2

20.7K 1.3K 27
                                    

'Sadar atau tidak nyatanya semua yang terjadi tidak akan bisa dirubah barang sekali. Bagai pohon yang telah hangus terbakar tidak bisa subur lagi.'

*****

Tara bahkan tidak menyadari bahwa kedua orangtuanya sedang berada di sampingnya. Tara yang terkejut langsung bangun dan menyeret tubuhnya yang lemah menjauh.

"Jangan dekati aku!" Teriak Tara saat kedua orangtuanya mendekatinya lagi.

"Jangan pernah menyentuhku lagi!" teriak Tara tidak perduli padangan ibunya yang iba--tetesan airmata tidak henti menangis. Bahkan ibunya bersujud di kakinya untuk mendapatkan maaf dari Tara

"Maafkan Bunda sayang... maafkanlah!" teriak Bunda dengan iba. Membuat Tara memandangnya dengan tatapan penuh kebencian.

"Jika aku memaafkanmu. Aku pasti akan melihat hal yang lebih gila dari ini? "teriak Tara dengan lantang. "Sejak kecil aku diam. Melihat gairah kalian yang meletup tajam," teriak Tara.

"Ayah lumpuh karena kesalahannya sendiri. Dalam kondisi di dalam mobil. Dia masih ingin bersetubuh dengan selingkuhannya?" gumam Tara.

"Aku menutup mata, kala melihat Bunda di gilir beberapa pria di sampingku. Aku pura-pura buta," gumam Tara sembari meneteskan airmatanya.

"Apakah kalian tidak sadar. Sikap kalian memghancurkanku! kalian penyebab aku hancur!" teriak Tara.

Plaaaakkkk

"Ayah... kau tega menamparku?" tanya Tara. Isakan terdengar bagai alunan pengiring duka yang bahagia.

"Jaga ucapanmu!" teriak Ayahnya.

"Apa?" tanya Tara.

"15 tahun aku menunggu kalian sadar. aku belajar memakai topeng baik-baik saja namun apakah kalian sadar?" tanya Tara dengan isakan.

"Kau pikir hanya kau yang terluka!" teriak Ayah.

"Sudah ayah. Dia anak kita," ucap Bunda berusaha menghentikan pertengkaran Tara dan Ayah.

"Baiklah... aku pergi!" teriak Tara dengan kekecewaan penuh.

Dengan langkah pasti, Tara memundurkan langkahnya. Hingga kakinya berada di bibir jurang, benar-benar berakhir. Tara tanpa rasa bersalah sedikitpun menjatuhkan dirinya masuk kedalam lubang hitam. Jurang tanpa bisa di ukur kedalamannya menjadi saksi bisu akhir kehidupan Tara yang penuh ketidak adilan.

'Aku bahagia, mati dengan usahaku sendiri!" ucap Tara dalam hati.

"Tara...!" teriak Bunda berusaha mencari keberadaan anaknya.

"Tara...!" teriaknya lagi.

"Apa yang telah jatuh kedalam jurang rahasia ini akan mati dan hilang. Dia tidak akan kembali walaupun kau menginginkannya." ucap Ayah Tara dengan santai.

"Ayah... Tara tidak boleh pergi!" teriak Bunda histeris.

"Dia telah memilih jalannya," gumam Ayah tanpa merasa bersalah sedikitpun.

LORD DEMONS Completed✔️Where stories live. Discover now