Part 6 : The problem is finished

26 7 0
                                    

Suasana menghening secara tiba tiba setelah aku mengatakan hal tersebut, dan inilah saatnya aku menjadi pusat perhatian.

"Aku hanya ingin bilang kalau dia mungkin menyembunyikan sesuatu di ikat pinggangnya. Ah, dimana sapu tanganmu, kurasa jika seseorang yang sedang membersihkan toilet akan membawa sapu tangan atau yang lainnya. Oh, apa mungkin kau datang tidak untuk membersihkan toilet?"

Aku semakin menyudutkan sang pelaku, sorot mataku menatapnya tajam serta smirk yang menakutkan.
Wajahnya semakin pucat serta keringat yang mulai bercucuran dari dahi dan pelipisnya. Tangannya mengepal berusaha menahan diri dari amarah.

"Tuan, sudah kubilang kalau ini adalah kecelakaan kan bantah polisi yang masih dengan pendapatnya", aku hanya menatap sebal.

"Noona Saesong apa kau tidak curiga terhadap korban yang berdiam lama di dalam kamar mandi?" tannyaku sambil melipat tangan di dada.

"Awalnya begitu, tapi setelah mendengar seseorang menyiram di kamar mandi akau masih berfikiran kalau dia baik baik saja. Kemudian aku mendengar lampu jatuh dan teriakan seorang pelayan." Jelasnya dengan tenang

"Bukankah seseorang yang masih sadar bisa menghindari lampu yang terjatuh, kenapa kau bisa tahu kalau ada seseorang yang terluka, dan bukankah aneh jika korban tidak berteriak saat tertimpa lampu selidikku semakin dalam."

"Inspektur aku menemukan sapu tangan dengan kloform di dalamnya!" seru petugas polisi dengan semangat.

"Di toilet juga terdapa potongan kertas dengan selotip, mungkin ini adalah skenariomu lanjutku dengan berdehem sebentar dan melanjutkan dengan posisi sok cool" oh my god, ibu kau harus harus melihat Sehun-mu yang keren ini!

"Sesuai dengan perkiraanmu, korban pasti datang ke kamar mandi untuk membersihkan make upnya. Dan sebelum masuk kamar mandi kau lebih dahulu membekap mulut korban kemudian korban memberontak dan mencakar tanganmu. Lalu kau menempelkan kertas yang bertuliskan toilet rusak" Ungkapku engan santai dan para polisipun tercengang.

Aku mengambil nafas dan berjalan santai sambil memperhatikan sekitar dan mendekati sang pelaku. Secepat kilat aku menarik ikat pinggangnya

KLONTANG!!!!

Dia benar benat tidak menyadari pergerakanku. Dan sesuai dugaanku silet kecil jatuh dari ikat pnggang pelayan itu. Semua orang tercengang melihatnya, dan aku harus melanjutkan analisisku dengan gaya yang kubuat semakin keren ditambah barang bukti yang berserakan disekitarku.

"Di lukamu seharusnya ada serpihan kuku korban, kau mendudukan korban yang sudah pingsan di toilet tersebut. selanjutnya kau naik keatas untuk menyayat lampu dengan cepat, kakimu tersandung saat akan turun sehingga memar. Sepuluh menit adalah waktu yang cukup untukmu kan?"
Aku sebenarnya bukan orang yang tega mengatakan kebenaran seperti ini, walaupun pahit tapi ini adalah sebuah kejahatan. Lagipula aku sudah merasakan kebenaran yang pahit sejak masih kecil.

"Cukup!!! Ya, aku !!! aku pelaku yang sebenarnya, akulah yang sudah membunuhnya!!! Dia telah merebut segalanya dariku!!!" pelayan berteriak sambil menutup telinganya, seolah tak percaya semua kejahatannya mulai terbongkar.

"Dia telah merebut pekerjaanku, kukira aku tidak diterima di perusahaan karena kemampuanku yang kurang, tapi dia telah menghasut para penilai di perusahaan yang ingin ku masuki"

"Dia juga menghasut semua temanku sehingga aku tidak memiliki teman. Bahkan tunanganku yang akan menikah denganku membatalkan perikahan kami hannya demi wanita brengsek itu!!!"

Dan tanpa basa basi lagi para polisi segera memborgol tangannya dan membawanya ke mobil polisi. Kabar baik dari rumah sakit, korban bisa selamat setelah selesai dioperasi. Orang orang mulai membubarkan diri setelah mengetahui kebenarannya.

Orang yang telah merebut segalanya darimu memang tak pantas untuk hidup

Tapi tidak ada kaitannya jika harus membunuh seseorang, karena luka di dalam haiti akan terus membekas meskipun kau telah melenyapkan orang yang menoreh luka tersebut.

Aku mengaktifkan ponselku yang bergetar, dilayar tertera panggilan dari Bibi Soyeon

"Bibi ada kasus dsini, tapi tenang saja ini tidak ada kaitannya dengan sekolahku. Sampai jumpa"

Hari mulai gelap pengunjung kafe mulai sepi dan hanya ada beberapa polisi yng masih ada di sini.

"Argh, ini membuatku tidak makan siang" ucapku sambil melihat makananku yang sudah dingin.

"Nama kalian siapa? " tanya inspektur secara tiba tiba duduk di hadapan kami. Mengganggu pemandangan saja.

"Ah, maaf namaku Park Hyera dan ini Park Sehun dia saudara angkat saya. Maafkan dia mungkin dia tidak mau acara makan siangnya terganggu" jawab Hyera dengan anggun.

"Pelayan bisa ambilkan makanan lagi, empat porsi nasi goreng saja" seru inspektur. Sontak saja membuatku menatapnya dan membuat raut wajahku berbinar.

"Aku ingin berterimakasih atas analisis kalian, sebagai gantinya aku akan mentraktir makan kalian"

"Ngomong ngomong siapa nama orang tua kandungmu tuan Sehun, maaf jika menyinggungmu" tambah inspektur itu lagi.

'Hah, kenapa jadi membahas privasiku sih. Jelas jelas orang tuaku sudah kalian tembak mati delapan tahun silam'

Aku terdiam, memasang wajah melas bersandiwara bahwa aku dari keluarga yang menyedihkan.

"Orang tuaku sudah meninggal dalam kecelakaan pesawat terbang dan dinyatakan korban hilang" aku memasang mimik muka yang menyedihkan. Hyera kemudian menyenggol lenganku sambil tersenyum kepada inspektur polisi tersebut.

"Tapi kalan benar benar hebat sekali, maafkan aku yang sudah meragukan kalian" tutut inspektur tersebut.

"Ah santai saja, kami sudah biasa diperlkukan seperti ini" kataku sambil menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutku.

"Em, kalian mengingatkanku pada seseorang sekretaris polisi pusat sekarang, dia sangat baik, bijaksana dan sedikit ambisius" tutur inspektur tersebut setelah meminum lemon tea nya sambil mengamati wajahku.

"Siapa itu?" tanya Hyera yang pura pura penasaran. Padahal dia sudah tahu siapa.

"Oh Yeon Seok" ucap inspektur dengan singkat

Mendengar namanya langsung membuatku tersedak, Hyera langsung memberiku air minm dan menepuk nepuk punggungku.

"Ah, maafkan aku. Lanjutkan saja" ucapku sambil mengelap mulutku dengan tisu.

"Oh pria hebat itu ya, seperinya dia sudah menikah setelah menyelesaikan penjahat itu. Dan kalau tidak salah dia menikah dengan Song Mirae" lanjut polisi di sebelahnya.

Dan seketika aku hampir saja memecahkan secangkir teh

"Sehunah, apa kau baik baik saja?" tanya Hyera sedikit berbisik di telingaku, dan aku hanya membalasnya dengan anggukan saja.

"Oh, benarkah" tanyaku menetralkan suasana.

"Ya, mereka adalah keluarga yang sangat serasi "

Dasar brengsek, pria macam apa yang bisa menikah lagi setelah berhasil membunuh istrinya sendiri! Aku tak akan sudi memanggilnya ayah seumur hidupku lagi. Dan aku bersumpah Oh Yeon Seok aku tidak akan kembali padamu setelah kau menyayat luka ini lebih dalam.






***SEE YOU ON THE NEXT CHAPTER***

The Truth❌(Oh Sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang