Part 1 : Passed away

69 13 2
                                    

WARNING!!!
🚫TYPO BERTEBARAN🚫

Dengan kemampuan menyelinap yang dimilikinya, anak laki laki itu terus melompati tumpukan kardus bekas yang tersusun di gudang reyot itu. Dia melihat ada petugas kepolisian yang sedang berjaga, lalu menghampirinya.

"Siapa namamu anak kecil, kenapa kau bisa berada di sini?" tanya salah satu petugas polisi tersebut sambil menundukan tubuhnya menyamakan tingginya denganku.

"Sehun, Oh Sehun, aku tersesat karena sedang mencari kucingku yang hilang di sekitar hutan dekat sini" balas anak tersebut beralasan dengan wajah ketakutan. Tangis kehilangan sudah ia tahan kuat kuat.

"Baiklah, aku akan mengantarmu pulang, berapa umurmu?" tanya petugas itu lagi.

"Umurku 12 tahun" jawab sehun memaksakan senyumnya.

Untuk yang terakhir kalinya Sehun menengok ke belakang dimana gudang reyot itu berada. Tubuh ibunya mungkin sudah diangkut secara tidak layak. Sehun benar benar tidak bisa melihat jasad ibunya untuk yang terakhir kalinya lagi. Sekarang dia benar benar merasa kesepian.

"Ada apa nak, kenapa kau terus terusan melihat gudang itu? Jangan pernah bermain di dekat sana, itu daerah yang rawan kejahatan" komentar petugas sambil menggandeng tangan Sehun.

Sehun hanya mengangguk kecil. Perlahan lahan angin mulai berhembus, menyisakan hawa yang dingin yang menyelimuti kota Seoul.

"Naiklah" ucap petugas itu ramah kepada Sehun, membukakan pintu mobil patroli untuknya.

Sehun pov

Mesin mobil mulai dinyalakan dan mobil mulai melaju perlahan keluar hutan untuk menuju pemukiman di dekat hutan sini.

"Ah, tolong turunkan saja aku di gang dekat kantor pos itu tuan" pintaku pada polisi itu.

Tak lama mobil yang kutumpangi berhenti di gang dekat kantor pos, aku membiarkan petugas polisi itu turun mendahuluiku dan membukakan pintu mobil untukku. Aku pun turun dari mobil dan langsung mengucapkan terimakasih kepada petugas kepolisian itu.

"Terimakasih tuan, aku sudah merepotkanmu" kataku sambil membungkukkan badan.

"Ah, tidak masalah nak, ini sudah menjadi tugasku. Lain kali jangan main terlalu jauh ya" kata petugas kepolisian tersebut sambil mengelus puncak kepalaku.

Aku langsung berlari meninggalkan petugas polisi itu, menoleh sejenak sembari tersenyum seperti anak kecil yang polos, tapi nyatanya...

"Jangan berlari nanti jatuh, ucapkan salamku kepada orang tuamu nak...!!!" ucap petugas kepolisian tersebut sambil berteriak karena jarak kami yang sudah terlalu jauh.

Langkahku terhenti di depan sebuah rumah besar dan mewah yang jauh dari pemukiman warga. Setelah berlari cukup jauh akhirnya sampai di rumah. Dengan tergesa gesa aku melepas sepatuku, merapikan pakaian dan tatanan rambut layaknya anak yang baru pulang bermain dari lapangan.

Krekk...

Pintu terbuka secara tiba tiba, ternyata bibi Kim yang sedang tersenyum ramah kepadaku. Bibi kim adalah kakak dari ayahku, dia sudah lama membantu ayah dan ibu untuk mengurusku.

"Dari mana saja jam segini baru sampai rumah Sehun?" tanya Bibi Kim lembut kepadaku. Tangannya terlipat mencoba menasihatiku dengan cara yang lembut.

"Ah... itu... aku bermain dengan temanku di hutan, kami tak sadar hari mulai gelap karena sibuk mencari kupu kupu dan berakhir tertidur di rumah pohonku"

Bibi Kim hanya tersenyum

"Yasudah mandi sana. Setelah itu kamu langsung tidur ya" ucap bibi Kim singkat. Biasanya dia selalu menceramahiku tentang banyak hal jika aku pulang selarut ini. Wajah bibi yang terlihat sembab, dan kelopak matanya besar menjadi perhatianku.

"Baiklah" jawabku sambil tersenyum

Aku melepas bajuku dan menyalakan keran. Mulai sekarang kesedihan dari dalam hatiku tidak ada yang mendengar, kehilangan orang yang paling berharga bagi hidupku harus kurasakan di usia yang semuda ini.

"Ibu... " lirihku pelan, sambil mengusap kasar air mata yang mengalir bersama air di wajahku.

"Kenapa ibu harus membalas dosa dengan cara seperti ini, aku sangat menyayangi ibu, aku menerima ibu apa adanya" ucapku lirih, bayangan kenangan bersama ibu bermunculan kembali.

"Aku sangat merindukanmu"

Setelah mandi, aku berjalan menuju tempat tidurku. Aku melihat ada amplop di meja belajarku, segera saja aku membuka amplop itu dan membuka kertas yang ada di dalamnya itu.

To Oh Sehun

Ibu hanya ingin menyampaikan beberapa pesan untukmu. Jadilah dirimu yang sebenarnya, aku tahu kau lebih hebat dari ibu. Ibu juga tahu kau bukan anak biasa. Jangan pernah salurkan bakatmu ke jalan yang salah. Dan jangan pernah terjun kejurang yang sama sepertiku.
Aku mencintaimu

Your mother

Air mata menetes begitu saja membasahi pipiku, aku tidak percaya jika ibu bener benar pergi meninggalkanku. Rasanya, ibu masih ada di sini berada di sampingku dan memelukku dengan erat seolah olah ibu berkata
Tidak papa, kau akan baik baik saja.

***SEE YOU ON THE NEXT PART***

The Truth❌(Oh Sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang