutnya?" Tanya Elisa dengan jantung yang berdegup kencang.

Lagi-lagi Damar menghela napaa berat. "Tembok itu masih kokoh menghadangku" jawabnya menerawang.

Liana menyusul Rudi Hartawan setelah pria itu keluar dari ruang rawat Elisa.

"Papi kenapa bersikap seperti ini sih sama Elisa?" Tanya Liana.

"Mami lihat menantu pilihan Mami itu yang Mami bilang jelas bibit bebet bobotnya. Dia tidak akan pernah bisa memberikan kita keturunan" ucap Rudi Hartawan.

"Itu semua kan terjadi karena kecelakaan, Pi" bela Liana.

"Kecelakaan itu tidak ada hubungannya sama rahim Elisa" dengus Rudi.

ROAD MATE ✔️(DITERBITKAN)Where stories live. Discover now