Tentang Ayana

30 5 18
                                    

Namaku Ayana, seorang gadis berusia 16 tahun yang hobi melukis. Aku mempunyai sahabat bernama Cetta yang mempunyai hobi dalam bidang fotografi, kami sudah bersahabat sejak SD, kami selalu bersama sejak SD,SMP, hingga kami sekarang sudah menduduki bangku SMA.

Cetta adalah salah satu di antara anak-anak famous di sekolah, Dia memang pintar untuk bersosialisasi. Cetta sangat digemari oleh anak-anak perempuan di sekolah ku karena selain pintar bersosialisasi, Dia juga pintar dalam bidang akademik, tidak jarang banyak perempuan yang terang-terangan mendekatinya. Entah dengan pura-pura meminta untuk belajar bareng dan masih banyak alasan lainnya untuk mendekati Cetta.

Aku, Ayana, sebagai seorang sahabatnya selalu menjadi alasan dia untuk menghindari perempuan-perempuan yang mendekatinya. Misalnya seperti ini, "Ay, bantuin gue dong, Risa ngejar-ngejar gue lagi nih.". Risa perempuan yang selalu gencar mengikuti Cetta walaupun sudah berkali-kali ditolak, dia tetap tak pernah menyerah.

Aku pun sebagai sahabatnya yang baik hati, dengan malasnya mengiyakan ajakan Cetta untuk membantu dia menghindar dari kejaran Risa.

"Iya, gue bantuin. Emang kenapa lagi sih, si Risa?"

"Yaaaa... biasalah. Pokoknya lo buat alasan apa kek nanti kalo si Risa ke sini."

"Iyaaa.... Udah tenang aja, gue udah handal ngurusin beginian. Pokoknya lo siap-siap aja paling bentar lagi si Risa kesini."

"Duh, emang ya Ay lo tuh sahabat terbaik gue. Makin sayang deh Cetta jadinya."

Sayang ya, yakin Cett?

Tidak lama kemudian, suara Risa mulai terdengar ditelinga kami, "Cetta, kok lo tinggalin gue gitu aja sih di perpus? Kan katanya kita mau belajar bareng." Tuhkan benar dugaan ku, Risa itu selalu ada di sekitar Cetta. Disitu ada Cetta, pasti ada juga Risa.

"Duh, maaf banget ya, Ris. Gue mau jalan sama Ayana nih. Gue lupa banget kalo gue udah janji sama Ayana duluan mau temenin beli alat lukis nya dia."

"Iya nih, Ris. Maaf banget ya, soalnya Cetta udah janji sama gue dari lama banget, kita juga udah lama banget ga jalan. Jadi, sekalian aja deh. Sorry banget ya Ris."

Dengan raut yang kecewa Risa berkata, "Yaudah deh kalo gitu. Dah, sampai jumpa besok Cetta calon pendamping hidup Risa." Risa pergi dan Cetta hanya menganggukan kepala.

"Ay, makasih loh bantuannya, gue traktir deh di café depan sekolah."

"Iya iyaa, santai aja Cet, kayak sama siapa aja sih."

"Yaudah yuk." ajak Cetta.

Ya, selalu seperti itu. Setiap dia meminta bantuan ku, setelahnya ia akan menraktir ku, entah itu di café depan sekolah atau di tempat lain.

Mungkin, sebagian orang mengatakan bahwa aku adalah perempuan paling beruntung di dunia karena aku adalah sahabat dari seorang Cetta. Mungkin aku bisa membenarkan pernyataan itu, karena sejujurnya aku juga merasa beruntung mempunyai sahabat seperti Cetta yang perhatian dan penyayang. Aku suka cara dia memperhatikanku dengan matanya yang indah itu.

Seperti saat aku sakit, ia akan datang ke rumah ku membawakan makanan kesukaanku, lalu dia akan menemaniku sampai aku tertidur, setelah aku tertidur ia akan kembali lagi ke rumah nya.

Setiap pulang sekolah kami selalu pulang bersama. Cetta mengantarkan aku terlebih dahulu ke rumah ku, lalu setelah itu ia pulang ke rumahnya. Terkadang jika kami ada kegiatan ekstrakulikuler, kami akan menemani satu sama lain. Seperti, jika aku ada jadwal ekskul melukis, Cetta akan menungguku sampai aku selesai. Begitu juga diriku, saat Cetta ada jadwal ekskul fotografi kesayangannya itu aku juga akan menunggu dia sampai selesai.

Tentang Ayana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang